Generasi Muda dan Kebiasaan Korupsi yang Dipupuk Sejak Sekolah

Harapan di setiap hari anti korupsi adalah semoga negeri ini bisa bebas dari korupsi. Koruptor pun harus dihukum seadil-adilnya namun, kita lupa bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil yang berujung pada korupsi adalah hal yang lumrah di dalam masyarakat kita. Bisakah kita terbebas dari praktik korupsi di segala aspek kehidupan ? Terlebih yang memegang peranan penting di masa depan bangsa adalah generasi muda. 

Korupsi Dimulai dari Hal-hal Kecil.

Sebut saja namanya Z, lelaki berusia 27 tahun. Tiga hari yang lalu ia kehilangan KTP dan harus mengurus melalui kantor desa. Awalnya semuanya berjalan lancar namun, sayangnya ada petugas yang meminta uang untuk percepatan pembuatan surat pengantar KTP. 

Dikarenakan bukan hal yang asing lagi jadi Z langsung menyerahkan saja uang yang katanya "seikhlasnya saja". Toh, hal yang seperti ini sudah mendarah daging di pemerintahan? 

Korupsi sendiri bisa diartikan sebagai tindakan untuk memperkaya diri yang tentunya merugikan masyarakat. Tentunya harapan setiap orang adalah tidak ada lagi penjabat yang melakukan korupsi. Eh, tapi apa benar budaya korupsi hanya dikaitkan dengan penjabat? 

Dilihat dari budaya masyarakat negeri ini ada banyak kebiasaan-kebiasaan kecil yang mendukung perbuatan korupsi di masa depan. Contohnya kita menyontek saat ujian, bukankah sama dengan koruptor ? 

Selain itu, memanfaatkan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi juga termasuk kebiasaan korupsi. Bukankah ada banyak kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan banyak orang dan berujung pada perbuatan korupsi di masa depan. 

Tentu saja pemegang pemerintahan selanjutnya adalah generasi muda. Lantas bisakah di masa tersebut Indonesia terbebas dari budaya korupsi ? Serta apa tanggapan generasi muda terhadap korupsi di Indonesia ? 

Generasi Muda dan Korupsi. 

Setuju atau tidak, generasi muda dibentuk dari kebiasaan generasi tua. Lihat saja program-program yang diberikan oleh generasi tua kepada generasi muda termasuk di dunia kampus. 

Contoh nyata program PKM yang selalu menjadi ajang bergengsi bagi seluruh universitas yang ada di Indonesia. Tapi tahukah fakta bahwa proposal yang diajukan sering kali dilebih-lebihkan soal harga ? Tentu saja bertujuan untuk mendapatkan uang lebih. 

Jika memang para peserta PKM ingin mendapatkan uang lebih mengapa tidak menulis saja di proposal uang transportasi atau uang makan, dan lain sebagainya. Tentu saja menuliskan berita tersebut di rencana anggaran akan membuat para calon penerima dana PKM langsung gugur.