Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

"Summer in Seoul", Cerita dari Pulau Nami dan Petite France

20 Juli 2018   10:00 Diperbarui: 21 Juli 2018   19:10 3302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Winter Sonata yang terkenal di Pulau Nami (Dokpri)

Sebenarnya dulu saya sempat berpikir, kalau punya kesempatan mengunjungi Korea Selatan saya ingin berkunjung saat musim gugur. Mengapa? Karena selain saya belum pernah merasakan suasana musim gugur (karena kebetulan di Indonesia hanya ada musim kemarau dan musim hujan), saya suka dengan efek warna kombinasi cokelat, jingga dan kuning yang ditampilkan oleh alam sekitar saat musim gugur. 

Apalagi kalau kebetulan jalan-jalan ke Pulau Nami, terbayang dong suasana romantisnya. Hihihi.. Dan pastinya suhu udara saat musim gugur sangat pas untuk jalan-jalan, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Belum lagi kita bisa jalan-jalan dengan bergaya sambil mengenakan outer khas musim dingin yang stylish. Yuhuu! Tapi takdir berkata lain (cieileehh), kesempatan saya mengunjungi Korea Selatan kali ini adalah saat musim panas. Sama saja dong dengan di Jakarta..

Tapi ternyata oh ternyata, jalan-jalan saat musim panas di Korea juga gak rugi-rugi amat. Kita tidak perlu bawa koper besar-besar berisi baju-baju musim dingin yang makan tempat dan tidak perlu repot pakai baju berlapis-lapis.

Meski begitu, suhu rata-rata saat saya berkunjung selama tiga hari di Korea berkisar antara 26-30 derajat celcius disertai dengan langit mendung, sehingga saya juga harus siap sedia jaket tipis dan payung karena hujan rintik-rintik bisa turun kapan saja.

Ginkgo Lane (Dokpri)
Ginkgo Lane (Dokpri)
Ada 2 tempat wisata yang saya datangi di hari pertama saya menginjak Negeri Ginseng pertama kalinya. Begitu pesawat mendarat di Bandar Udara Incheon pukul 7 pagi dan menyelesaikan prosedur imigrasi, saya bersama "rombongan tengkulak" (baca alasan saya menyebut mereka "rombongan tengkulak" di artikel sebelumnya), langsung menuju Petite France dan Pulau Nami. Karena kedua tempat ini jaraknya lebih dekat dari Incheon, maka kedua tempat ini adalah yang pertama kali kami kunjungi sebelum ke ibukota (Seoul).

Petite France
Selama kurang lebih satu jam perjalanan dari Bandara Incheon sambil melewati Danau Cheongpyeong, kami sampai di salah satu tempat wisata yang boleh dibilang lumayan baru di Korea, yaitu Petite France yang terletak di provinsi Gyeonggi (Gyeonggi-do).

Petite France yang makin terkenal setelah muncul sebagai salah satu lokasi syuting drama Korea "Beethoven Virus", "My Love from the Stars", dan "Secret Garden", sejatinya adalah sebuah replika desa di Prancis yang dibuat berundak-undak berisi bangunan-bangunan bergaya khas Prancis dengan cat dinding yang berwarna-warni, lengkap dengan taman-taman bunga yang tentunya dengan warna yang menarik hati.

Tempat ini mengusung konsep "Flowers, Stars and Little Prince" dalam satu kesatuan, dan di dalamnya terdapat satu properti khusus yang dibuat dan didedikasikan untuk Antoine de Saint-Exupery, seorang penulis dari Prancis yang menjadi sangat terkenal setelah menulis buku berjudul "Le Petite Prince" (pernah baca bukunya?) Maka tidak heran, di beberapa spot pasti ada lukisan atau properti seperti dalam ilustrasi buku Le Petite Prince.

Petit France (Dokpri)
Petit France (Dokpri)
Menariknya lagi, seluruh properti di sini meski diisi lengkap dengan perabot-perabot khas bergaya Eropa, namun tak satu pun yang berpenghuni. Mengapa? Karena tempat ini memang hanya diperuntukkan sebagai properti wisata oleh pengelola alias hanya untuk kepentingan foto dan selfie. Jadi ya semua turis yang berkunjung ke sini tujuannya tak lain tak bukan hanya untuk foto-foto.

Puppet Hall (Dokpri)
Puppet Hall (Dokpri)
Tapi jangan khawatir, supaya tidak bosan, pada jam-jam tertentu diadakan pertunjukkan seperti Puppet Show (pertunjukan boneka kayu) dan lainnya di bagian Puppet Hall yang menyerupai teater. Atau kalau ada yang haus dan kepingin ngemil, disini juga ada kafe yang tentunya didesain apik dan instagramable.

Namiseom Island
Lagi-lagi, para penggemar Drama Korea pasti tidak asing dengan tempat ini. Pulau Nami menjadi sangat populer di dunia pariwisata Korea setelah muncul dalam film "Winter Sonata" yang dibintangi Bae Yong Joon dan Choi Ji Woo. Dari Petite France, kami melanjutkan sekitar 30 menit berkendara menuju pelabuhan ferry yang akan membawa kami menyeberangi Danau Cheongpyeong menuju Pulau Nami yang berada di daerah Chuncheon Provinsi Gangwon (Gangwon-do), sekitar 63 Km dari Seoul.

Loket Ferry menuju Pulau Nami (Dokpri)
Loket Ferry menuju Pulau Nami (Dokpri)
Satu hal yang unik dalam cara mempromosikan pariwisata Pulau Nami adalah konsep namanya. Begitu sampai di pintu masuk dermaga penyeberangan ferry, kita akan melihat tulisan "Welcome to Naminara Republic" di sekitar loket penjualan tiket ferry. Kemudian ada bagian "imigrasi"-nya juga. Awalnya saya agak bingung dengan sebutan itu karena setahu saya Pulau Nami bukan suatu negara yang berdiri sendiri melainkan termasuk dalam wilayah negara Korea Selatan. Tapi akhirnya saya tahu bahwa konsep nama tersebut memang digunakan hanya untuk kepentingan pariwisata. Buat seru-seruan saja rupanya. Hahaha ....

Kapal ferry yang akan mengangkut penumpang (Dokpri)
Kapal ferry yang akan mengangkut penumpang (Dokpri)
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa kita gunakan untuk menyeberang ke Pulau Nami yaitu dengan menggunakan ferry, speed boat, atau Zip Wire/Zipline (dengan menggunakan kabel dari menara) yang pastinya memberikan pengalaman unik bagi pengunjung. Berhubung saya perginya bersama rombongan, maka ferry adalah transportasi yang paling cocok.

Pulau berbentuk setengah bulan yang memiliki luas sekitar 553.000 meter persegi ini terbentuk setelah pembangunan Bendungan Cheongpyeong pada tahun 1940-an. Nama "Nami" diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada Jenderal Nami yang dituduh sebagai pengkhianat negara pada masa pemerintahan raja ketujuh Dinasti Joseon, yakni Raja Sejo. Setelah dibunuh, mayatnya dibuang ke pulau terpencil. 

Namun pada masa pemerintahan Raja Yejong, namanya kembali dipulihkan sebagai pahlawan bangsa dan pulau tempat pembuangan mayat jenderal tersebut diberi nama Pulau Nami. Sebuah makam untuk menghormati Jenderal Nami pun dibangun di pulau ini, meski lokasi persis mayatnya tidak pernah ditemukan. Di kalangan masyarakat setempat dipercaya bahwa jika kita membawa pulang batu dari makam tersebut, akan membawa keberuntungan dalam membuka usaha. Entah benar atau tidak.

Makam Jenderal Nami (Dokpri)
Makam Jenderal Nami (Dokpri)
Daya tarik Pulau Nami ini sendiri sebenarnya lebih ke wisata alamnya terutama pepohonan yang ditanam berbaris (tree line road) membentuk jalur jalan kaki yang sangat cantik untuk dijadikan sebagai latar berfoto. Jenis pohon yang ditanam sendiri bermacam-macam, mulai dari Pohon Pinus Korea, Pohon Kastanye, Pohon Ginkgo, Pohon Poplar, dan lainnya. 

Selama musim panas, Pulau Nami akan terlihat sangat hijau karena suburnya tanaman yang tumbuh di sana. Pengunjung bisa menikmati sejuknya udara sambil berjalan kaki, bersepeda maupun hanya sekadar duduk-duduk. Karena lokasinya juga tidak terlalu jauh dari Seoul (apalagi jalanan di Korea jarang macet seperti di Jakarta), maka setiap akhir pekan banyak pengunjung (baik rombongan keluarga, murid sekolah, maupun yang lagi pacaran) yang piknik ke Pulau Nami.

Tree Line Road (Dokpri)
Tree Line Road (Dokpri)
Selain menikmati hijaunya pepohonan, pengunjung juga bisa berfoto karena ada banyak spot yang instagramable selain tree line road. Satu spot yang paling banyak dicari adalah patung aktor dan aktris Winter Sonata yaitu Bae Yong Joon dan Choi Ji Woo. Ibarat kata, belum sah ke Pulau Nami kalau belum foto dengan patung Winter Sonata tersebut. Usai jalan-jalan, jangan lupa mampir di 'warung' bakpao di sekitar jalur masuk utama pulau. Bakpao rasa kacang merahnya super enak dan murah, tapi sayang kurang besar! Hehehe..
Patung boneka salju di jalan masuk utama (Dokpri)
Patung boneka salju di jalan masuk utama (Dokpri)
Sebenarnya ada dua tempat wisata lain yang letaknya berdekatan dengan Pulau Nami yaitu The Garden of Morning Calm dan Mount Seorak. Tapi lagi-lagi karena waktu terbatas dan ikut dengan "rombongan tengkulak", saya harus puas dengan kedua tempat tersebut. Jadi dalam kunjungan saya berikutnya di musim gugur (yang entah kapan), saya akan kembali lagi ke Pulau Nami dan tempat-tempat lain yang belum saya kunjungi. Annyeong!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun