Mohon tunggu...
muhammad IrfanYaasin
muhammad IrfanYaasin Mohon Tunggu... Lainnya - Tertarik pada Bidang Renewable energy

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Wafer Ini Dapat Menghasilkan Energi Listrik

27 Februari 2022   23:05 Diperbarui: 27 Februari 2022   23:15 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Berbicara tentang wafer apa yang terlintas dipikiran kalian setelah mendengar nya? Pasti langsung terbayang suatu hidangan yang diisi oleh kacang almon dan luarnya dilapisi dengan cokelat apalagi jika dimakan dengan tambahan susu. Namun wafer yang akan kita bahas kali ini adalah wafer yang dapat menghasilkan energi listrik. Lho kok bisa?

Perkembangan Industri wafer terus mengalami kenaikan selama beberapa tahun terakhir. Di Indonesia sendiri perkembangan panel surya juga terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dengan menggunakan energi bersih, bukan hanya itu panel surya juga dinilai paling ekonomis dibandingkan dengan generator berbahan bakar minyak yang sering dipakai saat ini. 

Panel surya merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pembangkit listrik tenaga surya dari beberapa komponen penting lain seperti baterai, inverter, solar charge controller dan komponen penting lainnya yang disusun menjadi suatu sistem. Sel surya adalah salah satu pemanfaatan elemen yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, dengan teknologi yang biasa disebut fotovoltaik. Sel surya terbuat dari keping (wafer) berbahan semikonduktor dengan kutub positif dan negatif. Jika permukaan sel surya menerima radiasi matahari maka akan timbul perbedaan tegangan dan jika di hubungkan dengan beban listrik maka arus akan mengalir. 

Panel surya yang terbuat dari silikon memiliki bentuk bujur sangkar dengan ukuran 5 x 5 cm atau 10 x 10 cm persegi  dan memiliki ketebalan sekitar 2 mm. Lempengan bujur sangkar inilah yang kita sebut dengan wafer silikon untuk panel surya. Saat ini modul panel surya yang sering dijumpai di Indonesia adalah jenis Polycrystalline, Monocrystalline dan Hybrid. 

Silikon pada Monocrystalline terdiri dari satu kristal saja sedangkan  untuk Polycrystalline terdiri dari banyak kristal penyusun. Proses pembuatan wafer silikon untuk semikonduktor dibuat melalui proses Czochralski (Cz) yang melibatkan peleburan silikon semikonduktor diikuti dengan memasukan batang umpan ke dalam leburan silikon. 

Ketika batang tersebut ditarik dari leburan, maka silicon secara langsung akan menempel di batang tersebut dan membeku. Proses peleburan ini dilakukan dengan suhu 1000 -- 1200 derajat celsius yang mengakitbatkan silikon dapat melebur/mencair. Silicon yang beku tadi nantinya akan dipotong dengan ketebalan 2 milimeter sehingga menghasilkan bentuk wafer. 

Sel -- sel pada Monocrystalline memiliki pola piramida yang memungkinkan untuk menyerap radiasi matahari lebih banyak. Permukaan atasnya diselimuti dengan fosfor untuk membantu terciptanya medan listrik, lalu sel -- sel tersebut dilapisi dengan nitrida untuk mengurangi terjadinya refleksi sehingga akan meninggkatkan penyerapan. Sel jenis ini juga memiliki ketahanan panas yang lebih yang tinggi dan umur yang lebih panjang. Dikarenakan banyaknya kelebihan pada sel Monocrystalline, sel ini biasanya digunakan pada PLTS atap di daerah perkotaan dan pedesaan yang diaplikasikan pada perumahan 

Jika dibandingkan dengan Polycrystalline, pembuatan Monocrystalline  jauh lebih mahal dan sulit. Karena hanya mengandung satu kristal tunggal menjadikan silikon jenis ini memiliki efisiensi yang baik dalam menghantarkan panas dan arus listrik sehingga kerja sel surya akan sangat baik menggunakan silikon jenis ini. 

Pemilihan panel surya adalah hal yang penting dilakukan dalam proses pemasangan untuk  meminimalisir biaya serta penggunaan lahan yang besar. Perlu juga dilakukan uji kesesuaian Standard Test Conditions (STC) untuk memastikan panel surya layak digunakan. Sel surya sangat rentan dan sensitif maka dari itu perlu  adanya perawatan untuk menghindari terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh benda lain. 

Perawatan  dan pembersihan panel surya diperlukan untuk menjaga kerja panel selalu dalam keadaan optimal. Dengan adanya perawatan panel akan tetap bersih dan terhindar dari kotoran dan hal lain yang mengganggu kerja dari Panel surya. Penempatan panel surya juga menjadi hal yang harus diperhatikan dalam instalasi agar penyerapan yang dilakukan bekerja maksimal. 

Beberapa aspek lain  yang harus diperhatikan antara lain adalah shading, shading terjadi karena adanya bayangan yang menutupi modul surya yang biasanya disebabkan oleh objek seperti rumah, gedung, pohon atau benda yang berada di atas modul tersebut sehingga muncul bayangan yang menutupi modul surya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun