Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kenali Tipe Anda dalam Menghadapi Risiko Investasi

29 Juli 2019   14:50 Diperbarui: 29 Juli 2019   14:52 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.eturbonews.com 

Dalam pelajaran ekonomi dijelaskan bahwa pendapatan seseorang akan digunakan buat keperluan konsumsi, menabung, dan berinvestasi. Tapi ini tentu bentuk ideal karena kenyataannya banyak orang yang untuk konsumsi saja terpaksa berutang karena pendapatannya tidak cukup, sehingga masih belum memungkinkan buat menabung atau berinvestasi.

Namun sebetulnya bagi mereka yang berutang, sepanjang termasuk utang yang sehat, tidak menjadi masalah, bahkan bisa berinvestasi dari utang tersebut. Contohnya, mereka yang meminjam kredit kepemilikan rumah dari sebuah bank dengan cicilan pokok dan bunga yang tidak memberatkan karena tertutup dari penghasilan bulanannya, tentu sangat membantu. 

Apalagi kalau rumah tersebut disewakan dan penerimaan sewanya lebih besar dari kewajiban yang harus disetorkan setiap bulan ke bank, ini termasuk pengutang yang cerdas. Sedangkan utang yang tidak sehat apabila digunakan untuk konsumsi yang sifatnya bukan memenuhi kebutuhan hidup, tapi hanya melampiaskan hasrat untuk menaikkan gengsi. 

Saya bersama keluarga telah berusaha sedisiplin mungkin tidak berutang untuk keperluan konsumsi. Kredit saya yang pertama kali di bank adalah untuk pembelian rumah yang saya nilai sebagai investasi. Sedangkan untuk membeli kendaraan roda empat, saya tahan-tahan sampai tabungan saya dan istri mencukupi, itupun hanya cukup untuk membeli mobil bekas. 

Tidak ada perasaan malu bagi kami meskipun kemana-mana naik kendaraan umum sampai usia kami berdua di awal 40-an tahun. Padahal teman-teman sekerja saya yang usianya relatif sama, telah sekian lama  wira wiri pakai mobil.

Dalam membeli barang pun saya lebih nenekankan pada fungsi dan daya tahannya, bukan mereknya, bukan juga harus barang impor. Bahkan bila untuk barang yang saya incar tersedia produksi dalam negeri, saya akan memilih yang dalam negeri, tentu bila kualitasnya tidak begitu jauh bedanya dengan barang impor.

Belakangan sewaktu kehidupan kami sekeluarga makin membaik karena ada tabungan dan hasil dari investasi, kami juga terjangkit "penyakit" gemar berwisata. Tapi lagi-lagi kami lebih sering menyambangi destinasi dalam negeri.

Saya pernah menikamti betapa indahnya Raja Ampat, Ternate, Ambon, Pulau Komodo (sekadar menyebut beberapa contoh), meski biaya transportasi dari Jakarta yang harus saya keluarkan lebih mahal ketimbang melancong ke Singapura, Malaysia atau Thailand. Ada kepuasan batin bila saya bisa melihat langsung pelosok tanah air kita yang amat luas ini.

Penakut dan Gampang Curiga

Baik, saya akan paparkan bagaimana cara saya berinvestasi, sehingga hasilnya sangat membantu, tidak saja bagi kehidupan kami sekeluarga, tapi juga bisa membantu sanak saudara atau kerabat yang memerlukan bantuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun