Mohon tunggu...
Inovasi

Balada Kantong Kresek

16 Oktober 2017   16:19 Diperbarui: 16 Oktober 2017   17:13 1808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang tergabung di dalam jajaran penggagas dan pendiri adalah masyarakat Indonesia yang berasal dari beberapa komunitas lingkungan, sebut saja dari Greeneration Indonesia, Leafplus, The Body Shop Indonesia, change.org dan tidak ada satupun yang dari kursi pemerintahan. Menurut saya, ini menjadi sebuah tamparan bagi pemerintah sendiri karena dari pihak pemerintah tidak membuat situs, atau minimal bekerja sama dengan mereka yang membuat situs. Padahal kita tahu program ini awalnya berawal dari pemerintah. Walaupun tidak memiliki situs khusus, namun untungnya program pemerintah mengenai diet kantong plastik sudah diketahui oleh banyak orang.

Kembali lagi pada plastik yang katanya bisa teruraikan dengan mudah, Indomaret menggandeng sebuah perusahaan yang memang sudah terkenal memproduksi plastik kemasan. Plastik yang digunakan oleh Indomaret ternyata juga mempunyai nama khusus yang disebut Oxium. Plastik bernama Oxium merupakan plastik keluaran dari PT. Tirta Marta. Di dalam laman atau situs webnya, Oxium diklaim sebagai plastik yang 100% bisa diuraikan dalam watu singkat.

Yang membuat plastik ini bisa terurai dengan baik adalah karena adanya penambahan suatu zat khusus ketika proses pembuatan plastik oxium. Awalnya saya berpikir bahwa ini hanya tipuan semata supaya konsumen tetap mau membeli atau memakai plastik dari Indomaret, karena dengan memakai plastik dari Indomaret maka nama Indomaret akan menjadi lebih dikenal oleh banyak orang karena kita bisa membaca nama mereka yang terpampang jelas dan besar di kantong plastik.

Tapi setelah membuka laman web dari PT. Tirta Marta ini saya ikut terbuai percaya akan amannya menggunakan plastik Oxium dikarenakan banyaknya penghargaan yang sudah mereka terima terkait plastik ramah lingkungan ini. Di dalam laman webnya terdapat beberapa penghargaan beberapa diantaranya adalah dari Nadan POM dan RISTEK. Selain adanya penghargaan, yang saya lihat di laman webnya adalah bahwa adanya plastik ini didukung oleh pemerintah khususnya dengan berlandaskan UU No 18 tahun 2008 dan juga oleh Asosiasi Persampahan Indonesia. Beberapa hal ini semakin meyakinkan bahwa plastik ini memang ramah lingkungan dan aman untuk digunakan.

Adanya plastik ramah lingkungan, ditambah lagi program diet kantong plastik oleh pemerintah yang mewajibkan pembeli membayar harga tambahan untuk setiap kantong plastik yang dibelinya membuat saya semakin yakin bahwa Indonesia bisa menjadi negara bebas sampah plastik. Tapi ternyata keyakinan saya tidaklah terwujud. Program diet kantong plastik yang dicanangkan oleh pemerintah ternyata tidak cukup membuat efek keberatan untuk pembeli. Pembeli lebih memilih untuk mengeluarkan uang tambahan untuk membeli kantong plastik daripada harus membawa tas belanja sendiri.

Selain dari pihak pembeli, seperti yang dilansir dari laman web industribisnis.com dikatakan bahwa YLKI menilai pemerintah lamban menyiapkan regulasi penguat program diet kantong plastik. Dengan lambannya regulasi yang muncul, maka program ini tidak terkomunikasikan dengan baik, pembeli jadi menganggap bahwa program ini hanya berjalan tanpa kejelasan. Selain dari program kampanye yang tidak memiliki keberlanjutan yang jelas, dari segi keramah-lingkungan plastik Oxium ternyata juga tidak terbukti dengan baik.

Banyak berita yang mengabarkan tentang "pembohongan publik" terkait dengan plastik yang disebut-sebut biodegradable ini. Salah satu pemberitaan muncul dari laman web nationalgeographic.co.id yang pada tanggal 30 Mei 2016 menulis secara gamblang judul berita "Plastik 'Biodegradable' adalah Suatu Kebohongan Besar". Di dalam pemberitaannya dituliskan bahwa banyak plastik dengan label biodegradable hanya akan terurai di daratan dengan suhu sekitar 122 derajat Fahrenheit, dan suhu itu bukanlah suhu rata-rata di lautan.

Padahal kita tahu bahwa banyak sekali penduduk Indonesia yang suka membuang sampah plastik termasuk sampah plastik Indomaret yang katanya biodegradable ke dalam sungai. Tentu kita tahu bahwa semua sungai akan berakhir dan bermuara di lautan. Oleh karena itu bisa kita bayangkan ternyata berapa banyak plastik yang akan bermuara ke lautan dan tidak bisa terurai karena plastik tidak akan selamanya mengapung. Plastik kelamaan akan tenggelam dan mengendap di dalam lautan. Hal ini menyebabkan plastik tidak tersentuh sinar UV yang bisa menguraikan mereka, plastik malah hanya akan menambah sampah di dasar lautan dan malah akan merusak ekosistem bawah laut.

Sungguh miris melihat kenyataan bahwa persuasi pemerintah untuk mengajak penduduk Indonesia ternyata tidak seberhasil apa yang dibayangkan sebelumnya. Ajakan untuk berubah menjadi lebih baik dengan hidup ramah lingkungan masih menjadi barang mahal di Indonesia sendiri. Lambannya pembuatan regulasi membuat kampanye ini bisa dibilang gagal, program pemerintah yang pada awalnya digambar-gemborkan untuk mengatasi pemanasan global dan permasalahan sampah Indonesia juga nampak sia-sia dan tidak membuahkan hasil yang signifikan di Indonesia.

Persuasi pemerintah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik hanyalah sampai di komponen yang kedua, yaitu afektif. Para pengguna kantong plastik hanya sebatas berkata menyukai dan mendukung program pemerintah serta merasa bahwa penggunaan kantong plastik mengancam kelestarian lingkungan. Komponen konatif tidak sepenuhnya berhasil karena masih sangat banyak pembeli di supermarket dan minimarket khususnya Indomaret yang memilih untuk menggunakan kantong plastik dan tidak melakukan perubahan untuk menggunakan kantong belanja sendiri. Permasalahan ini bisa menjadi sebuah pembelajaran untuk kita khususnya pemerintah untuk melakukan semuanya secara cepat dan berkelanjutan supaya program dan komunikasi yang ada dapat berjalan secara baik dan lingkungan bisa dengan segera terselamatkan.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun