Mohon tunggu...
Irsyad Adam Fadhilah
Irsyad Adam Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahasiswa akuntansi UPNVJ 2021

work hard pray hard

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penanganan Pandemi di Provinsi DKI Jakarta dan Dampak terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar

6 Oktober 2021   16:31 Diperbarui: 6 Oktober 2021   16:37 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa ini memiliki luas sebesar 66.150 hektar menjadikan Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai kota metropolitan terbesar di Indonesia. . 

Tentunya dengan luas kota sebesar ini membuat Daerah Khusus Ibukota Jakarta memiliki banyak sekali penduduk apalagi penduduk yang ada di Daerah Khusus Ibukota Jakarta bukan hanya berasal dari Jakarta namun juga ada penduduk yang melakukan urbanisasi. 

Dengan banyaknya penduduk yang ada membuat virus corona menyebar dengan sangat cepat, bahkan kasus covid pertama yang ada di Indonesia berasal dari daerah Kemang, Jakarta Selatan tepatnya di sebuah restoran bernama Amigos. Daerah Khusus Ibukota Jakarta pun menjadi daerah dengan kasus positif covid terbanyak se-Indonesia.

Beberapa hal menjadi faktor utama yang membuat virus corona di Daerah Khusus Ibukota Jakarta menyebar sangat cepat adalah kurangnya kesadaran masyarakat yang tinggal di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, masih banyak masyarakat yang tidak percaya dengan keadaan covid sehingga mereka dengan seenaknya keluar rumah tidak menggunakan masker dan enggan untuk tetap berada di rumah. 

Faktor selanjutnya adalah masih banyak warga Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang tidak bisa bekerja dari rumah alias harus bekerja di kantor, hal ini menyebabkan terbentuknya cluster corona yang baru. Bayangkan saja jika 1 kantor berisi 100 orang dan kantor tersebut terpapar virus corona. 

Dalam hal ini, ada berapa banyak perkantoran di Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang akhirnya membuat kasus harian covid semakin meningkat. Lalu saat Idul Fitri beberapa bulan yang lalu, kasus covid sempat meningkat lagi karena warga Daerah Khusus Ibukota Jakarta berkumpul bersama yang mana hal itu sangat dilarang oleh pemerintah, saat berkumpul juga protokol kesehatan mulai di abaikan karena terkadang masyarakat beranggapan bahwa mereka adalah orang-orang terdekat, pikiran-pikiran ini yang seharusnya dihilangkan karena covid tidak mengenal orang. Virus dapat menyebar tanpa bertanya nama, jadi orang terdekat pun bisa menjadi pembawa virus dan seharusnya masyarakat sudah dapat mengantisipasi namun karena kesadaran masyarakat kurang, virus corona tetap menyebar dan menjalar.

Namun Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Anies Baswedan, pernah menyebutkan bahwa ibu kota menjadi unsur paling penting dalam pemulihan ekonomi di Indonesia karena memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta masih menjadi kontributor terbesar terhadap perekonomian nasional. 

Pada kuartal II-2020, Jakarta berkontribusi sebesar 17 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), disusul Jawa Timur dan Jawa Barat. Anies mengatakan pertumbuhan ekonomi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada triwulan II-2021 yang berada pada zona positif sebesar 10,9 persen, menjadi sinyal menuju pemulihan ekonomi. 

Sehingga, ia mendorong momentum itu dapat dimanfaatkan, termasuk pelaku usaha. BPS DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II-2021 mencapai 10,9 persen atau tumbuh positif setelah pada periode sama 2021 kontraksi 8,33 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta pada triwulan II-2021 mencapai Rp721,5 triliun. Lalu, apa penanganan yang diberikan oleh Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta? Penanganan pertama yang dilakukan adalah penggencaran program vaksinasi. Hal ini dilakukan supaya Indonesia khususnya Daerah Khusus Ibukota Jakarta memiliki herd immunity yang nantinya sebagian masyarakat kebal terhadap virus covid sehingga nantinya kasus positif harian covid menurun. Namun, di awal program vaksinasi masih ada masyarakat yang lagi-lagi tidak percaya. Mereka bilang ada chip yang dimasukkan ke dalam tubuh, padahal jelas-jelas semua itu hanyalah berita palsu alias hoax.

Sebagai mahasiswa, kita seharusnya bisa menjadi jembatan bagi mereka yang masih ragu untuk melakukan vaksinasi. Kita bisa mempromosikan program vaksinasi ke media sosial, karena apabila masyarakat sudah banyak yang melakukan vaksinasi, masyarakat akan bisa berjalan-jalan atau berliburan dan otomatis perekonomian Indonesia kembali bergerak ke arah yang lebih baik lagi. Penanganan kedua yang dilakukan oleh Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah menggencarkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. 

Sekarang syarat untuk masuk ke dalam pusat perbelanjaan adalah sudah melakukan vaksinasi baik tahap pertama atau yang sudah sampai dosis kedua. Lalu mengunggah aplikasi PeduliLindungi yang nantinya akan berguna untuk memindai barcode yang sudah dicetak di tiap lobby pusat perbelanjaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun