Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Mandok Hata", Tradisi Khas Tahun Baruan ala Orang Batak

31 Desember 2017   16:48 Diperbarui: 30 Desember 2021   22:52 16804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun baru 2018 sudah tinggal beberapa jam lagi. Apa yang sudah persiapkan untuk menyambut dentang jam saat pukul 00.00 malam nanti?

Banyak pastinya! Kembang api, terompet warna-warni, karaoke dan musik, minuman, kue hingga berbagai macam daging untuk acara bakar-bakar (bukan bakar ban apalagi bakar rumah loh ya, tapi barbecue-an). Yah, biasanya acara tahun baruan tidak akan jauh-jauh dari hal-hal itu.

Berbeda dengan acara tahun baruan pada umumnya, orang Batak punya satu tradisi khas yang dilaksanakan pada malam tahun baru. Halak hita pasti tahu lah. Yap, Mandok Hata. Apa itu?

Secara harafiah, Mandok Hata artinya "berbicara". Dan sebenarnya Mandok Hata ini tidak hanya ada saat tahun baru. Tapi hampir di setiap ulaon (acara perkumpulan) orang Batak seperti pesta pernikahan, pemakaman, kelahiran anak, Natal atau sekadar kumpul keluarga, pasti ada Mandok Hata. Isi Mandok Hata bisa berupa pemberian nasihat, penghiburan, curhat dan sebagainya.

Khusus saat malam tahun baru, Mandok Hata seakan punya esensinya sendiri karena ini merupakan tradisi masyarakat Batak yang telah dilaksanakan sejak lama dan turun-temurun hingga ke tanah rantau dimanapun mereka berpijak.

Mandok Hata saat malam tahun baru sejatinya adalah momen bagi orang Batak untuk saling berintrospeksi setelah satu tahun dilewati.

Begitu jam menunjukkan pukul 00.00, maka seluruh anggota keluarga baik tua maupun muda akan berkumpul (biarpun ada yang sedang tidur pasti dibangunkan loh), di dalam suatu ruangan (biasanya ruang tamu atau ruang keluarga). Setelah kebaktian kecil untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas tahun yang baru, Mandok Hata pun dimulai.

Mandok Hata dalam konteks tahun baru berarti berbicara di depan seluruh keluarga yang berkumpul, tentang ucapan syukur, terima kasih, meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan selama satu tahun, hingga unek-unek atau kekesalan dan kekecewaan yang telah lama dipendam. Dan semua orang sebisa mungkin harus berbicara. Yap, SEMUA orang. Tak terkecuali yang muda apalagi yang tua.

Biasanya yang muda atau anak-anak akan lebih dulu mendapatkan giliran berbicara karena umumnya yang disampaikan hanya sedikit. Sementara yang orang-orang tua belakangan karena yang disampaikan pasti lebih banyak.

Dan karena setiap orang yang berkumpul di situ harus berbicara, sementara itu tidak ada aturan baku soal batasan waktu berbicara, tak heran acara satu ini jadi lamanya luar biasa.

Kebayang dong, kalau jumlah orang yang berkumpul saat itu misalnya 20 orang? Bisa sampai subuh tuh. Maklum, biasanya kalau keluarga besar orang Batak jumlahnya memang wow! Opung, anak, boru, pahompu, cicit, nangboru-amang boru, tulang-nantulang, bapa uda-inanguda, bapa tua-mama tua, dohot saluhutna (dan semuanya)!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun