Timnas U-19 kembali ke pangkuan pelatih Indra Sjafri. PSSI seperti "menelan air ludah sendiri", Â karena kembali memanggil Indra setelah empat bulan yang lalu memecatnya dan menyerahkannya kepada Bima Sakti, asisten pelatih di timnas U-23.Â
Sekarang beban berat untuk meloloskan Indonesia ke Piala Dunia U-20 di Polandia tahun depan ada di pundak pelatih berdarah Minang tersebut. Agar target tersebut tercapai, timnas harus masuk empat besar dalam ajang Piala Asia U-19 yang akan berlangsung pada bulan Oktober tahun ini.Â
Meskipun di Piala Asia, Indonesia bertindak sebagai tuan rumah, tidak menjamin prestasi timnas U-19 bakal cemerlang. Apalagi dalam pembagian grup, Indonesia masuk Grup A bersama Qatar, Uni Emirat Arab, dan Taiwan.
Taiwan memang kurang terdengar prestasinya, tapi melawan dua negara lainnya yang sama-sama dari Timur Tengah, jelas butuh perjuangan berat.
Patut diingat, Qatar pernah menjuarai Piala Asia U-19 di tahun 2014. Demikian pula Uni Emirat Arab, adalah juara di tahun 2008. Indonesia tercatat juga pernah juara, tapi itu terjadi sudah lama sekali, di tahun 1961.
Ironisnya, Qatar kemungkinan besar akan memainkan putra Indonesia asal Aceh, Andri Syahputra, yang sudah berdomisili di Qatar sejak beberapa tahun yang lalu. Andri di tahun 2017 lalu dipanggil ikut seleksi timnas U-19 oleh Indra Sjafri, namun menolak karena ingin membela Qatar.
Agenda terbesar Egy Maulana Vikri bersama teman-temannya di timnas U-19 memang di ajang Piala Asia tersebut. Namun sebelumnya di bulan Juli, gengsi Indonesia di kancah sepak bola usia remaja di Asia Tenggara akan dipertaruhkan dalam turnamen Piala AFF U-18.Â
Dalam turnamen Piala AFF, Indonesia juga bertindak sebagai tuan rumah. Berbeda dengan Piala Asia yang menggunakan stadion di Jakarta, Bekasi, Cikarang, dan Cibinong, Piala AFF hanya dilangsungkan di Sidoarjo dan Cibinong. Indonesia bermain di Sidoarjo dan masuk grup neraka besama juara bertahan Thailand, Vietnam, Singapura, Filipina dan Laos.
Namun, Sidoarjo diharapkan kembali bertuah seperti yang diraih Evan Dimas dan kawan-kawan, dengan menjuarai turnamen yang sama di tahun 2013, setelah mengalahkan Vietnam di partai final melalui drama adu pinalti.Â
Menarik membandingkan timnas U-19 era Evan Dimas dan era Egy Maulana sekarang. Sama-sama dilatih oleh Indra Sjafri dan sama-sama bertanding di Sidoarjo, namun Indra kali ini punya waktu yang amat terbatas setelah sempat dipisahkan 4 bulan.
Dulu Evan dan kawan-kawan belum ada yang berstatus sebagai pemain di klub profesional, sehingga Indra leluasa melakukan pemusatan latihan jangka panjang. Bahkan Indra membawa anak asuhnya melakukan tur nusantara untuk beruji coba sekalian menacari pemain baru yang pantas masuk timnas.