Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mampir ke Tempat-tempat Instagramable di Yogyakarta Yuk!

14 Juni 2018   11:12 Diperbarui: 14 Juni 2018   11:51 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak muda zaman sekarang, terutama mereka yang termasuk dalam generasi Milenial, memiliki beberapa ciri khas saat traveling. Backpacker, fokus pada pengalaman unik, kuliner khas lokal dan yang pasti spot-spot instagramable supaya bisa dipamerkan di feeds mereka. 

Tak jarang suatu tempat yang tadinya jarang dikunjungi, tiba-tiba menjadi ramai pengunjung gara-gara Instagram. Apalagi jika ada seorang influencer seperti artis atau selebgram atau travel blogger yang memposting foto tempat tersebut. Bisa dipastikan para followersnya berbondong-bondong ikut-ikutan berkunjung, termasuk saya. Hahaha..

Masih dari cerita long weekend escape saya ke Yogyakarta kemarin, selain berkunjung ke candi-candi yang sudah pasti instagramable, ada beberapa tempat yang menurut saya tak kalah cantik dengan candi-candi tadi untuk dijadikan tempat berfoto-foto. Sebenarnya tergantung tema sih. Kalau candi jelas instagramable karena memang memiliki nilai sejarah sebagai situs warisan budaya sejak berabad-abad yang lalu. Tapi kebetulan spot instagramable yang saya kunjungi kali ini lebih banyak yang berhubungan dengan isi perut.

Sekadar informasi, cerita saya kali ini tidak ada hubungannya dengan kegiatan promosi atau iklan yah. Semua murni berdasarkan pengalaman saya sendiri dan saya hanya ingin berbagi keseruan saja. Siapa tahu ada Kompasianer yang mau pelesir ke Yogyakarta, tapi masih bingung mau kemana selain berwisata ke candi-candi.

Cafe Brick

Saya mengetahui tempat ini pertama kali melalui acara traveling di televisi. Dan karena saya termasuk orang yang nge-fans dengan hal-hal yang berbau London alias The United Kingdom, tempat ini langsung menjadi tujuan wajib saya kalau berkesempatan berkunjung ke Yogyakarta lagi.

Bagian samping Cafe Brick yang didesain dekoratif (Dokpri)
Bagian samping Cafe Brick yang didesain dekoratif (Dokpri)
Caf Brick sebenarnya merupakan tempat nongkrong anak-anak muda seperti kafe pada umumnya. Mereka menyediakan makanan kekinian yang namanya lucu-lucu dan unik, punya jaringan wifi dan buka 24 jam pula! Tapi yang membuat kafe ini jadi spesial adalah dekorasinya yang bertema segala hal yang berbau London. 

Mulai dari desain bangunan yang mirip kafe-kafe di Eropa sana hingga desain interior yang nyaman dan bergaya oldies.

Cafe Brick juga punya properti Boks Telepon Merah yang ikonik (Dokpri)
Cafe Brick juga punya properti Boks Telepon Merah yang ikonik (Dokpri)
Tapi yang paling serunya, di samping kafe ada area yang didekorasi khusus menyerupai area Notting Hill dengan pintunya yang dicat berwarna-warni, lengkap dengan bangku taman. Bahkan mereka juga punya properti boks telepon merah khas London yang sangat ikonik itu dan troli berisi koper-koper yang tampak setengah terbenam ke dalam dinding, khas peron 9 dari buku Harry Potter karya J.K Rowling. Setelah puas makan dan minum, bisa lanjut foto-foto deh.. Seru kan!

Salah satu sisi luar Cafe Brick (Dokpri)
Salah satu sisi luar Cafe Brick (Dokpri)
Awalnya sempat khawatir sih, kalau tempatnya pas lagi ramai pengunjung, pasti gak asyik untuk foto-foto. Tapi untungnya karena saya dan adik saya berkunjung saat bulan puasa, kafe tersebut sepi pengunjung sehingga kami bisa bebas untuk jeprat-jepret sana-sini. Caf Brick ini bisa kamu temukan di Jalan Damai daerah Ngaglik, kabupaten Sleman.

Salah satu sisi Cafe Brick (Dokpri)
Salah satu sisi Cafe Brick (Dokpri)
Il Tempo del Gelato

Dari namanya sudah tahu dong ya ini tempat apa? Sebenarnya ada banyak kafe es krim atau gelato di sekitar Yogyakarta. Tapi kebetulan saya mendapat rekomendasi tempat ini dari instagram juga. Dan buat kompasianer yang hobi makan es krim atau gelato, bolehlah coba mampir ke sini. Gelato-nya benar-benar serius dan rasanya enak, gak kalah dengan rasa es krim branded di mal-mal Jakarta. Mereka punya lebih dari sepuluh varian rasa yang unik-unik!

Es krim dengan ukuran cup terkecil ini harganya Rp. 20.000 dengan 2 scope gelato (Dokpri)
Es krim dengan ukuran cup terkecil ini harganya Rp. 20.000 dengan 2 scope gelato (Dokpri)
Dan yang paling penting, harganya juga cukup bersahabat dengan kantong. Ada 3 varian cup gelato yakni berukuran kecil, sedang dan besar mulai harga Rp. 20.000. Bagi yang suka makan es krim cone juga ada loh.

Interior lantai 1 kafe (Dokpri)
Interior lantai 1 kafe (Dokpri)
Selain itu, Tempo gelato juga menyediakan air putih gratis karena biasanya kita akan merasa haus setelah makan es krim. Selain itu sambil ngobrol-ngobrol, kamu juga bisa foto sambil pegang cup gelato atau sambil makan cone gelato, karena ruangannya didesain sangat instagramable. Oke kan?

Interior lantai 2 kafe (Dokpri)
Interior lantai 2 kafe (Dokpri)
Tempo Gelato bisa kamu temukan di jalan Kaliurang. Cocok banget kan setelah panas-panasan naik jeep di wisata Merapi Lava Tour, mampir deh ke sini untuk makan gelato. Cihuy!

Abhayagiri Restaurant

Jujur saya sendiri awalnya tidak tahu apa istimewanya tempat ini. Tapi karena salah seorang teman merekomendasikan dan katanya gak bakal nyesel kalau ke sana, akhirnya saya browsing duluan. Intinya Abhayagiri merupakan semacam restoran fine dining yang menyuguhkan pemandangan kota Yogyakarta dari atas.

Area untuk melihat pemandangan dari atas (Dokpri)
Area untuk melihat pemandangan dari atas (Dokpri)
Namanya juga fine dining, sudah bisa dikira-kira lah ya range harganya. Jadi awalnya kami hanya berniat untuk minum sambil numpang foto saja. Kami sengaja berkunjung saat sore karena (lagi-lagi) katanya sore adalah waktu yang tepat untuk foto-foto, terutama di salah satu spot khusus.

Spot yang paling terkenal untuk berfoto saat sore hari (Dokpri)
Spot yang paling terkenal untuk berfoto saat sore hari (Dokpri)
Tapi tak disangka, selama bulan Ramadan, restoran ini hanya membuka menu buffet saat sore hingga malam. Akhirnya mau tak mau kami tetap mengambil menu buffet karena sudah terlanjur jauh-jauh datang ke sana, padahal sebelumnya kami berencana makan malam di Raminten Kota Baru. Kebayang dong bedanya Abahaygiri dengan Raminten? Hahaha..

Suasana di bagian luar restoran (Dokpri)
Suasana di bagian luar restoran (Dokpri)
Jadi, bagaimana kesan dan pesannya? Dari sisi suasana dan desain interiornya, saya akui Abhayagiri cukup pintar memilih lokasi. Karena letaknya berada di atas, kita bisa melihat pemandangan kota Yogyakarta dan siluet Candi Prambanan di kejauhan (karena lokasinya memang masih berada di daerah Prambanan).

Pemandangan dari atas. Apakah Kompasianer bisa melihat siluet Candi Prambanan? (Dokpri)
Pemandangan dari atas. Apakah Kompasianer bisa melihat siluet Candi Prambanan? (Dokpri)
Tapi untuk mencapainya, lumayan "mikir" sih. Bukan apa-apa, karena lokasinya yang agak terpencil itu, kita harus melewati jalan-jalan kecil dan menanjak. Belum lagi pintunya agak tersembunyi. Bahkan kami sempat tertipu oleh Google Map dan nyasar ke jalan buntu! Untuk makanan memang cukup bervariasi, tapi jujur saja menurut saya rasanya biasa-biasa saja. Ya plus minus gitu deh.

Jalan Malioboro

Kenapa saya bilang instagramable? Padahal semua orang tahu kalau jalan ini adalah jalan yang terkenal paling ramai sekaligus sibuk di seantero Yogyakarta. Semua wisatawan yang hobi belanja pasti tumpah ruah di jalan ini. Apalagi bagi mereka yang baru pertama kali berkunjung ke Yogyakarta. Jalan Malioboro adalah destinasi wajib. Belum sah ke Yogyakarta kalau tidak mampir ke tempat ini, kata orang-orang.

Suasana Jalan Malioboro di pagi subuh (Dokpri)
Suasana Jalan Malioboro di pagi subuh (Dokpri)
Dan karena jalan ini sejatinya adalah pusat perbelanjaan, pasti sudah terbayang dong penuhnya? Pedagang kaki lima, warung-warung lesehan, toko-toko batik, angkringan, Mall Malioboro sampai Pasar Beringharjo, para penarik becak sampai delman, semua ada di jalan ini. Coba bayangkan, bagian mananya yang instagramable?

Kalau Kompasianer berkunjung ke sini saat siang hingga malam hari, jelas gak ada bagus-bagusnya! Jadi misi saya dalam kunjungan kali itu adalah, melihat sisi lain Jalan Malioboro saat pagi hari! Ya pagi-pagi benar saat semua pelancong masih tertidur di hotel mereka.

Salah satu sudut jalan yang masih sepi (Dokpri)
Salah satu sudut jalan yang masih sepi (Dokpri)
Kebetulan hotel saya kemarin terletak di sekitar Jalan Malioboro. Jadi sekitar pukul 5.30 pagi, saya dan adik saya sudah bangun dan siap untuk mengeksplor Jalan Malioboro saat sedang sepi-sepinya. Hitung-hitung jalan pagi gitu deh.

Gerbang Kampoeng Ketandan (Dokpri)
Gerbang Kampoeng Ketandan (Dokpri)
Dan benar saja, suasana Jalan Malioboro di pagi subuh benar-benar bertolak belakang dengan siang hingga malam hari! Tidak ada kemacetan kendaraan yang biasanya terlihat saat di jam-jam sibuk dan tidak ada kerumunan pengunjung maupun pedagang. Gerobak-gerobak pedagang masih tertutup plastik-plastik terpal dan hanya terlihat beberapa orang yang sedang duduk-duduk atau para tunawisma yang tertidur di bangku di pinggir jalan. Pokoknya benar-benar berbeda!

Pintu depan Pasar Beringharjo yang masih sepi (Dokpri)
Pintu depan Pasar Beringharjo yang masih sepi (Dokpri)
Bahkan akhirnya saya bisa berfoto di bawah papan jalan Malioboro yang sangat ikonik itu, padahal sebelumnya setiap kali saya berkunjung ke Jalan Malioboro, saya tidak pernah bisa berfoto saking banyaknya wisatawan yang antri untuk foto di bawah papan jalan. Norak sih, tapi ya namanya juga turis. Hihihi..

Papan nama jalan yang biasanya paling ramai oleh antrian pengunjung yang akan berfoto (Dokpri)
Papan nama jalan yang biasanya paling ramai oleh antrian pengunjung yang akan berfoto (Dokpri)
Saya yakin masih ada banyak tempat lain yang instagramable di Yogyakarta. Tapi berhubung waktu saya juga terbatas, jadi tidak terlalu banyak tempat yang bisa saya explore. Tapi so far, pelesir saya ke Yogyakarta kali ini benar-benar memuaskan. At least tempat yang bisa saya kunjungi lebih banyak daripada kunjungan saya tahun lalu saat libur lebaran.

So, libur lebaran kali ini kamu jalan-jalan ke mana?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun