Mohon tunggu...
Irvan Rahardjo
Irvan Rahardjo Mohon Tunggu... Komisaris -

Lahir di Semarang, Jawa Tengah. Ingin selalu ber interaksi dengan sesama berbagi pengalaman dan pengetahuan agar bermanfaat bagi kemajuan bersama membangun peradaban masyarakat yang maju,berahlak dan terbuka.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jelang Debat Capres KEDUA

14 Juni 2014   14:39 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:46 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelum debat capres I 9/6/2014 yang lalu saya mengingatkan capres -cawapres agar tidak emosional defensif , terkait tema sensitif" Demokrasi , Pemerintah bersih dan Penegakan Hukum".

Hasilnya Prabowo satu ronde emosional defensif , dua ronde tidak tepat menjawab dan empat ronde normatif makro konsepsional. Jokowi menjawab eksekusi mikro operasional. Prabowo tertolong Hatta dengan elaborasi detail. Jokowi tertolong JK dengan pengalaman dan ketegasan.

Menyaksikan debat capres pertama yang lalu , menjadi jelas beda tegas dengan temperamental , beda konsep dengan resep konkrit, beda orasi dengan eksekusi , beda omong besar dengan kerja besar. Menjadi jelas , beda tegas dengan agresif . Menjadi jelas , beda pasangan capres cawapres yang mengartikulasikan AKAN melakukan dengan pasangan yang mengartikulasikan SUDAH melaksanakan.

Ronde ke ronde dan nilai debat capres dengan skala 0- 100 menurut penilaian saya adalah sebagai berikut :

Ronde 1( 6'): PS (normatif konsepsional); JKW ( spesifik operasional). 70:90

Ronde 2 (5'): PS (tidak tepat menjawab ); JKW (substantif operasional). 50;85

Ronde 3 (4'): PS (normatif retorika ); JKW (tegas terobosan baru) . 70:90

Ronde 4 (4'): PS (normatif ) ; JKW (konkrit -tegas) .70;95

Ronde 5( 1'): PS (emosional); JKW (konkrit) . 55:90

Ronde 6( 4'): PS (tidak tepat menjawab);JKW (spesifik konkrit) . 60:90

Ronde 7 (4'): PS (normatif) : JKW (istri & ibu penting) . 70:95.

Keseluruhan seperti dinilai oleh banyak media cetak dan social media , debat capres pertama yang lalu Jokowi-JK unggul atas Prabowo-Hatta. Harian The Jakarta Post mengambil judul 1-0 untuk Jokowi-JK.

Prabowo - Hatta bicara pada tataran hight context- makro- konsepsional . JKW-JK bicara pada tataran low context - mikro – operasional . Keduanya dibutuhkan oleh bangsa ini dan keduanya saling melengkapi , bangsa membutuhkan kedua gaya pasangan tersebut . Namun ironi bahwa kontestasi memisahkan dan menghadap-hadapkan mereka

Debat capres besok tema " Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial " saya mengingatkan capres -cawapres yang mengusung konsep ekonomi sama yaitu Ekonomi Kerakyatan agar tidak mengumbar janji jargon dan retorika yang tidak realistis dan filantropis. Hindari jargon ultra nasionalisme dan retorika anti asing , janji janji nasionalisasi investasi asing yang akan menimbulkan masalah hukum internasional kelak dan tidak realistis dilaksanakan di era globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia saat ini.

Rakyat akan menilai capres demikian sloganistis dan tidak realistis. Seperti slogan Macan Asia yang jauh panggang dari api ketika segala kebutuhan dasar dan pokok di impor ( termasuk kuda di impor ) . Sedangkan semangat Macan Asia harus dimulai dengan kemandirian di segala bidang termasuk tidak mengimpor kebutuhan dasar dan pokok yang harus dapat dipenuhi di dalam negeri. Jokowi agar tidak mengabaikan sektor formal industri dengan tidak memberi perhatian berlebih pada sektor informal.

Prabowo Hatta mempunyai agenda membangun perekonomian yang kuat , berdaulat , adil dan makmur ; melaksanakan ekonomi kerakyatan; membangun kembali kedaulatan pangan , energy dan sumber daya alam; meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan melaksanakan reformasi pendidikan ; meningkatkan kualitas pembangunan social melalui program kesehatan, social, agama , budaya dan olahraga; mempercepat pembangunan infrastruktur ; menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup;

Jokowi –JK mempunyai Sembilan agenda prioritas yang disebut Nawa Cita. Di bidang ekonomi agenda Jokowi-JK adalah meningkatkan kualitas hidupp manusia Indonesia ; meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sector sector strategis ekonomi domestic ; melakukan revolusi karakter bangsa ; memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi social Indonesia ( Kompas 22/5/2014 ).

Debat akan dipimpin oleh Prof. Ahmad Erani Yustika dari Universitas Brawijaya ( 41 tahun ) . Dosen Universitas Brawijaya Malang ini pernah meraih penghargaan sebagai dosen terbaik dan ter produktif menulis buku pada Universitas Brawijaya Malang . Ahmad Erani dikenal sebagai ekonom yang mempunyai perhatian yang mendalam pada Ekonomi yang berlandaskan Pancasila.

Ahmad  mengisi banyak aktivitasnya dengan banyak menulis termasuk untuk berbagai media massa Indonesia seperti surat kabar dan majalah nasional. Tercatat sudah 500 artikel beliau dipublikasikan termasuk berbagai jurnal ilmiah dalam bidang ekonomi baik dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Untuk mengembangkan dirinya, berkat beasiswa dari GTX dan DAAD, Erani melanjutkan studi S2 dan S3 di universitas Gottingen di Jerman, dimana beliau memperoleh gelar MSc pada tahun 2001 dan 2005 untuk gelar doctor (PhD) denghan spesialisasi ilmu Ekonomi Kelembagaan.

Sejak tahun 2007, beliau aktif sebagai dosen pengajar di kampus almamaternya, Universitas Brawijaya dan bahkan pernah menjabat sebagai ketua Program Studi Magister Ekonomi Pasca Sarjana FE pada tahun 2007. Sejak saat itu beliau semakin aktif menulis artikel ilmiah dan paper serta menjadi pembicara di beberapa forum dan seminar nasional, seperti seminar Masalah Ekonomi dan Peran Bank Indonesia di Daerah, yang diselenggarakan oleh BSBI dan FEB UMM, Malang, 5 Juni 2014. Pada tahun 2010, Erani yang telah menulis 22 buku dan 25 jurnal ini diangkat menjadi Guru Besar Ilmu Ekonomi Kelembagaan di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang menjadikannya salah satu professor termuda di Indonesia.

Kita tunggu debat capres kedua sore ini.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun