Selain itu e-book juga tidak membuat orang bersusah payah dengan beratnya beban yang mereka bawa di tas mereka. E-book bisa didapatkan di mana saja dan kapan saja. Bahkan beberapa bisa kita dapatkan secara gratis!
Tapi apakah dengan munculnya inovasi literasi dalam bentuk digital, lantas meningkatkan minat baca masyarakat kita?
Tidak. Yah, setidaknya itu yang saya lihat. Coba Anda perhatikan, dari sepuluh orang yang memegang gadget mereka saat di angkutan umum, adakah yang membaca e-book? Berapa perbandingannya dengan mereka yang senyum-senyum sendiri karena membaca komentar-komentar di wall Facebook mereka?
Bagi yang punya anak, adik atau keponakan yang saat ini masih bersekolah di pendidikan dasar (SD - SMA). Saya yakin guru mereka sering meminta mereka membuat makalah. Dan karena zaman sudah canggih, mereka diperbolehkan mengambil materi dari internet.Â
Tapi coba lihat, mereka lebih sering mengambil materinya dari buku / e-book dengan referensi yang kompeten, atau hanya copy paste dari Wikipedia dan blog-blog yang tidak jelas?Â
Kalau saat menempuh pendidikan dasar saja mereka terbiasa seperti itu, bagaimana jadinya ketika mereka kuliah? Akankah kita menjadi generasi copy paste? Kalau seperti itu, percayalah kita tidak akan pernah sejajar dengan kaum-kaum intelektual di luar sana.
Meskipun e-book sangat menolong, saya pribadi lebih menyukai buku konvensional ketimbang e-book. Kenapa?
- Buku konvensional bisa dibaca di mana saja dan kapan saja tanpa harus khawatir kehabisan baterai gadget.
- Tidak ada resiko kerusakan mata akibat paparan sinar radiasi gadget.
- Kecuali sistem data kita secanggih Pentagon, tetap ada resiko hilang jika gadget kita crash atau karena lain hal.
- Ini mungkin hanya para pecinta buku yang tahu, saya suka sekali dengan bau kertas buku yang baru dibuka dari plastik dan selalu menyukai tampilan buku-buku yang tersusun rapi di rak buku.
Pilih e-book atau buku konvensional tentunya tergantung dari masing-masing individu. Yang penting semangat membaca tidak boleh hilang. Harapan saya semoga ke depannya budaya literasi bisa terus berkembang dan bisa menjadi kebiasaan kita. Kalau kamu, pilih yang mana?