Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menakar Peluang Thailand dan Vietnam Menembus 8 Besar Piala Asia

19 Januari 2019   15:30 Diperbarui: 19 Januari 2019   15:54 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuai agenda pada babak 16 besar Piala Asia 2019 yang belangsung di Uni Emirat Arab (UEA), dua wakil Asia Tenggara akan ketemu lawan tangguh. 

Thailand akan menghadapi China, dan Vietnam melawan Yordania. Kedua pertandingan tersebut dijadwalkan berlangsung Minggu, 20/1 mendatang.

Babak 16 besar memakai sistem gugur. Artinya yang kalah langsung tersingkir, dan yang menang melaju ke babak 8 besar atau perempat final.

Maka mau tak mau pertandingan harus menghasilkan tim yang menang. Jika dalam waktu normal skornya imbang, dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. Jika masih imbang, berlanjut lagi dengan adu penalti.Dalam sistem gugur, jelas tidak semata-mata kemampuan teknis bermain bola yang menjadi faktor penentu, tapi juga faktor mental dan semangat juang. 

Untuk ukuran Asia Tenggara, Vietnam dan Thailand sudah terkenal dengan mental bertanding yang tangguh. Tapi untuk melawan negara lain yang lebih diunggulkan, faktor mental tersebut perlu lebih ditingkatkan.

China dan Thailand sama-sama berstatus runner up di grupnya masing-masing. Namun berkaca pada hasil di babak penyisihan, China meraih 6 poin dari hasil dua kali menang dan sekali kalah. Kekalahan China terjadi saat menghadapi salah satu favorit juara, Korea Selatan.

Sedangkan Thailand hanya mengumpulkan 4 poin dari sekali menang, sekali seri, dan sekali kalah. Kekalahan diderita Thailand justru dari tim yang tidak diunggulkan India, dengan skor yang tidak tanggung-tanggung, 1-4.

Kekalahan dari India membuat Federasi Sepak Bola Thailand meradang dan langsung memecat pelatih asal Serbia, Milovan Rajevac. 

Untungnya meski setelah itu Thailand hanya dilatih Sirisak Yodyardthai yang tadinya asisten Milovan, mental bertanding anak-anak negeri gajah putih justru meningkat pesat.

Jika mental tersebut mampu ditingkatkan lagi saat melawan China, pasti tak gampang China memenangkan laga. Meskipun harus diakui pelatih China Marcelo Lippi adalah nama besar yang pernah menorehkan sejarah emas dengan membawa Italia menjuarai Piala Dunia 2006.

Liga China pun juga kualitasnya di atas Liga Thailand, karena kemampuan finansialnya yang luar biasa sehingga mampu membawa pemain top dunia bermain di China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun