Cuci tangan bukanlah hal yang aneh untuk dilakukan. Sejak kecil, kita sudah diajari untuk mencuci tangan, misalnya sebelum makan dan setelahnya.
Kini, ketika pandemi Covid-19 melanda, cuci tangan menjadi salah satu mantra yang selalu digaungkan; mantra nomor dua setelah memakai masker.
Menurut saya, cuci tangan justru aturan pertama. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum memakai masker.
Cuci tangan tidak sesederhana kedengarannya. Ada cara khusus untuk mencuci tangan. Tidak sembarang membasahi tangan dengan sabun, lalu diusap-usapkan sampai sabun berbusa lantas dibilas dengan air.
Minimal ada 6 langkah yang harus diikuti agar kedua tangan bisa bersih maksimal. Lalu, proses cuci tangan juga tidak sekejap. Minimal 20 detik.
Trik yang saya pakai adalah menyanyikan lagu selama cuci tangan. Tidak panjang, paling hanya bagian reffrain-nya. Satu lagu bisa lebih dari 3 menit lamanya.
Cuci tangan dilakukan hampir di setiap kesempatan, terutama setelah kita selesai berkegiatan di luar rumah. Atau setelah memegang sampah. Atau sebelum dan setelah makan. Atau sebelum dan setelah mengurus bayi atau lansia. Â Pendeknya hampir setiap saat kita cuci tangan.
Lalu, mengapa kita harus sering-sering cuci tangan, terutama saat pandemi Covid-19?
Virus, termasuk virus Corona, memiliki dua lapisan "kulit" yang terbentuk dari dua lapis lemak. Di antara kedua lapisan itu, terdapat protein yang dibutuhkan virus untuk menginfeksi sel, dalam hal ini sel-sel tubuh manusia.
Nah, molekul sabun punya sifat hibrid.