Yang menarik, produk yang sama atau mirip juga ikut laris manis hingga sold out.
Fenomena ini kembali pada psychology of consumer behavior. Melalui Psychology Today, ada riset yang menemukan bahwa para ahli ekonomi perilaku, profesional pemasaran, dan psikolog menyimpulkan bahwa pembelian impulsif mungkin didorong oleh kebutuhan untuk menunjukkan status sosial seseorang, atau sebagai respons terhadap emosi seperti kesedihan atau kebosanan.
Dalam kasus lain, para penjual mungkin berhasil memanipulasi keinginan untuk mendapatkan "penawaran yang bagus" dengan membuat barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan tampak sangat terjangkau atau menggambarkannya sebagai barang dengan persediaan terbatas.
Bagi pedagang lain, fenomena ini bisa menjadi motivasi untuk berbuat lebih baik lagi. Namun, pertanyaannya adalah: apakah kita sudah siap dengan segala konsekuensinya?
Sebagai pedagang atau calon pedagang yang hendak memasarkan produk mereka di platform media sosial, bersiap-siaplah untuk "tebal telinga," memiliki hati yang kuat dan berkulit badak. Karena anda harus siap menghadapi segala yang terduga maupun tidak terduga. Komentar pedas, kritik tajam, bahkan haters yang datang tanpa undangan -- semua itu bagian dari permainan.
Namun dibalik hiruk-pikuk persaingan ini, ada pembelajaran berharga: konsumen semakin cerdas memilih, kreativitas pedagang semakin terasah, dan pada akhirnya, kualitas produk dan pelayanan yang akan menentukan siapa yang bertahan dalam jangka panjang.
Mungkin yang kita saksikan bukan sekadar persaingan bisnis biasa, tetapi sebuah percakapan sosial baru tentang bagaimana kita menciptakan, mengonsumsi, dan merespons tren di era digital. Dan dalam percakapan ini, setiap orang -- pembeli, penjual, content creator, maupun penonton -- memiliki peran dalam membentuk narasi yang terus bergulir.
Apakah Anda siap?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI