Mohon tunggu...
Irwan Harianja
Irwan Harianja Mohon Tunggu... wiraswasta -

Jika hari ini ada kata bijak, hari ini pula kita berlaku bijaksana. Jangan tunggu esok sebab hari ini juga hidup kita harus menuai kebajikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Obama(-nya) Indonesia

23 Mei 2014   06:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia tentu Indonesia, tidak serta-merta menjadi Amerika. Karakter Indonesia adalah karakter yang terbangun atas dasar tipologi-demografis Indonesia itu sendiri. Akan tetapi, dalam proses pembentukan karakter jati diri, Indonesia adalah bangsa yang bisa saja dipengaruhi oleh tipologi-demografis bangsa lain. Ketika Indonesia berdiri, Indonesia harus memandang bangsa lain. Setidaknya, hal ini penting mengukur diri, bercermin untuk menyikapi diri: layakkah sebagai bangsa yang bermartabat atau tidak?

Indonesia bergejolak. Tentu, kalimat inti ini kurang pas tersuarakan dalam nuansa berbangsa saat ini. Bukan hanya karena pengaruh suhu politik yang memanas, melainkan juga "udara" politik itu sendiri memang lagi "membara" memengaruhi karakter bangsa. Bangsa ini akan menjadi buas apabila "bara" itu hilang kendali. Suasananya: akankah arena pemilihan presiden kali ini berbuah kemenangan?; kemenangan bangsa menjadi berdaulat penuh atas penguasaan diri? Jika Jokowi-Jusuf Kala bermartabat dalam takhta kekuasaan, betulkah martabatnya berpihak kepada kebangsaan yang membawa perubahan? Lalu, jika Prabowo-Hatta menjadi "pengantin" berbahagia yang menjadi sosok pelindung bangsa ini, akankah kebahagiaan itu melingkupi perubahan dari bangsa yang pada saat ini terburai kemiskinan?

Obama tidak termungkiri sebagai ikon perubahan. Obama-perubahan telah berhasil mengubah Amerika, setidaknya dalam pengendalian diri Amerika sebagai penguasa. Amerika telah berfatamorgana menjadi bangsa adikuasa, namun mempunyai "sosok" peduli terhadap bangsa lain--setidaknya itu yang muncul pada permukaan nalar demokratis. Obama yang sederhana, lahir dari nirkebangsaan-terpandang, bahkan dari ras yang awalnya termarjinalkan menjadi obama-perubahan yang mendunia. Lalu, setelah Obama "lengser' beberapa waktu yang akan datang, ikon perubahan akan berubah jadi apa?

Susilo Bambang Yudoyono, untuk saat ini, sebagai presiden adalah sosok yang lihai mengendalikan bangsa. Patut kita syukuri, untuk sepuluh tahun terakhir ini, bangsa ini bisa berdiri kokoh tanpa ada gangguan kedaulatan yang berarti. Bahkan, yang santer saat ini pula, dalam menyikapi gejolak politik, berbagai pihak "berbisik-bisik" menyanjung kelihaian SBY dalam mengendalikan Partai Demokrat, bersekukuh dalam jati diri dalam kancah politik yang menyeramkan. Lalu, dalam hitungan bulan ke depan, SBY akan "lengser" pula: apa yang akan terjadi selanjutnya? Akankah muncul "Obama(-nya) Indonesia" yang mampu membawa perubahan?

Indonesia adalah Indonesia yang tidak harus berubah menjadi Amerika. Akan tetapi, Indonesia perlu bercermin kepada demokrasi Amerika yang manusianya rukun dalam perbedaan, kaya dalam penguasaan ilmu dan teknologi, dan (yang satu ini) setia dalam berbangsa. Siapa pun pemimpin Indonesia nanti, jadilah "Obama(-nya) Indonesia" yang membawa perubahan terhadap bangsa ini. Jadilah pemimpin yang setia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun