Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Langkah Bertahap Menuju 100 Persen Cakupan: Program Makan Siang Gratis 3T

28 Februari 2024   13:45 Diperbarui: 28 Februari 2024   13:46 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tahap awal, prioritas diberikan kepada daerah 3T, yang seringkali menghadapi tantangan besar dalam hal akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.

Langkah ini sesuai dengan semangat inklusivitas dan keadilan sosial yang menjadi landasan pembangunan di Indonesia. Namun, tahap awal ini juga merupakan ujian bagi kemampuan pemerintah dalam mengelola distribusi dan logistik program secara efisien dan merata.

Dalam pandangan banyak kalangan, langkah bertahap adalah pendekatan yang rasional. Hal ini memungkinkan pemerintah untuk secara sistematis memperbaiki dan menyesuaikan program sesuai dengan dinamika dan perubahan yang terjadi di lapangan.

Di samping itu, tahapan-tahapan tersebut juga memberikan kesempatan bagi evaluasi dan perbaikan terus-menerus, sehingga kesalahan dan hambatan yang muncul dapat segera diatasi sebelum mencapai skala yang lebih luas.

Namun, pelaksanaan program makan siang gratis ini tidaklah mudah. Selain menyangkut masalah anggaran yang besar, tantangan terbesar terletak pada kesiapan sistem distribusi makanan gratis.

Kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia di tingkat lokal akan menjadi faktor penentu keberhasilan program ini. Tanpa sistem yang efektif dan transparan, risiko terjadinya penyalahgunaan dan ketidakmerataan dalam penerimaan manfaat sangat besar.


Untuk itu, perlu adanya investasi yang signifikan dalam memperkuat infrastruktur logistik dan manajemen program di tingkat lokal.

Selain itu, pasokan bahan makanan juga menjadi perhatian utama. Sebagai contoh, persediaan telur harus dipastikan memadai dan berkelanjutan, yang memerlukan kerja sama erat antara pemerintah dan para peternak ayam.

Ketidakstabilan pasokan dapat mengganggu kelancaran program dan mengakibatkan ketidakpuasan di antara para penerima manfaat.

Lebih dari sekadar program sosial, program makan siang gratis ini juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan.

Pengeluaran sebesar Rp 460 triliun untuk program ini memiliki potensi untuk memperkuat daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan peternakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun