Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Kolonial: Pusaka Berbicara dalam Sunyi Sejarah

6 Desember 2023   16:44 Diperbarui: 6 Desember 2023   16:46 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Antara Sejarah dan Identitas: Pengaruh Kolonial dalam Kehidupan Sehari-Hari

Peninggalan kolonial tidak hanya terlihat dalam bentuk fisik, tetapi juga telah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah salah satu jejak paling nyata yang masih terasa hingga saat ini.

Bahasa Belanda yang dulu menjadi alat komunikasi pemerintahan dan perdagangan, sekarang telah menjadi elemen campuran dalam bahasa Indonesia.

Beberapa kata dan frasa masih melekat, membawa kita pada nostalgianya suatu masa yang telah berlalu.

Perubahan Sosial: Dampak Kolonialisme terhadap Struktur Masyarakat

Dalam sunyi sejarah, kita juga mendengar suara perubahan sosial yang diakibatkan oleh kolonialisme Belanda.

Sistem tanam paksa, redistribusi tanah, dan pembentukan kelas sosial baru adalah sebagian dari rangkaian perubahan yang membentuk masyarakat yang kita kenal saat ini.

Melalui perubahan ini, tercipta struktur sosial yang menciptakan kesenjangan dan ketidaksetaraan, yang masih kita rasakan dampaknya di berbagai aspek kehidupan.

Melacak Identitas: Pusaka yang Terlupakan dalam Karya Seni dan Budaya

Seni dan budaya juga memiliki peran penting dalam menyimpan jejak kolonial Belanda.

Lukisan, sastra, dan musik menjadi wadah ekspresi untuk melukiskan realitas hidup pada masa itu.

Karya-karya seni tersebut tidak hanya menggambarkan konflik dan ketidakadilan, tetapi juga menciptakan narasi identitas dan perlawanan terhadap dominasi kolonial.

Menelusuri karya seni dari periode tersebut membawa kita pada perjalanan spiritual dan emosional melintasi masa lalu yang gelap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun