Mohon tunggu...
irsyad novanto
irsyad novanto Mohon Tunggu... Konsultan - collage student
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

planology'18

Selanjutnya

Tutup

Nature

Apakah Layak Kalimantan Timur Menjadi Ibu Kota Baru?

12 September 2019   23:16 Diperbarui: 12 September 2019   23:17 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beribu pulau dan ratusan juta penduduk. Dengan luas wilayah 1,9 juta Km2 Indonesia memikul jumlah penduduk yang begitu padat. Hal itu dapat dibuktikan dengan urutan negara Indonesia berdasarkan penduduk. 

Indonesia menempati urutan ke-4, urutan tersebut berada di atas Brazil yang mempunyai penduduk sebanyak 184 juta jiwa dan di bawah Amerika Serikat dengan jumlah penduduk sebesar 297 juta jiwa. Sedangkan Indonesia sendiri memiliki penduduk sebanyak 241 juta jiwa. Dapat kita bayangkan betapa besar beban yang dipikul negara kita Indonesia untuk memberi kesejahteraan yang layak.

Kemudian jika kita melihat ke pulau Jawa banyak sekali orang yang bertempat tinggal di Jawa, dari data yang di dapat hampir 2/3 dari penduduk indonesia yang bermukim di pulau jawa. 

Hal tersebut membuktikan bahwa persebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan kesenjangan bagi daerah-daerah yang lainnya. Kenapa bisa begitu? 

Karena jika mayoritas penduduk Indonesia banyak yang bermukim di pulau Jawa, maka otomatis pembangunan infrastruktur pula akan terfokus hanya pada pulau Jawa. Baik itu dari fasilitas kesehatan, pendidikan, sosial dll. 

Untuk itu pemerintah perlu bergerak untuk mengatasi permasalahan ini. Dan pada akhirnya Jokowi mulai mengangkat isu yang lama tenggelam, yaitu "Pemindahan Ibukota Jakarta". 

Sebenarnya isu ini sudah ada sejak masa kepemimpinan Presiden Soekarno Hatta pada tahun 1950, namun saat itu Soekarno belum mengkaji secara mendalam tentang isu pemindahan Ibukota tersebut. Kemudian pada masa orde baru yaitu pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto wacana ini sempat mencuat ke permukaan. Isu tersebut berbicara tentang pemindahan Ibukota Jakarta yang akan dipindah ke daerah Jonggol, Bogor. Namun gagasan tersebut berhenti hanya sebagai wacana. 

Dan pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat inilah isu tersebut akhirnya dikaji lebih mendalam. Pulau Kalimantan dianggap cocok untuk menggantikan Ibukota Jakarta, karena jika dilihat dari posisinya tepat berada di center dari Indonesia.

Lantas mengapa Ibukota Jakarta saat ini harus dipindah? Ibukota Jakarta dipindah karena permasalahan yang sering bermunculan setiap tahunnya. Contohnya seperti kualitas dari udara Ibukota Jakarta sendiri yang saat ini dinilai sangat buruk, bahkan Jakarta tercatat sebagai kota dengan kualitas udara yang buruk di dunia. Hal tersebut bisa terjadi karena Jakarta sekarang sudah sangatlah padat. Dengan penduduk 10,2 juta jiwa(Penduduk KTP Jakarta) Jakarta terlihat semrawut karena banyaknya penduduk yang menggunakan kendaraan bermotor. Dari survey lembaga di Jakarta, rata-rata kecepatan kendaraan di Jakarta adalah 5km/jam. Angka tersebut mengindikasikan kemacetan yang begitu buruk melanda Jakarta. Jika dibiarkan Jakarta akan menelan kerugian subsidi BBM yang sangat banyak. Maka dari itu kebijakan pemindahan Ibukota harus segera direalisasikan. Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur disebut-sebut menjadi kandidat kuat pengganti Jakarta sebagai Ibukota baru. Jika kita lihat dari wilayahnya Kalimantan merupakan kawasan khusus untuk menjaga kualitas oksigen dunia yaitu sebagai paru-paru dunia. Kamudian jika kita meninjau kriteria Ibukota baru harus memiliki fasilitas-fasilitas yang lengkap dan juga infrastruktur yang memadai pula. Tentunya dengan adanya kriteria tersebut hutan di Kalimantan akan di alih fungsikan sebagai pembangunan-pembangunan Ibukota baru. Namun Indonesia tidak perlu khawatir kehilangan hutannya. Kita bisa mencontoh negara-negara yang berhasil memindahkan Ibukotanya namun juga tetap menjaga lahan hijau tetap ada.

Data dari FEO Nation negara Brazilia yang notabene termasuk negara terpadat dunia berhasil menerapkan konsep Forest City. Yaitu di daerah kota Niteroi, Rio De Janeiro yang memiliki luas sekitar 13.392ha dengan penduduk 500ribu berhasil mengembangkan lahan hijaunya seluas 7.495ha. Dan jika dihitung per orang memiliki lahan hijau seluas 150m2. Kemudian juga ada kota di negara Amerika Serikat yang berhasil menciptakan kota dengan konsep forest city, yaitu di daerah Phoenix, Arizona. Wilayah Arizona merupakan daerah yang memiliki suhu tinggi di Amerika, namun daerah tersebut berhasil dirubah menjadi daerah yang kaya akan RTH(Ruang Terbuka Hijau). Dengan luas wilayah 134.420 ha dan penduduk sebesar 1.6juta jiwa, Arizona disulap menjadi daerah yang rindang dengan RTH seluas 16.252ha. Jika dihitung per orang memiliki lahan hijau seluas 100m2. Itu tadi adalah kota-kota dunia yang berhasil menyulap kotanya menjadi konsep Forest City. Maka dari itu Indonesia dapat meniru kota-kota tersebut agar Indonesia tidak kehilangan hutannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun