Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar yang Membuahkan

15 November 2022   23:21 Diperbarui: 15 November 2022   23:22 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
This Photo taken from Detik.com

Tak kalah penting dengan kenyamanan dan ketenangan, pengelolaan waktu merupakan faktor penentu lain dari buah mutu belajar yang menyegarkan. Para pakar akademisi menilai bahwa waktu efektif untuk belajar adalah pagi. 

Jam matahari terbit dari ufuk timur itu memang berposisi sebagai waktu paling banyak dikonsumsi oleh semua pelaku sektor kehidupan, termasuk para pelajar ketimbang sore dan malam. Itu alasan kenapa sekolah dan lembaga formal pada umumnya menyelenggarakan aktivitas pembelajaran pada pagi hari.  

Dilansir dari kompas.com pada selasa (15-11-2022), secara umum, otak manusia dapat beroperasi secara maksimal pada waktu pagi setelah tidur malam yang cukup. Dengan otak yang segar, seseorang tidak mudah lupa terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan. 

Waktu pagi bisa dipertimbangkan seseorang untuk memulai belajar yang ceria dan penuh tantangan. Namun apakah waktu belajar terbaik hanya di waktu pagi? Tentu tidak, ada banyak waktu seseorang bisa menunaikan agar mendapatkan kompensasi belajar yang membuahkan, seperti malam.

Ada penelitian menarik dalam sebuah pesantren tentang manfaat pendampingan belajar malam terhadap prestasi santri. Penelitian itu menjelaskan upaya meningkatkan prestasi santri melalui kegiatan belajar pada malam hari. 

Hasil penelitian menunjukkan santri yang belajar di malam hari cenderung memiliki daya ingatan yang kuat serta tingkat kefahaman yang lebih tinggi ketimbang waktu lainya. 

Hal ini simetris dengan kultur pesantren yang mempunyai terminologi sorogan, kegiatan belajar malam yang dibimbing langsung oleh Kiyai atau para ustadz pada petang hari. Tak ayal, aktivitas nyeleneh itu cukup mujarab. Bahkan berhasil memproduksi tokoh-tokoh agama terkenal seperti saat ini.

Belajar yang mampu men-cukul-kan buah segar dan bergizi perlu memperhatikan segi internal. Buah yang menyehatkan dan penuh gizi dihasilkan dari perawatan yang rutin dan olahan pupuk yang berkualitas dan berkelas. 

Begitu juga, bagaimana menghasilkan belajar yang menguntungkan, seseorang perlu memperhatikan hal-hal yang mungkin dianggap sepele seperti kenyamanan, ketenangan, dan pengelolaan waktu. Bagaimanapun, setiap orang punya versi masing-masing untuk menghasilkan belajar yang menguntungkan. Mungkin bisa berdampingan dengan suasana keramaian, kesemrawutan, dan dalam waktu kapanpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun