Mohon tunggu...
IR WANDI
IR WANDI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang menang akan dicari yang kalah punya kawan sejati

Yang menang akan dicari yang kalah punya kawan sejati

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Visi dan Misi Calon Kepala Daerah

21 Oktober 2020   13:54 Diperbarui: 21 Oktober 2020   14:07 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Timbul dan tenggelamnya matahari di ufuk timur dan pantai barat seolah seperti roda yang sedang berputar. Setiap  gerak perputaran itu terjadi  semakin dekat alamat yang dituju. Begitu pula kiranya waktu pelaksanaan pemilihan kepala daerah.  Siang berganti malam, malam bertemu dengan pagi, pergantian dan pertemuan itu semakin mendekatkan kita kehari  pemilihan kepala daerah. Pesta demokrasi yang kita  tunggu-tunggu, disitulah harapan dan impian akan dibangun pondasinya. Segala harapan akan ditumpangkan kepada pasangan yang dicoblos.

Bukan emas permata, atau uang berbilang yang kita minta, tentu uang mereka sudah habis untuk mencetak baliho atau membantu operasional kampanye. Segala bentuk visi dan misi sebagai janji kampanyelah yang kita tagih. Sebab memilih calon selain melihat kpribadian mereka, kita sangat berharap kepada visi dan misi mereka. Di visi dan misi tersebutlah sebagai pondasi awal kemajuan daerah akan dimulai.

Pesisir Selatan dari segi historis merupakan daerah rantau Minangkabau, masyarakatnya adalah turunan daerah darek. Masyarakat yang menjunjung tinggi nilai adat dan agama Islam. Pemimpin yang akan dipilih tentu diutamakan mereka yang telah matang secara adat dan menjalankan syari'at-syari'at agama.  

Matang secara adat bukanlah mereka yang bergelar datuk, sebab roman Siti Nurbaya menggambarkan kurang eloknya perangai Datuk Maringgih. Selain itu trauma tambo yang bercerita tentang mengungsinya Mandeh Rubiah ke daerah Banda Sapuluah, merupakan buah dari kekejaman dari Tiang Bungkuak orang besar juga di dalam adat. Matang beragama bukanlah mereka yang bergelar ustadz atau haji. Kurang apa Snouck Hurgronje, namun kedalaman ilmu agamanya hanyalah untuk mengelabui masyarakat tentang agama. Di masyarakat Minangkabau syara' mangato adat mamakai, kalau agama sudah restu adat akan mengikutinya.

Bergelar datuak tentu merupakan kelebihan tersendiri bagi lelaki ditengah adat, namun datauak sebagai ninik mamak adalah orang yang pandai dengan anak kemenakan dan masyarakatnya. Datuak atau penghulu bukanlah orang yang memerintah dengan arogansi, tapi dia adalah orang yang memerintah dengan hati. Bergelar ustadz atau seorang ulama tentu sangat didambakan. Ulama itu adalah orang yang menunjuk ajari umat dengan dalil agama. Bukan ulama yang mencari-carikan dalil agar berkuasa.

Kepala daerah di tengah masyarakat Pesisir Selatan bisa diumpamakan seperti seorang penghulu. Kepada beliau masyarakat akan mengadukan berbagai keluh kesah kehidupan. Bisa diumpamakan juga seorang ulama yang akan memberi pencerahan bagi kaumnya. Haram hukumnya bila telah terpilih membedakan kasih dan sayang pada masyarakat banyak. Masih ada waktu untuk mengamati visi dan misi, masih ada waktu mengingat janji-janji, masih ada waktu untuk melihat kekurangan-kekurangan negeri. Fastabiqul khairat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun