Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19, Dark Joke, dan Pentingnya Menjaga Aset Kita yang Sesungguhnya

16 Maret 2020   07:00 Diperbarui: 17 Maret 2020   10:03 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: livescience.com

Dahsyatnya efek COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) memang luar biasa. Ratusan bahkan ribuan orang sudah menjadi korban yang tersebar di banyak negara.

Seperti yang telah disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO melalui kata sambutan dalam Mission Briefing on COVID-19 tanggal 12 Maret lalu, bahwa sudah hampir 125.000 kasus yang telah dilaporkan ke WHO dari 118 negara, hingga akhirnya wabah ini ditetapkan sebagai pandemi. Rupanya efek COVID-19 sudah begitu hebatnya hingga mempengaruhi berbagai macam aspek secara global mulai dari kesehatan, pariwisata, sosial dan ekonomi.

Jujur awalnya saya merasa lumayan heran (amazing malah), karena hingga akhir Februari kemarin Indonesia tidak masuk dalam daftar negara yang terkonfirmasi terdapat kasus infeksi COVID-19. Padahal sejak munculnya wabah ini Desember 2019 lalu, sudah banyak negara yang mengumumkan kasus positif COVID-19. Namun akhirnya tanggal 2 Maret lalu Pak Jokowi pun mengumumkan kasus pertama pasien yang positif COVID-19 di Indonesia.

Banyak dugaan mengapa COVID-19 (pada saat itu) kabarnya tidak berhasil menembus wilayah Indonesia dan menginfeksi orang-orang Indonesia. Mulai dari iklim tropis Indonesia dengan sinar matahari sepanjang tahun hingga suhu tinggi, menyebabkan virus tidak mampu bertahan hidup. Sampai karakteristik imunitas (kekebalan tubuh) orang-orangnya yang (katanya) unik. Tapi tentunya dugaan ini tidak berdasar karena penelitian mengenai karakteristik COVID-19 yang termasuk dalam keluarga besar coronaviridae ini belum lengkap.

Saya yakin beberapa pembaca sekalian sudah ada yang pernah mendapat pesan broadcast yang mencandai betapa uniknya kekebalan tubuh orang-orang Indonesia. Apalagi setelah dua ratusan saudara-saudara kita yang dievakuasi dari Wuhan, segera setelah kota tersebut diisolasi, semuanya (puji Tuhan) dinyatakan sehat walafiat tanpa ada satupun yang menunjukkan tanda-tanda terinfeksi COVID-19.

Dalam pesan broadcast tersebut disebutkan bahwa sejak kecil orang Indonesia sudah terbiasa minum dengan es yang dibuat dari air mentah, makan makanan yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya seperti borax, formalin hingga pewarna tekstil.

Makan gorengan dengan minyak yang bercampur plastik, kebiasaan makan jeroan hingga kuliner ekstrim seperti daging kelelawar, ular dan lainnya.

Kebiasaan mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung pemanis buatan, MSG, pengawet sintetis, hingga makan di pinggir jalan yang belum tentu terjamin kebersihannya. Dan masih banyak lagi.

Berkat kebiasaan-kebiasaan inilah (katanya) orang Indonesia tidak terjangkit COVID-19 disaat negara lainnya sudah ketakutan dan kewalahan mengahadapi jumlah korban yang terus meningkat.

Ilustrasi: fatherly.com
Ilustrasi: fatherly.com
Entah saya harus merasa miris atau bangga dengan hal ini. Tapi menurut saya ini justru merupakan suatu 'dark joke'.

Pernah dengar istilah ini? Dark Joke atau sering juga dikenal dengan Black Comedy/Dark Comedy/Gallows Humor adalah gaya komedi dengan menjadikan permasalahan yang umumnya dianggap tabu, sedih dan mungkin terlalu menyakitkan untuk dibahas sebagai materi humor.

Umumnya topik dark joke berkaitan dengan kekerasan, diskriminasi, seksualitas, hingga wabah penyakit. Jadi dark joke ini seperti usaha untuk menghibur diri dengan menertawakan diri sendiri karena suatu kondisi negatif yang kita alami.

Sebenarnya sudah merupakan suatu keharusan bagi kita masing-masing untuk menjaga kesehatan karena kesehatan adalah aset terpenting dalam hidup kita. Bukan tanah, properti, emas, saham, dan lainnya.

Dengan menjaga kesehatan, tantunya kita bisa bekerja dan beraktivitas serta melakukan hal lainnya untuk mendukung kehidupan kita. Untuk apa kita punya banyak aset (materil) kalau kita sendiri menderita banyak penyakit karena menjalani gaya hidup yang tidak sehat?

Banyak yang bilang, yang namanya sakit tidak pandang bulu. Pria-wanita, tua-muda, kaya-miskin, berlatar pendidikan tinggi maupun tidak, semua pasti bisa sakit.

Dan sakit itu mahal. Tiga penyakit kritis yang paling banyak menghabiskan biaya misalnya kanker, CHD (Chronic Heart Disease) atau penyakit jantung kronis, dan stroke. Tak sedikit orang yang menghabiskan banyak biaya untuk pengobatan hingga pemulihan.

Bahkan bagi mereka yang memiliki rezeki berlebih, rela membayar mahal untuk berobat ke luar negeri. Lalu bagaimana dengan mereka yang taraf hidupnya biasa-biasa saja, bahkan kekurangan? Bisa jadi biaya pengobatan malah memberatkan mereka. Maka sering pula kita dengar, 'Orang miskin dilarang sakit'.

Agak gimana gitu ya dengarnya? Oleh sebab itu sangat penting bagi kita untuk menjaga kesehatan karena sekali lagi, sehat itulah aset kita yang sesungguhnya.

Menjaga kesehatan bisa dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari mengkonsumsi makanan/minuman yang bersih dan bergizi. Tidak harus mahal, hidangan yang sederhana pun banyak yang memiliki gizi tinggi.

Kemudian berolahraga secara teratur. Olahraga juga tidak harus mahal dengan ikut kelas fitnes. Jalan kaki atau jogging di pagi hari keliling komplek rumah juga menyehatkan.

Jika tidak punya waktu, melakukan peregangan rutin di kantor atau di rumah juga gak majalah (eh, gak masalah maksudnya).

Dan yang tak kalah penting adalah istirahat atau tidur yang cukup. Tubuh kita memiliki mekanisme luar biasa saat kita tidur, dimana saat tidur tubuh kita akan mengalami detoksifikasi (menetralkan racun), serta berbagai efek positif lainnya seperti meningkatkan imunitas dan mengurangi risiko penyakit diabetes tipe 2 dan jantung.

Rekreasi juga merupakan salah satu usaha untuk menjaga kesehatan, khususnya kesehatan psikologis. Tidak harus travel ke luar negeri atau menginap di resor bintang lima.

Rekreasi bisa dilakukan ke tempat-tempat yang bisa membuatmu relaks misal bioskop, toko buku, nge-mall dengan teman-teman atau melakukan hobi.

The last but not least, memiliki proteksi kesehatan juga menjadi bagian dari usaha menjaga kesehatan sebagai aset terpenting kita loh.

Ilustrasi: sunlife.co.id
Ilustrasi: sunlife.co.id
Sun Medical Platinum. Asuransi kesehatan milik Sun Life Indonesia ini hingga usia 100 tahun menyesuaikan dengan produk dasar yang dipilih dengan tagihan sampai Rp. 7,5M per tahun!

Selain itu Sun Medical Platinum juga mendukung terapi pendukung pemulihan seperti terapi wicara dan terapi okupasi, pemeriksaan kesehatan untuk pemantauan penyakit kritis seperti stroke dan operasi bypass jantung, hingga biaya akomodasi untuk pendamping.

Keren kan?

Dan yang paling terbaru terkait wabah COVID-19 ini, Sun Life Indonesia juga meng-cover nasabah yang positif terinfeksi Virus Corona.

Sun Life Indonesia akan memberikan perlindungan mulai dari perawatan sebelum rawat inap, rawat inap, hingga pasca rawat inap.

Dan karena Sun Medical Platinum memiliki pilihan plan yang luas hingga ke mancanegara seperti Indonesia & Malaysia (Plan S), Indonesia, Malaysia & Singapura (Plan A), Asia (Plan B) hingga seluruh dunia (Plan C), nasabah dapat langsung menggunakan fasilitas cashless, sesuai dengan plan Sun Medical Platinum yang dipilih.

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan nomor 169 tahun 2020, daftar rumah sakit yang dapat dijadikan rujukan untuk menangani infeksi COVID-19 dapat dilihat pada link berikut.

Jadi coba dipikir-pikir lagi, sudah siapkah kita sakit tanpa dilindungi asuransi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun