Mohon tunggu...
Pendidikan

Perkembangan Bioteknologi Membuat Vaksin

25 November 2018   13:50 Diperbarui: 25 November 2018   14:07 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bioteknologi telah dikenal lama dan berusia sangat tua. Sebagai contoh, sejak jaman dahulu orang telah mengenal roti dan cuka. Roti dan cuka adalah dua produk yang duhasilkan dari bioteknologi. Jadi, bioteknologi tidak selalu identic dengan produk-produk baru yang canggih dan mutakhir. Bioteknologi telah lama digunakan dan merupakan salah satu bagian dalam kehidupan manusia.

Banyak orang mendefinisikan bioteknologi sebagai cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Makhluk hidup yang digunakan dalam bioteknologi pada umumnya adalah mikroba, seperti bakteri, jamur, dan virus. Akan tetapi, produk dari makhluk hidup pun, misalnya enzim, dapat juga digunakan dalam proses bioteknologi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa bioteknologi jelas bukan merupakan suatu hal yang baru. Penggunaan ragi untuk membuat roti atau pembuatan miinuman anggur dari buah anggur segar, dapat diartikan juga sebagai bioteknologi. Proses pembuatan roti dan minuman anggur telah digunakan sejak 10.000 tahun yang lalu. Dengan demiikian, bioteknologi pun telah setua itu umurnya.

Vaksin adalah varian atau turunan dari patogen (biasanya bakteri atau virus) yang dilemah kan sehingga tidak bebahaya dan digunakan untuk mencegah penyakit infeksi. Jadi, ketika seseorang diberi vaksin, system imunitasnya kan mengembangkan system pertahanan terhadap suatu pertahanan terhadap suatu patogen tertentu.

Rekayasa genetika digunakan untuk membuat vaksin dalam berbagai cara. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah rekayasa genetika untuk menghasilkan jumlah besar molekul protein yang terdapat di permukaan luar organisme patogen. Metode tersebut contohnya digunakan dalam penggunaan vaksin untuk melawan virus hepatitis B.

Cara lain untuk menggukan vaksin adalah membuat organisme pathogen menjadi mutan dengan mengganti satu atau beberapa gen yang ada di origanisme patogen. Ketika mutan tidak berbahaya digunakan didalam vaksin memperbanyak diri dan merangsang respons system imunitas yang lebih kuat dibandingkan dengan jenis molekul protein vaksin itu sendiri. Vaksin mutan artifisial (buatan) tersebut dapat menimbulkan demam sebagai efek samping. Namun, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena merpukan peristiwa alami

Dahulu, cacar air adalah penyakit yang sangat ditakuti oleh manusia, akan tetapi, 1970-an cacar air dapat dibasmi berkat menyebarkanya vaksin dari varian virus cacar air yang telah dilemahkan. Dengan menggunakan virus yang telah dilemahkan tersebut, perekayasa genetika dapat mengganti beberapa gen yang menginduksi kekebalan terhadap cacar air dengan gen-gen yang dapat menginduksi kekebalan terhadap jenis penyakit lainnya.

Apa yang membuat orang sakit atau demam setelah vaksin?

Vaksin memberikan pertahanan sistem kekebalan tubuh untuk membentuk pertahanan spesifik dalam melawan infeksi dari virus maupun bakteri.

Saat imunisasi, tubuh Anda disuntikkan zat asing atau antigen. Kemudian, tubuh akan memberikan respon kekebalan tubuh dengan cara yang sama seperti saat tubuh sedang terserang penyakit, tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut.

Ketika tubuh terpapar penyakit yang sama di kemudian hari, sistem kekebalan tersebut dapat merespon dengan cepat untuk mencegah perkembangan penyakit tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun