Mohon tunggu...
Irene Elisabeth Pangaribuan
Irene Elisabeth Pangaribuan Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Literasi di Era Digital

18 Oktober 2021   14:46 Diperbarui: 18 Oktober 2021   15:45 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kata Literasi berasal dari bahasa Latin yaitu "littera" yang artinya huruf dan "literatus" yang artinya belajar. Dari sini istilah literasi dapat dimaknai sebagai kemampuan dalam mempelajari dan memahami aksara. Hal ini menunjukkan bahwa literasi sangat erat kaitannya dengan proses membaca dan menulis. Menurut Elizabeth Sulzby (1986), literasi diartikan sebagai kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi "membaca, berbicara, menyimak dan menulis" dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya.

Seiring dengan perkembangan era digital saat ini, arus informasi dapat dengan mudah didapatkan. Yang sebelumnya harus membeli koran untuk membaca berita atau pergi ke perpustakaan untuk mencari sumber literatur, kini semuanya sudah dapat diakses hanya dengan menggunakan internet. Namun walaupun begitu, kemudahan akses informasi ini menyebabkan budaya literasi di Indonesia semakin menurun. 

Berdasarkan survei tingkat literasi dari Program for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2019 yang lalu, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara yang berpartisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk ke dalam 10 negara yang memiliki tingkat literasi paling rendah.

Sebenarnya seberapa penting sih literasi  di era digital saat ini?

Kemajuan era digital membuat orang-orang dapat menerima informasi dengan lebih cepat dan mudah. Namun, tidak semua informasi yang tersedia tersebut adalah informasi yang benar. 

Orang yang minim literasi akan mudah memercayai suatu informasi yang ia terima dengan begitu saja, tanpa memastikan terlebih dahulu perihal kebenarannya. T

entunya hal ini dapat berakibat buruk seperti menimbulkan provokasi, menyulut kebencian, kemarahan, hasutan kepada orang lain, pemberontakan, bahkan perpecahan. 

Oleh karena itu, peran literasi menjadi sangat penting untuk dilakukan, terlebih di era saat ini. Kemampuan literasi di sini mencakup juga kemampuan untuk mengenali kebutuhan informasi dan membuat pertanyaan riset, mencari sumber informasi yang relevan, menilai informasi dengan kritis, dan mengomunikasikan atau membagikan temuan informasi dengan efektif dan bertanggung jawab. Dengan terus membaca dan menyikapi informasi secara lebih bijak, masyarakat dibiasakan untuk teliti sehingga nantinya mampu menyaring setiap informasi yang didapatkannya.

Lalu, literasi juga memiliki berbagai manfaat, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Menambah perbendaharaan kata "kosa kata" seseorang.
  • Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan menulis.
  • Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru.
  • Kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik.
  • Kemampuan memahami makan suatu informasi akan semakin meningkat.
  • Meningkatkan kemampuan verbal seseorang.
  • Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.
  • Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi seseorang.
  • Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata yang bermakna dan menulis.

Begitu banyak manfaat yang bisa didapatkan dari literasi, terutama bagi pengembangan diri. Masyarakat yang memiliki budaya literasi diyakini akan mengantarkan suatu bangsa ke gerbang kemajuan, karena hal itu menandakan tingginya minat masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, serta memiliki nalar kritis. 

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef, pernah menulis demikian, "Demokrasi hanya akan berkembang, di suatu masyarakat yang para warganya adalah pembaca, adalah individu-individu yang merasa perlu untuk membaca, bukan sekadar pendengar dan gemar berbicara." (Daoed Joesoef, 2004). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun