Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Pengamen yang Terpilih jadi Anggota Legislatif

29 Februari 2024   04:50 Diperbarui: 29 Februari 2024   04:51 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok pengamen yang jadi caleg|dok. tangkapan layar Kompas TV

Komedian Komeng lagi jadi buah bibir banyak orang setelah kesuksesannya dalam Pemilu 14 Februari 2024 yang lalu. Dengan perolehan suaranya yang sangat tinggi, Komeng lolos ke Senayan.

Namun, Komeng bukan menjadi anggota DPR sebagai wakil rakyat yang berjuang melalui partai politik tertentu. Komeng memilih jadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Tepatnya, Komeng jadi anggota DPD-RI mewakili Provinsi Jawa Barat, karena Komeng ber-KTP Bogor, yang secara administrasi pemerintah masuk Jawa Barat.

Tanpa menyebar baliho, juga tanpa kampanya yang bersifat mengumpulkan massa, Komeng sangat beruntung karena fotonya di surat suara yang bergaya nyeleneh, gampang dikenal pemilih.

Mungkin karena pemilih tak mengenal calon-calon lainnya, akhirnya tanpa berpikir panjang, banyak pemilih yang mencoblos Komeng. Uhuy!

Ternyata bukan hanya Komeng yang beruntung. Di Wonogiri, Jawa Tengah, kisah seorang pengamen yang maju sebagai caleg untuk DPRD setempat juga menarik untuk disimak.

Kukuh Haryanto, demikian nama sang pengamen tersebut, berjuang di bawah bendera Partai  Demokrat, partai yang identik dengan mantan presiden SBY.

Dengan memanfaatkan aplikasi media sosial, Kukuh rajin mengunggah keahliannya bermain gitar dan suaranya yang lumayan merdu.

Begitulah cara Kukuh berkampanye yang berbuah manis, meraih suara terbanyak di Partai Demokrat Dapil 1 Wonogiri, seperti diberitakan Kilat.com (23/2/2024).

Dalam siaran berita salah satu stasiun televisi, terlihat mantan presiden SBY melakukan panggilan video dengan Kukuh. 

Tentu SBY gembira dengan pencapaian lelaki 37 tahun yang berambut gimbal itu dan lulusan salah satu SMK di Wonogiri tahun 2007. 

Telah belasan tahun Kukuh menjadi penyanyi jalanan, dan hampir dapat dipastikan nasibnya akan berubah setelah duduk di DPRD setempat.

Apa yang dilakukan Kukuh membuktikan bahwa jika mau berjuang, tak ada yang tak mungkin. Seorang pengamen pun tidak bisa dipandang dengan sebelah mata.

Memang, pengamen jadi caleg dan berhasil duduk jadi anggota DPRD mungkin sangat langka. Yang mengemuka di media massa baru sosok Kukuh di atas.

Tapi, pengamen yang kemudian sukses menjadi penyanyi atau musisi besar yang hidupnya berkecukupan, cukup banyak.

Ambil contoh seperti Via Vallen yang sekarang merupakan penyanyi papan atas Indonesia. Via mengaku sebelum terkenal, ia pernah jadi pengamen di lampu merah.

Kemudian, ada lagi nama-nama beken yang dulunya pengamen jalanan, antara lain Iwan Fals, Charly van Houten, Rian D'Masiv, Zaskia Gotik, dan almarhum Didi Kempot.

Ada lagi pengamen bernama Gally Rangga, yang kemudian berhasil bertransformasi menjadi pengusaha yang sukses, seperti diberitakan Kumparan.com (15/4/2020).

Gally sukses sebagai pengusaha sepatu beromzet Rp 200 juta per bulan, yang produk sneakers kulitnya pernah dibeli Presiden Joko Widodo.

Memang, Gally yang asal kota kembang Bandung itu, sejak mengamen pun sudah punya ketertarikan khusus dengan sepatu boot kulit, yang ternyata tidak banyak toko yang menjual.

Berbekal uang Rp 5 juta yang dikumpulkan dari hasil ngamen, Gally malah melakukan loncatan luar biasa menjadi produsen sepatu.

Kembali ke Kukuh Haryanto, kalau nantinya KPU mengesahkannya terpilih menjadi wakil rakyat, diharapakan ia berhasil menjadi penyambung lidah masyarakat kelas bawah.

Sebagai mantan pengamen, bukan artis parlemen, Kukuh tentu lebih gampang menyerap aspirasi warga kelas bawah, karena pernah lama merasakan denyut nadi kehidupan di lingkungan seperti itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun