Mohon tunggu...
IRKaMedia
IRKaMedia Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti

Pemerhati Teknologi dan Aplkasinya dalam Berbagai Kehidupan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

New World

Makin "Ngebut" dengan Jaringan 5G dan Fiber Optic (FTTH)

3 Maret 2023   16:00 Diperbarui: 3 Maret 2023   16:04 1891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New World. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali, telah menjadi lokasi uji coba jaringan 5G. Pada akhir 2020, Telkomsel meluncurkan jaringan 5G terbatas di Jakarta dan Bali, dan mengklaim menjadi operator pertama yang meluncurkan jaringan 5G di Indonesia. Selain itu, beberapa vendor telekomunikasi global seperti Huawei dan Nokia juga telah memasok peralatan jaringan 5G ke operator telekomunikasi di Indonesia.

Meskipun demikian, penerapan jaringan 5G di Indonesia masih memerlukan waktu dan investasi yang besar karena perlu adanya pembaruan infrastruktur yang lebih baik. Namun, dengan dukungan pemerintah dan operator telekomunikasi yang terus berinvestasi dalam teknologi 5G, diharapkan jaringan 5G akan lebih berkembang di Indonesia pada masa depan.

Jaringan FTTH (Fiber to Home)

Teknologi FTTH merupakan salah satu teknologi jaringan internet terbaru yang menggunakan serat optik untuk mengirimkan data langsung ke rumah pelanggan. FTTH memiliki kecepatan internet yang sangat cepat dan andal, sehingga banyak digunakan oleh pelanggan yang membutuhkan akses internet yang stabil dan cepat. 

Teknologi ini mulai dikembangkan pada tahun 1980-an, tetapi baru pada awal 2000-an mulai diluncurkan secara komersial. Beberapa negara yang pertama kali mengadopsi FTTH adalah Jepang dan Korea Selatan pada tahun 2001. Kedua negara tersebut mendorong pengembangan teknologi ini sebagai bagian dari program pemerintah untuk mempercepat penetrasi broadband di negara mereka.

Setelah Jepang dan Korea Selatan, negara lain seperti Swedia, Norwegia, Amerika Serikat, Singapura, dan sebagian besar negara Eropa lainnya mulai mengembangkan FTTH secara massal.

Perkembangan FTTH di dunia semakin pesat pada tahun-tahun terakhir ini. Pada 2020, ada sekitar 180 juta konektivitas FTTH di seluruh dunia, dengan China dan Jepang menjadi negara dengan jumlah konektivitas FTTH terbesar di dunia. Banyak negara lain seperti Amerika Serikat, Eropa, dan beberapa negara Asia lainnya juga terus mengembangkan jaringan FTTH dengan tujuan untuk memberikan akses internet yang cepat dan stabil kepada seluruh penduduknya.

Bagaimana Jaringan FTTH dikembangkan di Indonesia?


Di Indonesia jaringan FTTH mulai dikembangkan pada awal tahun 2000-an, ketika PT. Telkom mulai mengembangkan infrastruktur serat optik di Indonesia. Pada saat itu, layanan internet di Indonesia masih didominasi oleh teknologi DSL (Digital Subscriber Line) dan kabel.

Pada tahun 2008, PT. Telkom meluncurkan layanan internet broadband berbasis serat optik, yang dikenal sebagai IndiHome. 

Pada tahun 2013, Pemerintah Indonesia meluncurkan program "Palapa Ring" yang bertujuan untuk membangun jaringan serat optik nasional yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia. Program ini diharapkan dapat meningkatkan akses internet di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil dan terisolasi.

Selain PT. Telkom, beberapa penyedia layanan internet lainnya juga mulai menawarkan layanan FTTH di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Biznet, First Media, ICONNET dan MyRepublic. Layanan FTTH ini biasanya dijual dengan kecepatan internet yang berbeda-beda, mulai dari 20 Mbps hingga 1 Gbps.

Jaringan FTTH adalah teknologi yang mampu memberikan koneksi internet super cepat dan kualitas sinyal yang sangat baik. Kelompok masyarakat yang paling membutuhkan jaringan FTTH adalah mereka yang membutuhkan koneksi internet yang stabil dan cepat untuk keperluan pekerjaan atau bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun