Melihat Pendidikan sains yang tidak seharusnya berhenti pada konsepan teori di buku pelajaranlah yang ingin diubah melalui Media Ajar "Pembelajaran Energi Alternatif Ramah Lingkungan Melalui Miniatur Panel Surya", sebuah media pembelajaran IPA berbentuk model fisik interaktif yang dirancang untuk menghidupkan konsep energi terbarukan di kelas Sekolah Dasar.
Media Ajar ini dikembangkan untuk membantu siswa kelas 6 SD memahami konsep energi alternatif dan pemanfaatannya secara nyata. Miniatur panel surya dirancang sederhana namun fungsional: menggunakan sel surya mini yang dapat mengubah energi cahaya---baik dari sinar matahari menjadi energi listrik untuk menggerakkan kipas mini. Melalui demonstrasi tersebut, siswa dapat mengamati secara langsung bagaimana energi cahaya diubah menjadi gerak, sehingga konsep yang biasanya abstrak dapat mereka pahami dengan jelas.
Kegiatan pembelajaran menggunakan media ini telah dilaksanakan di SDN Mangunharjo, di bawah kepemimpinan Bapak Andreas Joko Hardiyanto. Siswa menunjukkan antusiasme tinggi sejak awal kegiatan. Mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga terlibat langsung dalam proses merakit, menghubungkan kabel, dan mencoba kinerja panel surya yang mereka buat bersama. Suasana kelas berubah menjadi laboratorium mini yang penuh tawa, rasa ingin tahu, dan percakapan ilmiah sederhana.
Media ini tidak hanya menanamkan pengetahuan tentang energi surya, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai konservasi dan kepedulian terhadap lingkungan. Anak-anak belajar bahwa energi matahari merupakan sumber energi bersih dan tidak terbatas yang bisa dimanfaatkan tanpa merusak bumi. Dengan memahami proses ini secara langsung, diharapkan mereka tumbuh menjadi generasi yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan mampu berpikir kritis terhadap isu energi masa depan.
Selain itu, miniatur panel surya ini juga melatih keterampilan berpikir ilmiah dan pemecahan masalah. Saat kipas mini berputar, anak-anak tidak hanya melihat hasil, tetapi juga mulai bertanya: "Mengapa bisa berputar?" dan "Apa yang terjadi jika cahayanya ditutup?" bentuk pertanyaan yang menunjukkan munculnya rasa ingin tahu ilmiah yang autentik.
"Anak-anak terlihat sangat semangat, apalagi waktu kipasnya mulai berputar. Mereka langsung bersorak dan penasaran kenapa bisa begitu," ujar Bapak Romi selaku wali kelas 6.
Kegiatan ini disambut antusias oleh para siswa dan guru. Proses pembuatan yang sederhana namun bermakna membuat sains terasa dekat dan menyenangkan. Kegiatan ini merupakan bagian dari Bhakti Akademisi Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang konsisten dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat di bidang pendidikan. Melalui karya ini, UNNES menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan ilmu pengetahuan yang membumi, aplikatif, dan relevan dengan kebutuhan dunia pendidikan dasar.
Miniatur panel surya ini membuktikan bahwa sains dapat diajarkan dengan cara yang sederhana namun bermakna. Ia menjadi simbol bahwa belajar tidak hanya tentang membaca dan menghafal, tetapi juga tentang mengalami dan mencipta. Dengan menghadirkan praktik nyata di ruang kelas, konsep yang tadinya membosankan berubah menjadi pengalaman belajar yang hidup dan berkesan.
"Sains tidak sekadar untuk dibaca, tapi untuk dihidupkan," menjadi pesan kuat yang tercermin dari karya ini sebuah ajakan untuk terus menyalakan semangat belajar dan peduli pada bumi melalui energi yang bersih dan berkelanjutan.