Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengenal Wolfsberger AC, Serigala Austria, Kuda Hitam Babak 32 Besar Liga Europa

15 Desember 2020   07:36 Diperbarui: 17 Desember 2020   03:40 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Stadion Woerthersee saat dijadikan hutan sementara selama beberapa waktu di tahun 2019. Stadion Woerthersee akan jadi kandang sementara Wolfsberger untuk menjamu Tottenham di babak 32 besar Liga Europa. | foto: domusweb.it

Walaupun sudah berusia 89 tahun, lemari trofi klub ini sangat lengang. Hanya sebuah trofi 2.Liga atau setara Liga 2 di Indonesia yang bisa mereka banggakan. Alasannya, Wolfsberger tercatat menghabiskan 20 tahun kariernya di 2.Liga. Sebelum itu, mereka malang melintang di kasta ketiga dan regional Austria sebelum promosi pada musim 2012/2013.

Dimiliki perusahaan pembuat pelet

Ada satu fakta menarik dari Wolfsberger yang sayang bila dilewatkan. Di kompetisi Liga Europa, klub ini terdaftar dengan nama Wolfsberger AC. Namun, tidak di daftar kontestan Austrian Bundesliga.

Di Austria, klub ini secara resmi bernama RZ Pellets Wolfsberger Athletiksport Club (RZ Pellets WAC) sejak musim 2014/2015. Alasannya, klub ini dibeli oleh perusahaan bernama Riegler & Zechmeister Pellets (RZ Pellets).

RZ Pellets adalah nama sebuah perusahaan penghasil pelet. Ini bukan pelet pakan burung atau ikan ya, tapi wood pellet (pelet kayu). Kegunaan pelet kayu mulai dari bahan pengganti batu bara hingga bahan bakar pembangkit listrik.

Nah, pelet produksi RZ Pellets digunakan sebagai bahan bakar di 10 pembangkit listrik tenaga panas di Austria. RZ Pellets mensponsori dan membeli hak penamaan atau naming right Wolfsberger AC.

Karena itulah, di logo Wolfsberger terdapat logo perusahaan RZ Pellets. Inilah keunikan sepak bola Austria. Tidak hanya naming rights stadion saja yang dapat diperjual belikan, tapi juga naming rights klub itu sendiri.


Wolfsberger tak sendirian. Di Austria sudah ada Red Bull Salzburg yang dimiliki perusahaan minuman berenergi, FC Admira Wacker Modling yang berganti nama menjadi Flyeralarm Admira usai disponsori selama 10 tahun oleh perusahaan percetakan (Flyeralarm), dan SC Rheindorf Altach yang berganti nama menjadi CASHPOINT SCR Altach setelah disponsori perusahaan judil lokal.

Detail logo Wolfsberger dan asal usul serigala di logonya. | foto: Dokumen Pribadi
Detail logo Wolfsberger dan asal usul serigala di logonya. | foto: Dokumen Pribadi
Lalu, sehebat apa Wolfsberger sampai bisa mengalahkan klub sekelas Feyenoord dan lolos ke babak 32 besar Liga Europa?

Untuk mengetahuinya, kita perlu tahu dulu siapa pelatih dan bintang di klub ini. Setelah mengulik info sana-sini, saya sampai pada kesimpulan pahit. Klub ini tak punya pelatih dan pemain berlabel bintang!

Pelatih mereka adalah Ferdinand Feldhofer yang baru berusia 41 tahun dan baru melatih klub profesional sejak 2015 lalu. Feldhofer adalah pengoleksi 13 caps bersama timnas Austria era 2002-2007.

Feldhofer menjabat pelatih tim utama sejak Desember 2019. Dia sudah mendampingi anak asuhnya selama 31 pertandingan dengan rekor 14 kemenangan, 7 kali imbang, dan 10 kali kalah. Dengan catatan tersebut, nasibnya pasti sudah dipecat bila melatih klub Inggris bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun