Terlepas dari hal di atas, harus diakui bahwa jaringan ritel besar yang biasanya ada di mal-mal, telah lebih dahulu tutup.
Sebut saja misalnya gerai ritel yang dulu cukup lama berjaya, yaitu Matahari, Centro, Giant, Ramayana, dan Golden Truly.
Jadi, di kebanyakan mal, tidak hanya gerai buku yang sepi pengunjung, tapi juga gerai yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari dan pakaian.
Boleh dikatakan hanya gerai makanan yang masih lumayan ramai, serta bioskop khususnya pada hari libur.
Beberapa mal juga menyiasati dengan menyediakan aneka permainan untuk anak-anak, tapi jika jenis permainannya standar saja, juga tidak ramai.
Alasan pandemi membuat mal sepi sebetulnya sudah tidak relevan lagi, mengingat masyarakat sudah bebas bepergian ke mana-mana.
Perlu strategi baru bagi pengelola mal dan juga para tenant yang ada di mal, agar usaha mereka bisa tetap berkembang.
.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H