Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tetap Selfie, Cara "Menikmati" Banjir Masa Kini

21 Februari 2021   11:15 Diperbarui: 21 Februari 2021   13:04 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
selfie saat dievakuasi (dok. brilio.net)

Hari Sabtu (20/2/2021) seharian saya berdiam diri di rumah saja. Padahal, awalnya saya dan istri berniat berbelanja rutin dua mingguan ke sebuah pasar swalayan langganan. 

Namun, dari berita yang disiarkan sebuah stasiun televisi, saya mendapat informasi bahwa banyak sekali lokasi di Jakarta dan sekitarnya yang terkena banjir. Prakiraan cuaca yang dibacakan penyiar televisi berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Sabtu itu masih akan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

Dan memang, pagi itu di sekitar kediaman saya di kawasan  Tebet, Jakarta Selatan, hujan masih turun, meskipun tidak terlalu lebat. Maka, saya dan istri sepakat tidak jadi ke pasar swalayan.

Lagipula, saya melihat stok makanan atau kebutuhan harian lainnya masih ada. Kalaupun ada beberapa jenis barang yang dibutuhkan, toh bisa dipesan secara daring.

Sambil menonton tayangan berita di layar kaca, sebagian di antaranya membuat saya miris melihat rumah-rumah yang hanya kelihatan atapnya serta jejeran mobil yang tenggelam, saya teringat dengan beberapa orang famili saya yang tinggal di Jabodetabek. Bagaimana ya nasib mereka?

Satu persatu saya japri, menanyakan bagaimana kondisi mereka, apakah baik-baik saja? Dari 8 keluarga yang saya hubungi, 2 keluarga mengalami banjir yang parah, 3 keluarga kena banjir di halaman rumah, dan sisanya tidak terkena  banjir, seperti juga yang saya alami.

dok. bipol.co
dok. bipol.co
Pada salah satu keluarga yang parah tersebut, saya dapat kiriman foto-foto di rumahnya dan jalanan di depan rumah. Terlihat kursi yang sebetulnya juga sudah dipindahkan ke tempat yang tinggi, tapi masih disambar air, serta ada foto kulkasnya yang "berlayar".

Sedangkan jalanan di depan rumahnya, sudah mirip sungai. Rumah-rumah tetangga terlihat bagian di sekitar atap atau yang berlantai 2, hanya terlihat lantai atasnya saja. 

Selanjutnya saya bertanya ke famili tersebut, apakah ia akan mengungsi? Ia mengatakan akan tetap di rumah, karena bisa tinggal di lantai atas. Ia juga menjawab bahwa stok makanannya masih cukup, ketika saya bertanya tentang apa yang dibutuhkannya.

Akhirnya chatting saya dengan famili yang merupakan saudara sepupu saya itu, saya tutup dengan doa agar air segera surut, dan ia sekeluarga tetap sehat walafiat.

Adapun satu keluarga lagi yang juga mengalami banjir parah, memilih untuk mengungsi di masjid. Tapi, saya tidak dapat cerita yang lengkap, karena hapenya tidak aktif lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun