Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Barakallah Fii Umrik Rhoma Irama, Sang Musisi Sejati, Bukan Politisi

11 Desember 2021   18:00 Diperbarui: 12 Desember 2021   06:53 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rhoma Irama|dok. ANTARA FOTO/Kahfie Kamaru

Barakallah fii umrik, artinya kurang lebih "semoga Allah memberkahi umurmu". Istilah dalam bahasa Arab itu beberapa tahun terakhir ini sangat sering digunakan sebagai ucapan selamat ulang tahun pada seseorang.

Pada 11 Desember 2021 ini, seorang musisi sejati yang sangat melegenda, tepat berusia 75 tahun. Siapa dia? Nama aslinya Oma Irama, tapi kemudian menjadi Raden Haji Oma Irama atau biasa ditulis dengan Rhoma Irama.

Pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, tersebut merupakan putra dari pasangan Raden Irama Burdah Anggawirya dan Tuti Juariah.

Membentuk grup musik dangdut Soneta pada Desember 1970, Rhoma boleh dikatakan bermusik sepanjang hayat, makanya pantas disebut sebagai musisi sejati, dan bukan politisi.

Politisi? Ya, menelisik sejarah hidup "Si Raja Dangdut" itu, beberapa kali Rhoma tertarik terjun ke dunia politik, tapi beberapa kali pula menuai kegagalan.

Memang, popularitas Rhoma yang luar biasa, menjadi mengnet tersendiri untuk memasuki kancah politik. Paling tidak, dukungannya menjadi rebutan antar partai politik, atau antar calon presiden.

Waktu Orde Baru, pada pemilu 1977, Rhoma berkampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Entah karena faktor Rhoma atau tidak, pada pemilu 1977 tersebut, PPP unggul atas Golkar di Provinsi DKI Jakarta.

Akibatnya, penguasa ketika itu melarang Rhoma tampil di TVRI, satu-satunya stasiun televisi ketika itu. Tidak hanya itu, sejumlah konser Rhoma pun dicekal (liputan6.com, 24/4/2018).

Setelah pamit dari PPP pada 1987, Rhoma mulai muncul di TVRI pada 1988. Kemudian, Rhoma menjadi anggota MPR mewakili utusan golongan seniman dan artis pada 1993 hingga 1997.

Seiring dengan makin mesranya hubungan Presiden Soeharto dengan tokoh-tokoh Islam (antara lain dengan lahirnya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, lahirnya bank syariah, dan sebagainya), Rhoma mulai melunak pada pemerintah.

Bahkan, pada 1996 Rhoma bergabung dengan Golkar dan menjadi juru kampanye partai berlambang pohon beringin itu (tapi ketika itu Golkar tidak mau disebut sebagai partai) pada Pemilu 1997 (tirto.id, 11/12/2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun