Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Bos yang Perfeksionis dan Workaholic Ingin Tahu Kelemahannya

30 Maret 2021   00:01 Diperbarui: 30 Maret 2021   12:00 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bos workholic (Sumber: shutterstock.com)

Anehnya, setelah beberapa kali mencoret, adakalanya beliau tanpa sadar memilih kalimat seperti yang saya tulis di draft yang tadi telah dicoretnya.

Hal lain yang melelahkan saya, si bos punya aturan tidak tertulis, bahwa staf tertentu yang sering dicarinya (saya masuk kelompok ini), tidak boleh pulang sebelum beliau pulang. Celakanya, beliau sering pulang pada pukul 9 malam. Padahal, jam kerja sebetulnya hingga pukul 5 sore.

Sebetulnya, banyak pengetahuan yang saya dapat dari si bos, tidak hanya menyangkut bidang tugas, tapi juga soal kepribadian, etika pergaulan dengan atasan, atau dengan rekan kerja. Tapi, hal itu baru saya rasakan di kemudian hari, saat karier mulai menanjak.

Di lain pihak, saya menduga akhirnya si bos juga menyadari bahwa cara beliau "menyuntikkan" semangat ke anak buahnya, serta juga gaya perfeksionisnya, mengandung kelemahan di mata anak buah.

Dugaan saya itu terbukti ketika suatu kali si bos ini membagikan secarik kertas ke semua anak buahnya, dan meminta masing-masing orang menuliskan kelemahan si bos sebanyak-banyaknya. Tak perlu menuliskan nama, sehingga si bos tidak akan tahu siapa menuliskan apa.

Namun, tetap saja saya tidak berani dengan gamblang menuliskan kelemahan si bos. Sewaktu saya bertanya ke teman-teman lain, mereka juga takut-takut, karena selama ini tidak terbiasa mengkritik si bos.

Ilustrasi bos perfeksionis (dok. hidayatullah.com)
Ilustrasi bos perfeksionis (dok. hidayatullah.com)
Akhirnya yang saya tulis hanya kalimat bersayap. Misalnya untuk mengatakan agar beliau tidak sering lembur, saya hanya mengatakan agar lembur dilakukan pada hari-hari tertentu saja, terutama bila ada laporan yang harus diselesaikan mendekati deadline. 

O ya, tugas utama divisi akuntansi adalah menyiapkan laporan keuangan perusahaan. Jadi, puncak kesibukan itu harusnya hanya pada setiap akhir bulan dan awal bulan saja.

Padahal, sesungguhnya saya ingin menuliskan bahwa beliau itu lembur bukan karena ada pekerjaan yang mendesak, tapi karena memang "gila kerja" atau istilah kerennya workaholic. Ya, sikap perfeksionis beliau mungkin karena workaholic, atau gara-gara workaholic, jadi seorang yang perfeksionis. 

Seminggu setelah itu, pak bos ini dipindahkan menajdi kepala divisi bisnis. Dugaan saya, si bos mulai mendeteksi, bila ia tak disenangi anak buah di divisi bisnis, bisa-bisa target omzet bisnis dari direksi tidak tercapai. Jadi, beliau ingin mengubah gaya kepemimpinannya.

Jelaslah, daftar kelemahannya di atas akan digunakannya untuk bahan koreksi diri di tempat kerjanya yang baru. Hanya saja, dugaan saya dengan gaya yang kurang demokratis yang diterapkannya selama ini, akan sulit memancing suara yang jujur dari anak buahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun