Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Diabetes, Anak-anak Pun Sekarang Terancam

8 Januari 2018   08:26 Diperbarui: 10 Februari 2023   15:29 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diabetes pada anak, ciri-ciri diabetes pada anak, gejala diabetes pada anak, tanda diabetes pada anak, penyebab diabetes pada anak. (Shutterstock/Africa Studio via kompas.com)

"Anak saya menderita diabetes," dokter?" Ungkap seorang Ibu penuh tanda tanya dan seperti tidak percaya    suatu waktu di ruang praktik saya, ketika saya beritahu bahwa anaknya yang masih muda belia itu menderita diabete mellitus

"Ya, dari hasil pemeriksaan laboratorium ini, anak Ibu memang menunjukkan seperti itu, diabetes melitus," jawab saya.

"Lho, kok bisa dokter,  anak  saya kan masih muda sekali, baru saja tamat dari sekolah menengah atas," tanya Ibu ini lagi penuh heran

Agak lama saya terdiam, dengan  alasan anaknya tidak mau datang dan ada acara di sekolah,  sang anak tidak dibawa. Karenanya saya tidak tahu secara pasti keadaan fisiknya, keluhannya. 

"Beberapa dekade yang lalu, diabetes pada umumnya baru muncul setelah usia di atas 40-45 tahun, tetapi akhir-akhir ini, kasus diabetes tipe -2 sudah banyak didapatkan pada anak-anak dan remaja,  dan dewasa muda. Penyebabnya banyak, yang paling utama adalah kegemukan, anak yang perutnya buncit, anak yang punya gaya hidup santai, dan perubahan pola makan yang anak yang  tidak sehat," jawab saya secara sepintas.

Mendengar jawaban saya ini, langsung Ibu ini menanggapi, "betul dokter, anak saya gemuk sekali, gemuknya sudah dari waktu kecil dulu. \

Namun, yang membuat saya khawatir itu bukan karena gemuknya, tapi dalam beberapa bulan terakhir anak saya kelihatan agak kurus, tidak seperti biasanya, padahal makannya lebih banyak dokter. 

Disamping itu, anak saya juga sering mengeluh lemah, pusing, dan malam hari terutama saya lihat dia sering bangun buang air kecil."

Ya, kalau melihat cerita Ibu, "anak yang gemuk, banyak makan, ada penurunan berat badan, sering buang air kecil malam, sering haus, lemah, sering pusing, apalagi pemeriksaan laboratorium sudah seperti ini, anak Ibu sudah pasti menderita diabetes mellitus."

Mungkin karena penasaran, dan sejauh ini tidak ada keluarga yang menderita diabetes melitus Ibu ini kemudian menanyakan, "kok bisa dokter?"..."Apa hubungannya kegemukan anak saya dengan diabetes?"

Pertanyaan yang agak sulit saya jawab, apalagi bagi orang awam. Begini bu, "lemak di dalam perut itu ternyata tidak hanya berfungsi sebagai cadangan tenaga, tetapi juga menghasil komponen kimia yang menyebabkan sel jaringan menjadi tidak peka terhadap insulin yang diperlukan untuk membawa gula darah ke dalam sel. 

Ibaratkan pintu rumah, Insulin yang berfungsi sebagai kunci untuk membuka gembok pintu rumah tidak cocok lagi dengan gemboknya, karena gembok berkarat. Gembok berkarat ini penyebabnya adalah komponen kimiawi yang dihasilkan oleh lemak dalam rongg perut,"

Sang Ibu kelihatannya masih bingung, dan, akhirnya saya ingat seorang penulis yang memberi label bahwa tumpukan lemak berlebihan dalam perut itu sebagai "racun," yang akan merusak sel-sel tubuh yang lain. Ketika ini saya sampaikan kepadanya, Ibu ini mengangguk-angguk seperti paham dan mulai mengerti

Nah,  kasus diabetes tipe-2 pada anak-anak sekarang  ini meningkat cepat sekali. Penyebabnya, menurut para ahli, disamping faktor genetik adalah kegemukan, gaya hidup santai, pola makan tidak sehat. 

Kegemukan yang meningkat tajam pada anak-anak sekarang, menjadi penyebab utama diabetes tipe 2 anak-anak dan remaja. Dan, ini juga sejalan dengan meningkatnya kejadian diabetes tipe-2. 

Penelitian di Amerika Serikat, diabetes tipe-2 yang dulunya dikenal hanya pada mereka yang relatif tua, 40 tahun ke atas, sekarang, 25%adalah anak-anak dan remaja.

Gejala diabetes tipe-2pada anak-anak juga tidak selalu nyata, sering muncul perlahan sehingga tidak begitu dirasakan oleh sang anak. Sekitar setengah kasus diabetes pada anak-anak  tanpa gejala yang menonjol. 

Di negara maju-pun sering baru  diketahui sewaktu skrining dilakukan pada anak-anak yang obesitas. Akibat gejala yang tidak jelas ini, penderita sering abai sehingga terlambat dalam penanganan, dan baru konsultasi dengan keluhan  komplikasi diabets. 

Saya sering mendapatkan pasien seperti ini, pada usia 30 tahunan dengan diabetes tipe-2 yang sudah mengalami komplikasi seperti gangguan fungsi ginjal, mata, kaki diabetes, dan sebagainya.

Dan, kalaupun ada gejala diabetes tipe-2 pada anak-anak, biasanya ringan, diantaranya adalah haus, banyak minum, sering buang air kecil, sering ngompol, lapar berlebihan, lemah, mata kabur, dan adanya gambaran kulit yang khas, dikenal dengan acanthosi negricans yakni, kulit sedikit menebal kehitaman terutama ditemukan di lipatan kulit tubuh dan leher.

Lalu, karena gejala yang tidak khas ini, "the Canadian Diabetes Association" merekomendasikan untuk melakukan penyaringan diabetes tipe-2 setiap dua tahun pada anak-anak yang mempunyai tanda, gejala sebagai berikut:

Bila didapatkan tiga atau lebih faktor risiko pada anak-anak yang belum mencapai pubertas, dan dua atau lebih faktor risiko bagi anak yang sudah mengalami pubertas. 

Faktor risiko tersebut adalah: Kegemukan, atau obes, anggota keluarga dengan populasi risiko tinggi, termasuk etnis Asia, ada riwayat keluarga dengan diabetes dan riwayat orang tua dengan diabetes waktu hamil, dan ada bukti tanda resistensi insulin ( acanthosis negricans, tekanan darah tinggi, lemak darah yang tidak normal, Policystic ovary syndrome, Fatty liver)

Mereka menderita prediabetes

Mereka mengonsumsi obat tertentu yang digunakan untuk penyakit psikiatri.

Jadi, anak-anak kita sekarang sudah mulai terancam dengan penyakit diabetes tipe-2. Faktor risiko utamanya adalah kegemukan, gaya hidup santai, dan perubahan pola makan yang tidak sehat. 

Gejala yang tidak begitu nyata, tidak dirasakan oleh penderita, mengakibatkan diagnosis diketahui sering terlambat, setelah mengalami komplikasi. Karena itu, anak-anak yang mempunyai faktor risiko perlu dilakukan test penyaringan secara dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun