Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pasar Bisa Diciptakan: Media Kritis dan Krisis Saat Pandemi

8 Januari 2021   21:38 Diperbarui: 8 Januari 2021   21:50 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pasar merupakan tempat dimana manusia mencari dan menemukan apa yang dibutuhkan. Seperti kebutuhan sandang, pangan, papan bahkan pikiran. Saat pandemi berlangsung diseluruh negara di dunia tanpa terkecuali Indonesia merasakan apa yang dirasakan semua umat manusia dimuka bumi ini. Rasa takut, cemas dan khawatir menemani pandemi selama ini. Sebuah teori konspirasi hadir membentuk komunal yang kontra, sementara pandemi covid-19 masih dicari-cari penyebab pastinya. Para ahli virologi sibuk berkutat pada persoalan sebab dan bagaimana cara penyembuhan masalah. Setiap laporan dari WHO ditunggu setiap negara dan negara dengan pemerintahannya berpikir keras membuat kebijakan pembatasan sosial. Dari semua itu media sangat berperan penting dalam membentuk perilaku serta pola pikir masyarakat. Hampir setiap harinya pemberitaan tentang Pandemi terus diberitakan oleh media. Masyarakat terus dijejali dengan pemberitaan sampai menjadi candu baginya. Oleh karena itu masyarakat dapat menjadi pasar yang diciptakan oleh media.

            Peran media sebagai pemberi informasi kepada masyarakat ternyata membentuk masyarakat itu sendiri. Pemberitaan tentang pandemi Covid-19 sangat dibutuhkan oleh masyarakat seperti yang saya sampaikan diatas. WHO memiliki laporan-laporan yang berubah-ubah setiap waktunya, berkat para ahli virologi yang terus meriset. Berita tentang vaksin tidak habis dimakan hari, hampir setiap hari berita tentang vaksin sangat dinanti oleh masyarakat. Masyarakat membutuhkan pemberitaan yang positif namun sering kali media membungkus laporan yang diberikan WHO dengan bungkus yang menakutkan dan menyebabkan masyarakat menjadi pesimis dan skeptis dengan WHO. Sudah seharusnya media dalam hal ini menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh positif sehingga perilaku masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan. Penyampaian informasi yang baik dengan komunikasi yang baik juga akan berdampak positif. Akhir-akhir ini ditemukan masyarakat yang sudah bodoamat dengan Virus Corona karena lelah dengan pemberitaan yang tidak kunjung membaik. Di lingkungan kampus sendiri, mahasiswa sudah lelah dengan kuliah daring dan sudah memulai agenda tatap muka langsung. Seharusnya mahasiswa sebagai agent of control  dapat mengawasi serta memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat kelas bawah yang dapat membantu mereka memahami pemberitaan covid-19 yang miss-komunikasi.

            Pemberitaan negatif ditengah pandemi ini marak digaungkan oleh mereka yang meyakini dan menyukai teori konspirasi. Musisi Jerinx adalah salah satu tokoh yang meyakini teori konspirasi sampai dia ditahan karena UU ITE. Pemberitaan tentang penahanan ia pun ramai dan tentang konspirasinya pun tengah digandrungi pemuda-pemudi metropolitan. Semenjak kebijakan "New Normal" sikap apatis anak muda perkotaan berdampak pada kenaikan data statistik. Penyampaian informasi yang itu-itu aja membuat mereka menjadi apatis. Hegemoni media ini dipengaruhi keras oleh negara. Dalam bukunya yang berjudul Politik Kuasai Negara, Noam Chomsky, membahas menganai bagaimana media bisa menjadi alat propaganda negara. Setiap kebijakan yang dikeluarkan negara pasti disosialisasikan oleh media. Kebijakan tentang "New Normal" sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga masyarakat menanti kabar gembira dari media. Sayangnya, kebijakan yang dikeluarkan negara ini sering kali berubah-ubah dan banyak dikritisi oleh akademisi bahkan para ahli kesehatan sampai ahli virologi. Pemberitaan di media tidak pernah merangkul masyarakat kritis ini. Narasi TV menjadi salah satu media jurnalistik yang mewadahi aspirasi masyarakat dan disukai anak muda karena serius mengkritik pemerintah, mulai dari kebijakan sampai data statistik yang kian hari kian tumbuh. Namun, pada pemberitaan yang muncul setiap hari dan menjadi konsumsi publik kemudian membentuk perilaku masyarakat bukanlah merupakan tanggung jawab media semata tapi ada peran besar negara dalam mecipatakan hegemoni media yang jadi alat propaganda dan untuk kepentingan politik semata.

            Saat pandemi ini berlangsung ketakutan yang dimunculkan adalah ketakutan atas krisis yang akan terulang kembali seperti tahun 1998. Pada tahun tersebut krisis moneter terjadi dan terekam, ketakutan tersebut dimanfaatkan menjadi pasar untuk media. Pemberitaan mengenai krisis jadi konsumsi, demo buruh OMNIBUS LAW sampai pada pemecatan massal buruh. Pandemi dan krisis begitu melekat, pemberian bantuan yang tidak tepat sasaran menjadi bagian dari pernak-pernik pemberitaan di media massa. Sampai pada detik ini, berita tentang kebangkrutan mengahantui dan dinikmati masyarakat. Lewat media, masyarakat dapat merasakan ketakutan sekaligus menikmatinya sampai akhirnya menjadi candu.

            Sejauh mata memandang, kepentingan politik sangat berperan aktif dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan. Kepentingan itulah yang pada akhirnya digodok oleh media menjadi informasi yang memiliki tujuan terselubung, sampai pada akhirnya terciptalah masyarakat yang apatis, skeptis bahkan lebih mempercayai informasi hoaks atau berita konspirasi. Media membungkus dan mengemas berita yang dijual sesuai pasar yang sudah diciptakan oleh konstruksi sosial. Dalam praktik demokrasi, media seharusnya menjadi penyambug lidah msayarakat, hanya saja peran negara dalam hegemoni begitu besar sehingga dikondisi krisis yang diakibatkan pandemi covid-19 ini masih dikapitalisasi oleh borjuasi korporat maupun borjuasi yang ada dipemerintahan. Media alternatif sangat dibutuhkan untuk meluruskan penyampaian yang mis-komunikasi antara masyarakat dengan informasi yang sudah beredar luas.

Setelah terciptanya pasar-pasar, korporasi bisa mengolah krisis saat pandemi ini menjadi kapital untuk mengatasi krisis juga. Pemberitaan untuk menangani krisis ini juga dibutuhkan masyarakat. Supaya masyarakat mengerti mahasiswa harus turun sebagai agen perubahan, karena masyarakat telah dihadapkan pada digitalisasi. Sosialisasi yang dilakukan mahasiswa adalah sosialisasi tentang bagaimana masyarakat kelas bawah dan kaum-kaum termarjinalkan dapat memahami informasi dengan benar. Bukan malah menjadi bagian dari konsumen yang tidak sadar. Krisis ini nyata, Pandemi ini berbahaya para ahli virologi tengah mengupayakan obat, metode penanganan pasien dan vaksin. Sudah seharusnya informasi tersebut sampai dengan jelas kepada seluruh masyarakat.

            Media sangat berperan penting dalam pembentukan pola pikir hingga perilaku masyarakat. Masyarakat diposisikan sebagai pasar yang bisa diciptakan bukanlah agenda dari individu atau kelompok tapi melainkan tanggung jawab besar negara. Tanpa sadar negara telah membangun perilaku masyarakatnya lewat kebijakan dan hegemoni yang dilakukan oleh media. Menjadi alat propaganda negara juga adalah tugas media karena terlalu utopia jika dikatakan bahwa media adalah pengawas demokrasi. Lewat media juga negara bisa menyalahkan masyarakat yang tidak bisa diatur. Padahal para akademisi yang menulis berita belajar cara memberitakan dan berkomunikasi yang baik agar sampai ke publik tanpa perbedaan kelas sosial. Sosialisasi terhadap kelas bawah dan kaum marjinal adalah tugas khusus kita semua yang sadar betapa pentingnya memahami pemberitaan tentang pandemi agar dapat dicerna sebagai hal yang positif.

            Kontroversi akan tetap ada dan menjadi pasar yang buas untuk masyarakat. Pergumulan akan dibicarakan dalam tiap-tiap cuitan di media sosial. Informasi yang diterima masyarakatpun menjadi berlebihan. Menjadi persoalan manusia abad 21 tentang ruang dan waktu dikemas dalam satu tangan yang memberikan suguhan yang manusia inginkan. Selamat datangg di-era baru, digitalisasi dan pasar media yang tercipta, diciptakan akan terus berkembang. Optimisme harus dibangun dan kebijakan harus terus diawasi, dikontrol supaya tak semena-mena.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun