AC Milan akhirnya mengakhiri rentetan 24 pertandingan tanpa kekalahan. Jumat (6/11) dinihari kemarin, rossoneri takluk dari tamunya Lille, 0-3 pada lanjutan matchday 3 babak grup Liga Europa.
Seluruh gol wakil Prancis itu dicetak oleh Yusuf Yazici. Pemain Lille bernomor punggung 12 itu 3 kali mempecundangi Donnarumma. Sekali lewat eksekusi penalti dan dua gol dari situasi open play.
Ironis. Padahal, sebelum ini penulis baru saja membuat tulisan bedah taktik Stefano Pioli yang jadi kunci keberhasilannya membawa Milan unbeaten selama 24 laga. Sebenarnya, saya sudah punya firasat buruk sebelum menerbitkan tulisan tersebut.
BACA DULU:Â Bedah Taktik Pioli dan PR Milan demi Pertahankan Rekor Sempurna
Selama pertandingan berlangsung hingga usai, penulis sudah merangkum 3 penyebab Milan takluk dari Lille. Berikut ulasannya.
1. Kesalahan scouting
Ada yang mengatakan Milan telah meremehkan Lille. Alasan paling kentara adalah tidak diturunkannya pemain-pemain inti melawan Lille. Atas dasar itu, Pioli pun banyak disalahkan pendukung Milan.
Tercatat, Pioli menurunkan 6 pemain inti dan 5 pemain cadangan. Kelima pemain cadangan itu adalah Brahim Diaz, Diogo Dalot, Rade Krunic, Samu Castillejo, dan Sandro Tonali. Khusus untuk dua nama, Castillejo dan Krunic, mereka kompak dicap tak layak tampil di laga tersebut oleh para pendukung yang kesal.
Penulis kira, Milan tak serendah itu sampai meremehkan Lille. Yang ada justru Pioli dan jajarannya salah dalam scouting sebelum laga. Kesalahan scouting ini menyebabkan Milan salah dalam mempersiapkan laga.
Dari segi pemain, Lille punya beberapa pemain kunci dengan kualitas top. Ada kiper Mike Maignan yang baru saja debut di timnas Prancis dan striker Jonathan David, rekrutan baru asal Canada yang selalu jadi pilihan utama pelatih Lille, Christophe Galtier.
Di posisi bek, mereka punya dua pemain senior sarat pengalaman, Zeki Celik dan Jose Fonte yang menjabat sebagai kapten. Di posisi gelandang, Lille punya Ikone dan Renato Sanches, peraih Golden Boy 2016.