Mohon tunggu...
Irsyaad Akbar
Irsyaad Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Intregrasi Iman dan Ilmu

3 Desember 2021   08:50 Diperbarui: 15 Januari 2024   22:52 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Al-Qurán memerintahkan kita untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cara menyuruh kita semua untuk berpikir, mengamati, dan meneliti alam semesta. Al-Qurán menyuruh semua manusia untuk meneliti alam semesta hingga sekecil-kecilnya. Seperti yang terdapat dalam Al-Qurán QS. al-Ghasiyah, surah 88 : ayat 17-30. Ayat-ayat tersebut bermakna secara mendalam, sebenarnya sebuah perintah dan sebuah anjuran untuk menggali ilmu pengetahuan seluas-luasnya dengan melakukan sebuah penelitian kepada alam semesta. Persoalannya adalah selama ini para ilmuwan seperti : para ahli biologi, ahli kimia, ahli fisika, ahli sosiologi, dan seterusnya, dalam mengembangkan dan meneliti alam semesta yang belum mengarah kepada ayat-ayat al-Qur’an.

Di pembahasan ini pengembangan keilmuan tidak bisa berdiri sendiri-sendiri, tetapi selalu terkait dengan isu-isu lain, termasuk agama. Di sisi lain, pembahasan agama tidak akan pernah lepas dari pengaruh kemajuan. ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari sini, integrasi sains dan agama menjadi sangat penting. Pada dasarnya ilmu alam sudah mulai mempertanyakan apa yang seharusnya moral dan religius.

Ilmu sains seharusnya digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia di muka bumi ini. Sehingga dengan meningkatnya ilmu sains, tingkat kesejahteraan manusia juga akan meningkat. Perkembangan ilmu pengetahuan pada empat dasawarsa terakhir banyak diwarnai oleh para filosofi, baik barat maupun timur, telah menjadikan ilmu pengetahuan yang terlalu rasionalistik pada gilirannya menghampakan manusia.

Ilmu sains modern ini telah sampai pada krisis landasan filosofis. Sampai sampai menyebabkan hilangnya keberadaan nilai agama atau menafikan keberadaan Tuhan pun karena pondasi positivisme dan rasionalisme yang dijadikan landasan berpikir. Oleh karena itu di situasi seperti ini dinamakan krisis spiritualisme karena saking hebatnya ilmu sains di masa modern ini, menyebabkan kita lupa akan adanya nilai-nilai ajaran agama. Berikut ini adalah pembahasan tentang iman dan juga ilmu.

1.Iman

Iman (amana - yu’minu - imanan) secara harfiah (etimologis) artinya percaya dengan yakin. Iman adalah akidah Islamiyah, yakni sistem keyakinan atau kepercayaan dalam Islam. Akidah artinya ikatan, yakni ikatan hati atau jiwa alias keyakinan atau kepercayaan. Secara maknawi (terminologis) iman adalah percaya dengan yakin akan adanya Allah SWT, para Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhirat, serta Qadha dan Qadar. Percaya dengan yakin kepada keenam hal itu disebut Arkanul Iman atau Rukun Iman. Sebutan untuk orang yang percaya dengan yakin atas Arkanul Iman itu disebut mukmin (mu’min, orang beriman),

Iman adalah masalah mendasar dalam Islam. Iman menjadi titik-tolak permulaan seseorang menjadi pemeluk Islam (Muslim). Seseorang yang menyatakan diri memeluk Islam harus mengikrarkan dua kalimat syahadat, mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai Rasul-Nya. Tanpa mempunyai iman, berarti kita tidak bisa disebut sebagai orang Muslim, karena arti dari iman sendiri ialah ‘percaya’, jika kita tidak percaya kepada Tuhan kita sendiri yaitu Allah, bagaimana kita mau diucap sebagai orang yang beriman. Kata iman sendiri menurut wazan transitif artinya menganugerahkan ketentraman atau perdamaian.

2.Ilmu

Sains adalah bentuk kata dasar dari bahasa Arab, yang berarti persepsi atau pemahaman. Ada banyak definisi yang berbeda tentang ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah bahwa sains adalah persepsi tentang hal-hal yang sesuai dengan fakta nyata. Fakta yang dipertanyakan adalah apakah persepsi ini sesuai dengan ilmu Allah atau apa yang tertulis dalam mahfuz, atau pemahaman yang logis, apakah berdasarkan pemikiran dan nalar atau tidak berpikir sama sekali sebagai pengetahuan yang diperoleh dari pengetahuan kita. Pandangan bahwa satu-satunya Tuhan adalah pengetahuan.

3.Integrasi

Integrasi ilmu dan agama islam memanglah memiliki sudut pandang yang berbeda. Namun dalam hal ini, keselarasan antara keduanya haruslah ditingkatkan. Karena keduanya memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan kemajuan sebuah bangsa. Agama merupakan pedoman atau tata cara atau petunjuk melalui aturan di dalam kitab suci dimana dalam ilmu yang berorientasi pada interaksi komunikasi yang ada di dalam masyarakat. Keduanya tentu memiliki hubungan dimana berintegrasi pada perilaku, moral, etika dan kemasyarakatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun