Mohon tunggu...
Irfan Fadila
Irfan Fadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mencoba menjadi pewaris peradaban

Mahasiswa Ilmu Politik yang gaterlalu politik. Menyukai sepak bola, musik rock, dan pantai

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Rage Against The Machine: Berpolitik Melalui Musik

11 Januari 2022   20:49 Diperbarui: 11 Januari 2022   21:10 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diambil dari ratm.com

Datang dengan judul yang berani, Killing In The Name sukses meledak di medio 90an. Lagu bertemakan kebusukan para aparat rasis dan penyalahgunaan kekuasaan itu selalu disajikan dengan apik oleh RATM.

Lagu ini tak lekang oleh zaman, banyak orang mengatakan salah satu penyebab lagu ini tetap eksis sampai sekarang ialah pesan-pesan yang dibawakan dalam liriknya masih relevan sampai sekarang. 

Lagu yang berisi keresahan mengenai abuse of power dari aparat dituangkan melalui lirik "Some of those that work forces, Are the same that burn crosses" dalam lirik tersebut RATM ingin memberi pesan satire pada aparat kepolisian Amerika karena memiliki kesamaan dengan sekte KKK dalam melakukan terror atau penyalahgunaan kekuasaan atas dasar rasial. 

Kritik pedas pada pembenaran pembunuhan berkedok “lencana” juga lantang dikumandangan Zack de la Rocha lewat lirik "Those who died are justified, For wearing the badge, they’re the chosen whites" sebuah sindiran dari ironisnya pembenaran pembunuhan hanya karena mereka memakai lencana penegak hukum sehingga seolah olah melegitimasi tindakan tersebut. Selain itu kebanyakan dari mereka adalah aparat yang rasis pada suatu kelompok. 

RATM seolah olah ingin menyadarkan orang-orang agar tidak tunduk pada perintah kelompok pelaku abuse of power supaya tidak menjadi boneka dari ambisi para penguasa, melalui bait "And now you do what they told ya, (Now you’re under control) And now you do what they told ya" sebagai tamparan untuk orang orang yang mudah disetir di bawah pengaruh kontrol ambisi kelompok kepentingan.

Bukan hanya kritik, RATM juga memasukan sikap menolak keras dibawah kontrol aparat di outro lagunya dengan lantang berteriak "F*CK you, I won’t do what you tell me" sebanyak enam belas kali dan ditutup dengan kalimat Motherf*cker sebagai penegasan sikap untuk menolak tunduk patuh pada kelompok yang melakukan abuse of power

Sadar atau tidak RATM telah menjadikan musik sebagai media berpolitiknya melalui cara persuasif dengan komposisi musik yang mengajak jamming dan lirik catchy di kepala para pendengarnya. 

Bila dihubungkan dengan konsep kekuasaan politik, RATM bisa dibilang menggunakan cara influence dan persuasif karena sasarannya rata rata anak muda sehingga lebih mudah untuk “dirangkul” lewat cara yang asik yaitu melalui musik tujuannya agar anak anak muda tersebut terpanggil untuk memperjuangkan isu yang dibawa RATM. Tentunya perlu waktu untuk mewujudkan tujuan RATM tersebut dan pastinya memerlukan proses step by step

Awalnya mungkin orang-orang hanya menikmati musiknya saja, tetapi seiring berjalannya waktu akan muncul rasa penasaran dan mulai ada keinginan untuk mendalami makna liriknya hingga pada jangka panjangnya mungkin akan timbul pergerakan akibat pesan dari lagu RATM. 

Seperti apa yang saya alami akhir akhir ini, muncul rasa ingin tahu untuk mendalami pesan apa yang ingin disampaikan oleh band RATM. Dari semua yang saya sudah tuliskan diatas, band RATM menjadi sebuah bukti bahwasanya berpolitik dapat menggunakan media antimainstream sehungga tidak selalu berpaku monoton pada politik parlementer. 

RATM seolah ingin memberitahu bahwa kita bisa kok berpolitik sambil lompat-lompat, moshing, jamming, dan teriak-teriak ga melulu harus baca buku Karl Marx, Andrew Heywood dll yang tebalnya seperti kusen pintu jati. Politik adalah bagian hidup dan hidup membutuhkan politik dalam perjalanannya, jika hidup bisa dibikin asik oleh musik kenapa politik enggak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun