Sayangnya, baik Oi Rancak maupun Rancak Bana, mulai meredup bisnisnya sejak krisis moneter 1998 lalu. Keduanya mati pelan-pelan dan sekarang sudah tidak eksis lagi.Â
Ali dan Badu sesekali masih bertemu, saling bertegur sapa sekadarnya. Tapi, sesungguhnya, Ali, dan juga istri dan anak-anaknya, masih menyimpan kebencian dalam hatinya kepada Badu.
Begitulah, bisnis dengan teman mungkin terasa nyaman ketika tahap masih merintis, masih sama-sama menderita. Tapi, setelah sukses, justru masalah mulai muncul. Kecemburuan sering menjadi sumber, juga berbagai tindakan dari teman yang dianggap tidak etis atau melanggar kesepakatan yang sayangnya dilakukan tidak secara tertulis.
Sebaiknya, seseorang yang akan memulai usaha, mengikuti sepenuhnya ketentuan perizinan dari pemerintah. Apalagi sekarang katanya sudah dipermudah oleh instansi terkait, pungli seperti zaman dulu sudah berkurang.
Jika memang harus bekerjasama dengan teman, bila perlu cari seorang yang mengerti hukum untuk membuatkan perjanjian tertulis yang mengikat kedua belah pihak. Segala macam hak dan kewajiban, juga hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dituangkan dalam perjanjian itu.
Mungkin pada awalnya kedua belah pihak merasa sungkan, apalagi bila yang bekerjasama itu sudah menjadi teman akrab dari dulu. Masak teman akrab dicurigai. Tapi, memang begitu yang banyak terjadi, ketika sudah sukses dan masing-masing pihak dipengaruhi oleh keluarganya, keinginan untuk menguasai sendiri dan menyingkirkan teman mulai muncul.Â
Untuk itulah perlu berpahit-pahit dahulu dengan membuat perjanjian seperti dijelaskan di atas. Bisnis adalah bisnis, jangan campur aduk dengan pertemanan. Jika tidak ingin nilai persahabatan rusak, janganlah asal berbisnis dengan teman.Â