Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Cerita Fabel Sarat Moral dari Beatrix Potter

17 Mei 2021   06:00 Diperbarui: 17 Mei 2021   10:20 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku Karya Beatrix Potter (Sumber: Magnolia Photos via bbc.com)

Kalau saya ditanya bacaan atau buku favorit masa kecil, jujur saya tidak bisa memilih satu karena yang saya sukai ada banyak. Mulai dari Majalah Bobo dan Kumpulan Cerpen Bobo yang terdiri banyak seri; buku karangan Enid Blyton seperti serial Lima Sekawan dan Mallory Towers.

Termasuk juga serial Goosebumps karangan R.L. Stine; Little House on the Prairie karangan Laura Ingals Wilder; kisah-kisah yang ditulis Hans Christian Andersen; dan pastinya serial Harry Potter karangan J.K Rowling.

Jujur tidak semua buku yang saya sebutkan di atas saya miliki, mengingat kondisi ekonomi keluarga saya dulu belum cukup baik untuk membeli semua seri buku tersebut. 

Seringnya buku-buku tersebut saya pinjam dari perpustakaan sekolah, atau hasil mangkal di toko buku Gramedia selama berjam-jam. Saya ingat betul mamak begitu paham keinginan saya dan adik saya kalau pergi ke mal. 

Kami berdua ditinggalkan di Gramedia supaya bisa puas membaca sementara mamak berkeliling mal.

Minat baca saya boleh dibilang tumbuh karena mamak. Beliaulah yang pertama kali mengenalkan saya dengan budaya membaca melalui Majalah Bobo yang dibelinya setiap hari Kamis. 

Setelah itu saya selalu menanti-nanti hari Kamis di setiap minggunya supaya bisa membaca edisi terbaru majalah Bobo. Tak hanya itu, mamak juga selalu membelikan buku Kumpulan Cerpen Bobo setiap kali seri terbaru terbit. Tapi sayangnya kini buku-buku tersebut sudah tidak ada lagi karena telah lama dihibahkan ke adik sepupu.

Selain buku-buku di atas, saya juga menyukai buku-buku yang ditulis oleh Beatrix Potter. Pembaca sekalian ada yang kenal Beatrix Potter? 

Sejujurnya saya juga sudah agak terlambat mengenali dan membaca karya-karya Beatrix Potter ini, yakni justru ketika saya sudah kuliah. Hahaha! Yah, meskipun usia saya sudah dewasa, saya masih suka kok membaca buku anak-anak.

Sekilas tentang Beatrix Potter

Beatrix Potter memiliki nama lengkap Helen Beatrix Potter. Penulis berkebangsaan Inggris ini lahir di Kensington Selatan tanggal 28 Juli 1866. 

Sebagai kalangan menengah atas, Beatrix Potter tumbuh dalam lingkungan yang agak terisolasi. Meski begitu, ia tertarik dengan ilmu botani terutama mempelajari mengenai fungi (jamur) atau dikenal juga dengan Mycology.

Karya pertama Beatrix Potter lahir pada saat ia berlibur di Skotlandia. Ia membuatkan cerita hewan dengan ilustrasi untuk seorang anak dari mantan pengasuh yang sedang sakit. 

Cerita tersebut mengenai empat ekor kelinci bernama Flopsy, Mopsy, Cotton-Tail, dan Peter. Kisah tersebut rupanya memperoleh penerimaan yang sangat baik sehingga ia memutuskan untuk mempublikasikannya secara pribadi dengan judul The Tale of Peter Rabbit (Kisah Peter Kelinci). 

Lalu pada tahun 1902 cerita tersebut akhirnya dipublikasikan secara komersial oleh Frederick Warne & Company.

Beatrix Potter (Sumber: britannica.com)
Beatrix Potter (Sumber: britannica.com)
Apa yang menarik dari Karya Beatrix Potter?

Setelah The Tale of Peter Rabbit, lahirlah karya-karya Beatrix lainnya yang sangat terkenal yakni, The Tailor of Gloucester, The Tale of Tom Kitten, The Tale of Jemima Puddle-Duck, The Tale of Squirrel Nutkin, The Tale of Benjamin Bunny, The Tale of Flopsy Bunny, The Tale of Mrs. Twiggy-Winkle, The Tale of Two Bad mice, The Tale of Johnny Town-House, The Tale Mr. Jeremy Fisher, dan The Tale of Mrd. Tittlemouse.

Dari judulnya, bisa ditebak bahwa cerita-cerita Beatrix Potter ini merupakan cerita fabel di mana tokoh-tokohnya berupa hewan-hewan seperti kelinci, tikus, itik, katak, kucing, dan lainnya. Tokoh-tokoh hewan ini terinsipirasi dari hewan-hewan peliharaannya.

Apa yang menurut saya menarik dari cerita-cerita karya Beatrix Potter ini adalah:

Kisahnya sederhana namun sarat moral

Kalau pembaca sekalian ada yang sudah pernah baca, pasti tahu kalau bukunya tipis sekali. Ceritanya sangat sederhana dan lebih banyak ilustrasinya daripada teksnya. Meski demikian, boleh dibilang cerita-ceritanya sarat moral dan cocok untuk diajarkan kepada anak-anak.

Contoh Kisah Peter Kelinci yang bandel. Ibunya sudah memperingatkan Peter dan saudara-saudaranya supaya tidak bermain di kebun manusia. Tapi ia tidak mendengarkan nasihat ibunya dan malah pergi ke kebun manusia dan mencuri wortel, kubis dan lainnya untuk dimakan. 

Bisa ditebak bagaimana ketakutannya Peter ketika ia terpergok si pemilik kebun dan mengejarnya karena telah mencuri tanamannya.

Selain itu ada juga cerita tiga anak kucing yang tidak menuruti ibunya untuk tidak bermain-main di luar setelah mandi, karena ibunya akan kedatangan tamu. Tapi nyatanya ketiga anak kucing malah bermain-main sampai baju mereka kotor dan terlepas. Akibatnya ibunya mengurung mereka di kamar karena badan mereka kotor sekali.

Moral-moral sederhana ini bisa dijadikan contoh untuk anak-anak supaya dalam kehidupan sehari-hari mereka menuruti perkataan orangtua.

Disertai ilustrasi yang menarik

Anak-anak tentu menyukai ilustrasi pada bacaannya. Ilustrasi yang digambarkan pada buku Betarix Potter ini sangat membantu mengenalkan visual hewan dan tumbuh-tumbuhan pada anak-anak. 

Selain itu gambar-gambarnya juga sangat mengundang anak untuk berimajinasi. Bagi saya ilustrasi buku-buku juga sangat menarik dan imut karena lebih berupa sketsa dengan cat air. British style banget deh pokoknya.

Ilustrasi Peter Rabbit (Sumber: Dover Publications, Inc. via britannica.com)
Ilustrasi Peter Rabbit (Sumber: Dover Publications, Inc. via britannica.com)
Menumbuhkan Minat Baca Anak

Menumbuhkan minat baca pada anak-anak di zaman sekarang yang serba digital ini mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. 

Anak-anak sekarang nampaknya lebih tertarik melihat video dibandingkan membaca. Padahal ada banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak yang diperoleh dari kebiasaan membaca. Kosakata bertambah, melatih anak berbicara dengan struktur kalimat yang benar, melatih anak berpikir kritis, membangun imajinasi, dan lainnya.

Beberapa cara sederhana untuk mengenalkan anak pada budaya membaca bisa dilakukan dengan:

- Membaca buku cerita bersama sebelum tidur,

- Menarik perhatian anak dengan buku-buku yang memiliki ilustrasi yang menarik,

- Memberikan tantangan untuk membaca sejumlah bacaan selama periode tertentu dengan imbalan hadiah,

- Sesekali membiarkan anak untuk memilih sendiri buku bacaannya yang sesuai dengan umur mereka,

- Mengajak anak berkunjung ke toko buku atau perpustakaan,

- Dan pastinya membatasi penggunaan gadget secara tegas.

Selamat Hari Buku Nasional dan semoga semangat membaca semakin membudaya dalam jiwa anak-anak Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun