Mohon tunggu...
Irsan Nur Hidayat
Irsan Nur Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Jakarta, Indonesia

Pencinta Sepak Bola yang juga Penikmat Dinamika Politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadan Kali Ini (Mungkin) Akan Berbeda

2 April 2020   21:33 Diperbarui: 2 April 2020   22:06 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat ini kita tengah memasuki awal April 2020, atau dalam hijriyah sekarang kita berada di awal Syaban 1441 H. Kita telah memasuki Syaban, yang berarti insyaallah sedikit lagi kita akan sampai kembali memasuki bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di dunia, yaitu Bulan Suci Ramadan. 

Dalam bulan yang penuh rahmat ini, kita diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh, dan juga dianjurkan untuk melakukan amalan-amalan baik yang insyaallah akan dilipat gandakan pula pahalanya oleh Allah SWT, bahkan tidur di bulan puasa juga bisa dikatakan "ibadah", karena untuk mencegah hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

Sayangnya, dunia kita ini sedang dilanda bencana berupa wabah yang cukup menggemparkan kita semua dari segala aspek, yaitu wabah pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease). Wabah yang diduga bermula di Wuhan, Tiongkok ini dalam kurun waktu dua bulan sudah menyebar ke segala penjuru dunia. Indonesia, yang sebulan lalu baru melaporkan dua kasus pertamanya, kini sudah mencapai lebih dari 1000 kasus, dalam waktu satu bulan. 

Ya, satu bulan. Banyak pengamat yang memprediksi bulan ini menjadi puncak dari penyebaran wabah ini, setelah itu akan turun atau dalam grafik kurvanya akan melandai. Akan tetapi, ada juga yang berpendapat bahwa puncaknya bisa terjadi di Mei 2020 ini. BNPB melalui gugus tugas penanganan COVID-19 sudah menetapkan wabah ini sebagai bencana non-alam dan dijadikan sebagai masa tanggap darurat setidaknya sampai 29 Mei 2020 mendatang.

Ramadan 2020 mendatang kemungkinan akan jatuh pada 24 April 2020 (masih menunggu hasil sidang isbat Kementerian Agama Republik Indonesia pada 22 atau 23 April 2020 mendatang). Jika tak kunjung menurun, kemungkinan wabah ini masih merebak di bulan suci ini. Ini cukup membuat kita sebagai umat Islam bersedih. Mengapa demikian? Karena tradisi-tradisi yang menjadi rutinitas kita seperti ngabuburit, bazaar ramadan, buka puasa bersama, dan salat tarawih di masjid maupun musala setempat kemungkinan bakal ditiadakan. 

Bahkan sekarang pun ibadah seperti salat Jumat pun ditiadakan dan diganti dengan salat zuhur. Jika kita mengacu pada masa tanggap darurat hingga 29 Mei 2020, maka hari tersebut merupakan H+4 atau 5 setelah Hari Raya Idulfitri. Bukan tidak mungkin pula kita tidak melaksanakan salat Ied nantinya. Selain itu, karena wabah ini mungkin saja kita semua memilih tidak mudik ke kampung halaman. Ini memang harus dilakukan, karena agar orang-orang tersayang kita di kampung tidak sampai terpapar, karena mungkin saja kita semua tanpa gejala tetapi memiliki virus tersebut.

Memang hal ini amat menyedihkan, tetapi, apa hendak di kata? Islam bukan agama yang memaksakan, Islam lebih mendahulukan menghindarkan kita dari mudharat atau keburukan daripada mendatangkan manfaat. Bahkan ormas seperti Muhammadiyah juga sudah memberikan pedoman terkait ibadah khususnya ibadah di Ramadan mendatang. Sekarang apa yang bisa kita lakukan? Ikuti anjuran untuk di rumah saja selama memungkinkan, jangan terlalu banyak aktivitas di luar ruangan jika tidak terlalu penting. 

Bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah. Jangan lupa, kita berdoa yang banyak kepada Allah SWT agar Ramadan nanti kita semua dapat menjalankannya sebagaimana seperti tahun lalu yang lancar. Akan tetapi, walau kita sudah berikhtiar dan tawakkal, tetapi kita juga harus bersiap pada kemungkinan terburuk, karena semua ini pada akhirnya ditentukan oleh Allah SWT, yaitu kemungkinan Ramadan tahun ini jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. 

Kita harus siap akan hal itu. Kendati demikian, walau tidak di masjid juga masih ada beberapa amalan yang bisa dilakukan seperti tadarus, salat-salat sunnah, dsb. Tidak beribadah di masjid semoga tidak membuat ibadah kita kendur di bulan suci nanti. Saya dan (mungkin) kita semua sekarang hanya bisa berharap semoga semua ini cepat berakhir dan kita bisa menjalankan kegiatan seperti biasanya khususnya pada Ramadan esok. Terakhir, semoga Allah SWT meridai dan mengiringi kita semua. Aamiin...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun