Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bos Wanita Marah Besar, Gelas Melayang di Depan Mata

23 Mei 2021   14:31 Diperbarui: 23 Mei 2021   14:35 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. klikdokter.com

Laporan tanpa narasi itu, untuk posisi akhir Maret, Juni, September dan Desember, wajib diumumkan minimal pada 2 koran nasional. Bagi pembaca koran Bisnis Indonesia, Kontan, atau Investor Daily, tentu sering melihat iklan berupa laporan keuangan dari sebuah perusahaan jasa keuangan.

Alur penyusunan long form report dimulai dari beberapa staf bagian laporan keuangan yang menyusun draft. Tentu itu setelah mereka menghimpun data laporan keuangan dari seluruh kantor cabang yang diolah secara sistem. 

Kemudian draft tersebut diperiksa oleh Wakil Kepala Bagian Laporan Keuangan, dan selanjutnya diperiksa lagi oleh Kepala Bagian Laporan Keuangan.

Baru setelah itu ke meja saya sebagai Wakil Kepala Divisi Akuntansi. Ketika saya memeriksa, setiap halaman pada bagian kanan bawah sudah penuh dengan paraf pertanda sudah diperiksa oleh staf, wakil kepala bagian, dan kepala bagian.

Jika saya setuju, saya juga akan membubuhkan paraf di setiap halaman. Jika ada yang saya temukan kekeliruan, saya akan kembalikan ke kepala bagian untuk dikoreksi lagi.

Adakalanya karena terdesak waktu dan sudah percaya pada kepala bagian dan jajarannya, saya hanya memeriksa secara cepat saja, lalu membubuhkan paraf. 


Setelah saya memaraf untuk semua halaman, baru diteruskan ke Bu Voni selaku kepala divisi. Selanjutnya disampaikan ke Direksi. Adapun yang dikirim ke instansi luar, surat pengantarnya ditandatangani oleh Direksi, yang biasanya dilakukan Direktur Keuangan dan Direktur Utama.

Nah, sekarang tentang kesalahan saya. Suatu kali, pada laporan keuangan yang sudah diumumkan di media cetak, ternyata ada angka yang keliru. Kekeliruan tersebut ditemukan karena ada pertanyaan dari pihak luar ke Bu Voni yang meragukan akurasi angka pada pos tertentu.

Setelah diteliti ulang oleh Kepala Bagian Laporan Keuangan dan stafnya, ternyata betul, ada kekeliruan yang cukup fatal. Inilah yang membuat Bu Voni marah besar. Awalnya Bu Voni marah di depan para staf yang terlibat, kemudian baru saya dipanggil ke ruangannya.

Meskipun penyebab kekeliruan itu cuma pada satu pos saja, tapi akibatnya berpengaruh ke beberapa pos lain. Mau tak mau harus dibikin ralat di koran yang sama. 

Ralat tersebut ditulis dalam satu kotak kecil karena hanya berisi pos-pos yang keliru saja, dengan menjelaskan apa yang tertulis sebelumnya, dan angka apa yang seharusnya tercantum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun