Mohon tunggu...
Irena Pramudita
Irena Pramudita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

new

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Convergence

14 April 2021   21:01 Diperbarui: 14 April 2021   21:06 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekarang ini, media semakin berkembang mengikuti perkembangan zaman. Berbagai media lama yang lebih dulu eksis di kalangan masyarakat mulai mengalami penurunan popularitas, ditambah dengan mulai berkembangnya berbagai macam teknologi baru seperti internet yang membuat popularitas media lama mengalami penurunan yang semakin parah. Hal ini menyebabkan para pemilik perusahaan media lama berpikir keras bagaimana caranya membuat perusahaan mereka bertahan dan tetap menjadi perusahaan media. 

Akhirnya, para perusahaan media lama beradaptasi dengan teknologi baru, sehingga menciptakan berbagai macam media baru. Hal tersebut dinamakan konvergensi media.

Konvergensi media tersebut tidak hanya sebatas pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga termasuk pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang mendorong konsumen untuk mencari informasi baru. 

Konvergensi media terjadi dengan melihat bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial dan menggunakan berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru, bentuk-bentuk baru media dan konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media.

Dalam konteks yang lebih luas, konvergensi media sesungguhnya bukan saja memperlihatkan kian cepatnya perkembangan teknologi. Konvergensi mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak. Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi yang penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan.

Munculnya fenomena konvergensi media ini, memaksa media konvensional melebarkan sayap dan masuk ke dalam jaringan internet untuk dapat mempertahankan atau memperluas bisnisnya. Jurnalisme konvergensi melibatkan kerjasama antara jurnalis media cetak, media siar, dan media Web (daring) untuk menghasilkan berita terbaik yang dimungkinkan, dengan menggunakan berbagai sistem penyampaian. Hal ini menyebabkan berkembangnya media konvensional menjadi digital. Media-media lama yang mengalami konvergensi media biasanya memiliki aplikasi atau website nya sendiri. Aplikasi atau website tersebut terbukti mampu menjembatani jalur transportasi pengiriman informasi media kepada khalayaknya. Akibatnya muncul jurnalisme online yang membuat wartawan untuk terus-menerus memperbaharui informasi yang mereka tampilkan seiring dengan temuan-temuan baru di lapangan. 


Dalam konteks ini, konsekuensi lanjutnya adalah berkurangnya fungsi editor dari sebuah lembaga pers karena wartawan relatif mempunyai kebebasan untuk segera memasukan informasi baru tanpa terkendala lagi oleh mekanisme kerja lembaga pers konvensional yang relatif panjang. 

Dalam konvergensi media, terdapat istilah interaktivitas. Interaktivitas telah menjadi istilah untuk sejumlah pilihan media baru yang berkembang dari penyebaran cepat jalur akses internet, digitalisasi media, dan konvergensi media. 

Definisi interaktivitasyaitu menggantikan komunikasi satu arah pada media massa konvensional dengan kemungkinan komunikasi dua arah dari web. Setiap individu dengan teknologi tepat guna sekarang dapat menghasilkan media online-nya dan termasuk gambar, teks, dan yang lainnya. Perkembangan teknologi media baru adalah metode baru bagi seniman untuk berbagi pekerjaan mereka dan berinteraksi dengan dunia besar. Unsur lain dalam interaktivitas termasuk radio dan televisi, surat untuk editor, partisipasi pendengar dalam program tersebut, komputer dan program-program aplikasi teknologi.

Sekitar tahun-tahun belakangan ini, konvergensi media semakin marak dilakukan oleh para perusahaan media konvensional. Konvergensi media yang dilakukan para perusahaan media konvensional ini pun tak hanya dilakukan pada tayangan berita saja, namun hampir seluruh produk tayangan yang mereka miliki. Sebagai contoh, tayangan music chart yang biasanya ditayangkan pada malam hari sekarang dapat ditonton kapan saja karena tayangan tersebut telah mengalami konvergensi media, dan tayangan tersebut ditayangkan di platform digital dari stasiun tv atau radio.

Saya pun memiliki pengalaman tersendiri ketika menggunakan media konvensional yang mengalami konvergensi media. Saya tidak hanya menggunakan satu macam media, namun saya menggunakan berbagai macam media yang mengalami konvergensi media untuk berbagai kepentingan, seperti membaca berita, mencari info-info terkini, mencari berita untuk tugas, ataupun hanya sekedar menikmati musik.  

Saya akan menceritakan pengalaman saya menggunakan konvergensi media berbentuk berita online. Saya dapat mengakses berita online melalui website atau aplikasi berita tertentu. Website atai aplikasi tersebut terkadang tidak hanya memuat sumber dari satu stasiun tv atau surat kabar saja, namun ada juga yang memuat sumber dari beberapa atau bahkan berbagai stasiun tv atau surat kabar.

Namun, berita itu sendiri terkadang tidak sengaja sayapada saat saya sedang membuka sosial media seperti instagram atau twitter. Dengan kata lain, konvergensi media yang saya alami tidak hanya saya lihat dari berubahnya perusahaan yang berjalan pada media lama ke media baru, namun berita itu sendiri pun berpindah dari media lama ke media baru.

Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, saya biasa membaca berita melalui media lama yang mengalami konvergensi media untuk sekedar membaca berita dan juga mencari info. Saya terbiasa membuka beberapa platform berita online untuk membaca dan menambah pengetahuan saya tentang apa yang sedang terjadi di dunia, negara kita, khususnya tempat saya tinggal. 

Sebagai contoh, pada saat banjir di daerah Pulau Sumbawa (yang mana waktu itu terjadi pada tahun 2017), saya membaca berita tentang daerah mana saja yang terdampak banjir dan tidak terdampak banjir, sehingga apabila saya ingin pergi ke daerah Pulau Sumbawa (jika memungkinkan) saya dapat menghindari daerah-daerah yang terdampak banjir.

Lalu, saya juga terbiasa membaca berita membaca berita melalui media lama yang mengalami konvergensi media untuk mencari bahan yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas. Sebagai contoh, pada waktu itu saya mendapat tugas untuk membuat essay tentang banjir yang terjadi di daerah Jakarta. 

Maka saya mencari berita tentang banjir yang terjadi di daerah Jakarta melalui platform berita online agar saya dapat menghemat waktu dan biaya, dan saya tidak perlu mencari koran ataupun terjung langsung ke daerah yang terdampak banjir di daerah Jakarta. Saya pun terkadang mendengarkan musik melalui media lama yang mengalami konvergensi media (yang mana pada kasus ini merupakan siaran radio yang disiarkan secara online atau streaming). 

Saya biasanya mendengarkan siaran radio secara online atau streaming melalui aplikasi radio tertentu yang tersediadan dapat diakses di AppStore maupun Google PlayStore. Jadi, saya tidak harus selalu membawa peralatan radio dan mencari keberadaan sinyal radio pada saat saya bepergian ataupun pada saat saya sedang mengerjaka tugas.

Saya (bisa dibilang) termasuk orang yang lumayan sering menonton televisi, entah karena ingin menonton acara favorit (mulai dari musik, kartun, hingga berita olah raga) atau karena ingin melakukan suatu pekerjaan karena semua pekerjaan sudah saya selesaikan. Saya juga termasuk orang yang sering sekali menonton televisi apalagi jika pada hari tertentu, seperti Sabtu dan Minggu, karena siaran televisi pada hari itu sangat beragam, dan juga karena acara-acara yang ada pada hari Sabtu dan Minggu  merupakan acara-acara favorit saya. 

Saya rela untuk bangun pagi pada hari Minggu hanya karena saya ingin menonton kartun Spongebob Squarepants, lalu berpindah stasiun televisi dan dilanjut dengan menonton Doraemon, lalu berpindah stasiun lagi dan melanjutkan menonton Upin Ipin, dan kemudian diakhiri dengan menonton Ben 10.

Namun, pada saat ini saya tidak perlu menunggu hingga akhir pecan (hari Sabtu dan Minggu) untuk menonton atau menyaksikan acara-acara favorit saya, dikarenakan pada saat ini saya dapat menyaksikan siaran ulang acara-acara tersebut melalui platformsiaran televisi secara online, melalui aplikasi siaran televisi online yang dapat diakses melalui AppStore maupun Google Playstore. 

Selain melalui aplikasi siaran online, acara-acara tersebut juga dapat kita saksikan siaran ulangnya melalui aplikasi YouTube, karena perusahaan televisi pada saat ini telah memiliki akun dan channel YouTube nya masing masing agar dapat diakses dengan mudah oleh para pemirsa dan penonton setianya.

Media-media yang mengalami konvergensi media dari media lama ke media baru memiliki berbagai macam potensi yang menurut saya masih dapat dikembangkan. Potensi-potensi tersebut mencakup penghematan anggaran untuk jurnalisme, pengumpulan dan klasifikasi berita yang lebih mudah, hingga penyampaian berita yang lebih cepat kepada khalayak masyarakat. Jurnalisme yang terhematkan anggarannya dan mudahnya klasifikasi serta pengumpulan berita tersebut dikarenakan media-media tersebut dapat menerima berita secara langsung dari masyarakat tanpa harus mengirim jurnalis atau reporter ke tempat asal berita tersebut, dan berita-berita tersebut dapat dengan mudah disiarkan secara online kepada khalayak masyarakat.

Media-media tersebut dapat dikembangkan bahkan dengan kemungkinan memiliki variasi-variasi metode yang baru. Mungkin di masa depan kita akanmenemukan hal-hal yang lebih menakjubkan dan tidak terduga sama sekali akibat konvergensi media dari media lama ke media baru, atau bahkan akan terdapat media yang lebih "baru" dari media baru pada saat ini.

Namun, media konvergen juga memiliki kekurangan, seperti dapat dengan mudah meneriman dan menyebarkan berita palsu atau hoax dikarenakan kurangnya pengecekan ulang atau cross-check yang mana harusnya selalu dilakukan oleh media setiap kali menerima dan mengumpulkan berita. Karakteristik komunikasi massa tradisional dimana umpan baliknya tertunda menjadi lenyap karena kemampuan interaktif media konvergen. 

Sifat interaktifitas dari penggunaan media konvergen telah melampaui kemampuan potensi umpan balik (feedback) karena pengakses media konvergensi memberikan umpan balik secara langsung atas informasi yang disampaikan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru dalam melihat fenomena komunikasi massa karena sifat interaktifitas media komunikasi baru, dan juga pokok-pokok pendekatan linear (SMCRE = source-message-channel-receiver-effect/feedback) komunikasi massa terasa kurang relevan lagi untuk media konvergen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun