Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Schalke 04 Memburu Kemenangan Sintas

10 April 2021   11:02 Diperbarui: 10 April 2021   11:06 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga pemain Schalke 04, Shkodran Mustafi, Suat Serdar, dan Malick Thiaw (dari kiri) tertunduk usai timnya kembali kalah dan makin terancam terdegradasi dari Bundesliga Jerman. | Sumber: Poolfoto/imago images via t-online.de

Sesuai jadwal, liga-liga top Eropa telah memasuki masa-masa krusial, yaitu babak akhir kompetisi. Tinggal sisa 7-9 pekan saja sebelum liga musim 2020/2021 ditutup.

Saat masa-masa krusial ini, selain melihat peluang tim mana yang bakal merebut gelar liga, menarik pula menengok persaingan di dasar klasemen. Sisa pertandingan menipis, berarti nyawa tim di sekitar zona degradasi juga terancam.

Karena di awal tahun kemarin saya membahas soal Schalke, maka ada baiknya di kesempatan kali ini juga membahas kabar terbaru tim tersebut. Mengapa Schalke? Alasan logisnya, mereka adalah tim paling kasihan yang terperosok ke zona degradasi di 5 liga top Eropa.  

Bertahun-tahun yang lalu, Schalke dikenal sebagai salah satu the big 3 Bundesliga Jerman. Selama itu pula, tim asal Gelsenkirchen itu dikenal sebagai salah satu tim terkaya Jerman bersama Bayern Munchen dan rival abadinya, Borussia Dortmund.

Mari kita tengok bukti kekayaan mereka di masa lalu. Di tahun 2012, Schalke masuk daftar 10 besar klub terkaya dunia versi majalah Forbes. Delapan tahun kemudian, peringkat Schalke turun ke posisi 16, tapi masih masuk 20 besar. Di tahun 2020 kemarin, Forbes menempatkan Schalke di posisi 14. Namun, kondisi berbalik 180% pasca pandemi Covid-19 menghantam. Kondisi finansial klub hancur lebur dan bulan April tahun lalu, Schalke dikabarkan terancam bangkrut.

Saya tak ingin membahas ulang kondisi finansial Schalke yang hancur lebur. Pasalnya, hal tersebut sudah pernah saya bahas di artikel bulan Januari lalu. Kalau dibahas lagi, rasanya makin kasihan kepada Schalke.

BACA DULU: Menyongsong Tahun Baru 2021 ala Schalke 04

Saya lebih tertarik menengok nyawa Schalke yang makin tercekik. Tim berjuluk The Royal Blues itu kini terperosok ke dasar klasemen Bundesliga musim ini. Entah ironis, entah memalukan, hingga pekan ke-27, Matthew Hoppe dan kolega baru mengoleksi 10 poin saja.

Hanya meraih 1 kemenangan, 7 kali imbang, dan 19 kali kalah sudah lebih dari cukup untuk membuat Schalke terkapar di jurang. Parahnya, sepanjang musim ini Schalke baru mencetak 17 gol. Selain itu, mereka juga jadi lumbung gol tim lain.

Musim ini, gawang The Royal Blues yang dikawal bergantian oleh Ralf Fahrmann, Frederik Ronnow, dan Michael Langer sudah kebobolan 71 gol. Artinya, Schalke nyaris kebobolan 3 gol di tiap laganya. Meski sudah mendatangkan bek berpengalaman seperti Shkodran Mustafi dan Sead Kolasinac, nyatanya pertahanan Schalke masih mudah ditembus juga.

Kekalahan dengan margin lebih dari 3 gol adalah hal biasa bagi Schalke. Di pekan pertama saja mereka dibantai 8-0 oleh Bayern Munchen. Di laga Revierderby melawan Borussia Dortmund, mereka dua kali menelan kekalahan dengan skor 3-0 dan 4-0. Terakhir, di sepanjang bulan Maret lalu, Schalke menelan 2 kekalahan dan sekali imbang tanpa mencetak satupun gol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun