Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jika Timnas U-22 Rebut Emas SEA Games, Indra Sjafri Layak Melatih Timnas Senior

9 Desember 2019   18:00 Diperbarui: 9 Desember 2019   18:01 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi laga final cabang olahraga sepak bola SEA Games usai, di mana Indonesia akan berhadapan dengan Vietnam untuk memperebutkan medali emas, pelatih Indra Sjafri tidak malu-malu lagi menyatakan ambisinya buat melatih timnas senior.

Indra diberi target oleh PSSI untuk mempersembahkan medali emas di SEA Games kali ini, hal yang telah 28 tahun tak pernah lagi diraih timnas Indonesia.

Hanya saja format sepak bola di SEA Games telah berubah. Sewaktu Indonesia memperoleh medali emas di SEA Games 1991 yang juga diadakan di Manila seperti saat ini, yang ikut adalah timnas senior.

Namun sejak 2001, sepak bola SEA Games meniru aturan yang berlaku di Asian Games dan Olimpiade, yakni dikhususkan bagi pemain berusia di bawah 22 tahun.

Hanya saja bila di Asian Games, tim U-22 boleh disisipi 3 pemain senior, di SEA Games hanya memperkenankan disisipi 2 pemain senior.

Di timnas Indonesia U-22 sekarang, dua pemain senior yang dipilih oleh Indra Sjafri adalah Evan Dimas, pemain klub Barito Putera, dan Zulfiandi dari klub Madura United.

Pencapaian timnas U-22 sekarang lebih baik ketimbang dua tahun lalu saat dipegang pelatih bergaji mahal asal Spanyol, Luis Milla, yang hanya mampu mempersembahkan medali perunggu di SEA Games Kuala Lumpur.

Terlepas dari hasil final yang berlangsung Selasa malam (10/12/2019), apakah akan menambah pundi-pundi medali emas kontingen Indonesia, atau hanya dapat medali perak, Indra Sjafri tergolong berhasil membuat permainan timnas U-22 enak ditonton.

Permainan bola-bola pendek mengalir lancar dari kaki ke kaki dan diselingi umpan panjang dengan memanfaatkan lebar lapangan. Kecepatan para pemain sayap juga menjadi modal untuk mengacak-acak daerah pertahanan lawan.

Evan Dimas, pemain yang dulu bersinar saat menjadi kapten timnas U-19 tahun 2013 yang juga dilatih Indra Sjafri, kembali menemukan sinarnya sekarang. Padahal di level klub atau di timnas senior, kebintangan Evan mulai meredup.

Indra adalah sosok penemu bakat terpendam dari kegiatan blusukannya ke berbagai pelosok. Selain Evan yang anak Surabaya, temuan Indra yang paling menonjol adalah Egy Maulana Vikri yang berasal dari Medan.

Indra sendiri tidak terkenal sewaktu masih jadi pemain bola, karena tidak pernah memperkuat timnas. Ia hanya sekadar pemain gelandang di klub perserikatan PSP Padang.

Karena PSP tidak berkompetisi di Divisi Utama di dekade 1980-an ketika diperkuat Indra, otomatis ia tidak dikenal di pentas sepak bola nasional.

Namun ketika akhirnya Indra memutuskan berhenti jadi pegawai Pos Indonesia, dan total sebagai pelatih sepak bola, ia sangat serius dan rajin ikut berbagai pelatihan. Sertifikasi pelatih dalam berbagai strata pun diperolehnya.

Ketika jumpa pers seusai mengalahkan Myanmar di partai semifinal SEA Games Manila, Indra meminta wartawan agar memuat pernyataannya yang siap bila diminta menjadi pelatih timnas senior.

"Coba cek, tak ada pelatih yang mengalami proses selengkap saya," kata Indra. Maksudnya ia telah berhasil mempersembahkan berbagai gelar juara saat memegang timnas U-16, U-19, U-22, dan sekarang berpeluang menyabet emas SEA Games bersama timnas U-22.

Hanya timnas senior saja yang belum pernah diembannya. Lagipula sekarang PSSI sedang mencari pelatih timnas senior setelah dipecatnya Simon McMenemy. 

Ada dua nama yang digadang-gadang dan akan dipilih salah satu untuk pengganti Simon, yakni Shin Tae Yong asal Korea Selatan atau kembali mengontrak Luis Milla. 

Bahkan kabar terbaru, Ruud Gullit, pelatih asal Belanda yang sebelumnya sukses pula sebagai pemain timnas Belanda, juga sedang didekati PSSI.

Bila PSSI bisa mengakomodir keinginan Indra, tentu tidak perlu melanjutkan negosiasi dengan para pelatih asing di atas, yang pasti gajinya jauh di atas Indra. 

Masalahnya, layakkah Indra Sjafri dipromosikan jadi pelatih timnas senior? Menggunakan pelatih lokal punya keuntungan tersendiri karena sudah mengenal karakter pemain dan budaya sepak bola nasional. 

Sedangkan pelatih asing selalu punya kendala dalam beberapa bulan pertama untuk memahami karakter dan budaya lokal, di samping masalah bahasa yang belum tentu pas saat diterjemahkan penerjemah.

Tapi unsur kemampuan teknis kepelatihan, dianggap menjadi keunggulan pelatih asing. Nah, sekiranya Indra dianggap sudah mumpuni dalam teknik kepelatihan, tentu layak dicoba.

Saat memegang klub Bali United, prestasi Indra memang tidak begitu menonjol. Namun bila medali emas SEA Games berhasil diraih, artinya kemampuan Indra juga sudah meningkat, mengingat Vietnam dan Thailand yang sudah lebih maju, berhasil ditundukkan.

Degan kerangka tim yang merebut emas SEA Games (bila menang di laga final) ditambah sisipan beberapa pemain senior selain Evan dan Zulfiandi, timnas Indonesia punya prospek yang cerah. Dan bila masih ditangani Indra Sjafri, pantas diberi target untuk menjuarai Piala AFF 2020.

Timnas U-22 tidak bisa disebut remaja lagi. Usia 22 adalah usia matang bagi pemain bola, dan sangat layak mendominasi timnas senior. 

Justru kalau timnas kebanyakan pemain berumur di atas 30 tahun, kondisi fisiknya tidak siap bermain selama 90 menit. Itu yang menjadi salah satu faktor kegagalan tim yang dilatih Simon baru-baru ini.

Baik, akan bagaimana nasib Indra Sjafri, pelatih yang religius tapi juga terkesan sombong karena terlalu percaya diri ini, kita tunggu saja. Yang penting rebut dulu medali emas SEA Games.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun