Mohon tunggu...
Irena Adinda Putri
Irena Adinda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Not a great writer, but I try to write well

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Memahami Personal Branding dan Waspadalah terhadap Fake Giveaway!

16 Desember 2021   12:14 Diperbarui: 16 Desember 2021   12:46 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber Gambar : Freepik

Perkembangan teknologi di Indonesia semakin berkembang pesat yang memudahkan masyarakat untuk melakukan segala aktivitas dipenuhi dengan segala kecanggihan. Salah satunya adanya perkembangan media sosial yang semakin canggih. Dengan adanya media sosial, masyarakat akan mudah untuk berinteraksi dengan orang lain.  Saat ini, beberapa public figure juga banyak yang menggunakan media sosial untuk menunjukkan karya mereka. Hal tersebut menyebabkan adanya pertumbuhan industri hiburan (entertainment) membuat persaingan menjadi semakin ketat. Keberhasilan seorang public figure dalam membangun citranya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pemahaman yang akurat tentang target audiens, lingkaran sosial, representasi diri di media, dan bagaimana ia berinteraksi di media sosial. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan personal branding yang dibentuk.

Personal branding merupakan identitas pribadi individu yang mampu menciptakan respon emosional orang lain terhadap kualitas dan nilai yang dimiliki individu tersebut (O'Brien, 2007). Personal branding dapat mengatur presepsi seseorang terhadap orang lain, dengan menceritakan pengalaman kepada orang lain secara natural sehingga orang lain berpikir bahwa persepsi tersebut dibangun dengan sendirinya (Montoya, 2002). Tidak hanya itu, self-presentation di kalangan public figure juga berperan penting untuk mendapatkan pengikut baru. Self-presentation merupakan cara yang dilakukan individu untuk menunjukkan dirinya di lingkungan sosial, bagaimana individu tersebut ingin dilihat oleh orang lain (Goffman, 1959).

Beberapa public figure memanfaatkan media sosial seperti YouTube, Instagram, Twitter untuk membuat konten yang bertujuan mempromosikan dirinya agar lebih dikenal oleh masyarakat. Salah satunya adalah konten giveaway. Giveaway adalah sebuah strategi dalam pemasaran dengan membagikan hadiah dengan berbagai persyaratan tertentu. Mengingat public figure juga merupakan seorang influencer yang merupakan sosok berpengaruh, tren ini tentu saja menimbulkan respon pro dan kontra baik dari masyarakat maupun public figure itu sendiri. Banyaknya informasi tentang cara mendapatkan giveaway, banyak juga orang sebagai penonton mengharapkan hadiah gratis dari tren ini. Kegiatan membagikan hadiah secara gratis kepada penonton dengan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Misalnya dengan mengikuti akun Instagram penyelenggara dan sponsor, memberikan komentar yang menarik, menandai sejumlah teman tertentu, memposting kegiatan giveaway di media sosial peserta, dan lain-lain. Disisi lain, giveaway justru menimbulkan kontra terhadap masyarakat. Beberapa masyarakat dirugikan dengan adanya penipuan pesan singkat atau SMS penipuan berkedok giveaway mengatasnamakan public figure ternama. Pesan singkat tersebut berisi perkataan yang memberikan selamat karena telah memenangkan giveaway senilai puluhan juta rupiah. Tidak hanya itu, dalam pesan singkat, masyarakat juga diminta untuk mengirimkan balik sejumlah uang yang nominalnya cukup besar kepada nomor rekening yang telah dibagikan pada pesan singkat tersebut. Perlu diketahui, jika mendapatkan pesan singkat yang seperti itu sudah pasti bukan dari orang-orang yang terpercaya. Giveaway yang asli hanya memberikan hadiah kepada yang berhak bukan malah meminta mengirimkan uang kepada pemberi giveaway.



REFERENCE :

Goffman, E. (1959). The presentation of self in everyday life. New York: Anchor Books.
Johnson, K. (2017). The Importance of Personal Branding in Social Media: Educating Students to Create and Manage their Personal Brand. International Journal of Education and Social Science, 21-27.
Montoya, P. (2002). The Personal Branding Phenomenon. New York: Personal Branding Press.
O'Brien, T. (2007). Sior Professional Report Archive. Retrieved from http://www.sior.com/resources/sior-report/professional-report-archive/professional-reportarchive-past-print-issues

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun