Mohon tunggu...
Irma SriRatu
Irma SriRatu Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Pembelajar

Tulislah apa yang ingin kamu baca, Penulis yang sedang belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tren Komunikasi Virtual saat Pandemi, Tatap Muka Dirindukan

10 Agustus 2020   08:28 Diperbarui: 10 Agustus 2020   09:34 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama pandemi Covid-19, kebijakan untuk tetap di rumah saja mengharuskan kita melakukan segala aktivitas seperti belajar, kuliah, bekerja hingga beribadah melalui ruang komunikasi virtual atau daring sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dan sebenarnya jauh sebelum merebaknya wabah Covid-19 kita sendiri sudah tidak asing lagi melakukan interaksi atau kegiatan secara daring.

Sejak masuk era tahun 2000-an Indonesia termasuk salah satu negara yang cukup pesat mengalami perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi, berbicara tentang Teknologi Komunikasi dan Informasi pasti tidak lepas dari internet sebagai medianya, salah satunya media sosial atau online. Masyarakat dengan masif dan aktif menggunakan berbagai platform media sosial dimulai dari trend penggunaan facebook kemudian twitter, instagram, youtube dan berbagai aplikasi media sosial lainnya. Penggunaan berbagai media sosial tersebut selain tujuan utamanya sebagai wadah komunikasi satu arah seperti memberikan dan menerima  informasi, hiburan dan tempat pembelajaran kini media sosial telah menjadi wadah komunikasi dua arah yang efektif dan efisien yang dapat menjangkau masyarakat secara global melalui ruang virtual tanpa terhalang jarak dan waktu.

Penggunaan media sosial sebagai ruang komunikasi yang dinilai bisa memberikan kemudahan untuk mendekatkan kita dengan teman atau keluarga yang jauh ternyata juga memberi dampak negatif salah satunya justru menjauhkan kita dari orang-orang terdekat. Contohnya, saat kita sedang berkumpul dalam acara reunian atau arisan keluarga, kebanyakan dari kita justru larut dengan interaksi di ruang virtual melalui ponsel masing-masing dan mengabaikan interaksi secara langsung atau tatap muka yang seharusnya terjadi di dalam acara reunian dan arisan keluarga tersebut. Saat ini tanpa disadari dengan benar kita telah kehilangan dimensi fisik yang telah digantikan oleh dimensi virtual.

Hal ini kemudian membawa dampak perubahan pola komunikasi yang sangat signifikan di tengah masyarakat. Seiring waktu pola komunikasi masyarakat berubah menjadi pola komunikasi virtual. Apa yang dimaksud komunikasi virtual? Menurut Werner J. Severin (2001:447) komunikasi virtual adalah komunikasi dimana proses penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan (melalui) cyberspace atau ruang maya yang bersifat interaktif. Dan masyarakat yang notabene adalah makhluk sosial yang biasanya berinteraksi secara tatap muka perlahan bergeser menjadi manusia penyendiri (homo solitarius) yang lebih menyukai interaksi yang termediasi melalui ruang virtual atau maya.

Namun sekarang di tengah pandemi ini keadaan seperti dibalik, kegiatan komunikasi secara virtual yang awalnya kita rasa cukup mudah dan “menyenangkan” mulai menimbulkan keresahan. Masyarakat yang awalnya telah ketergantungan dengan pola komunikasi secara virtual di dunia maya dan mengabaikan interaksi sosialnya dalam dunia nyata kini mulai rindu berinteraksi sosial secara langsung atau tatap muka dengan orang lain.

Intensitas Penggunaan Komunikasi Virtual Selama Pandemi

Intensitas kita dalam menggunakan media sosial di tengah wabah Covid-19 meningkat tajam apalagi sebagian aktivitas kita mau tidak mau harus dilakukan secara daring sehingga membuat kita harus bisa beradaptasi dan membiasakan diri untuk melakukan aktivitas normal melalui ruang komunikasi virtual.

Namun, ruang komunikasi virtual tidak selalu memberikan keefektifan dan keefisienan. Meski penggunaan komunikasi virtual mudah untuk berinteraksi tanpa harus bertemu secara langsung seperti melakukan rapat atau diskusi lewat aplikasi whatsapp atau zoom penggunaan komunikasi virtual juga memberikan kesulitan. Yang paling umum sih pengguna komunikasi virtual untuk belajar secara daring harus menghadapi kondisi jaringan internet yang tidak stabil, bagi sebagian orang mungkin mudah namun bagi sebagian lapisan masyarakat kita itu jadi kendala. Efek lain penggunaan komunikasi virtual selama masa pandemi dalam proses pembelajaran khusunya bagi sebagian anak-anak justru menimbulkan rasa malas.

Banyak masyarakat pada akhirnya merasakan bosan dan stres apalagi dibayang-bayangi dengan penyebaran Covid-19 yang semakin tak terbendung. Hingga pada akhir Juli 2020 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sendiri telah tembus lebih dari seratus ribu orang. Dengan data tersebut, kebijakan PSBB yang sudah dilakukan seakan tak memberikan efek yang diharapkan yakni menurunnya jumlah kasus positif ditambah dengan keputusan Pemerintah melakukan New Normal yang dirasa kurang tepat karena penyebaran Covid-19 di Indonesia masih sangat tinggi membuat aktivitas normal salah satunya kuliah masih harus dilakukan secara daring termasuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) harus dilakukan dari rumah.

Pada Dasarnya Manusia Membutuhkan Interaksi Secara Langsung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun