Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tips Membangun Porto Folio Diri

14 Agustus 2023   15:30 Diperbarui: 14 Agustus 2023   15:44 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan untuk artikel tips membangun porto folio diri

Tips membangun Portofolio diri
Ditulis oleh : Eko Irawan

Apakah semua lulusan perguruan tinggi akan terserap di dunia kerja? Dalam beberapa forum reuni lulusan sekolah atau kampus baik offline atau online melalui grup chat medsos, ada beberapa person yang sengaja tidak menampakan diri. Kenapa? Reuni sebenarnya ajang silaturahmi, saling bercerita kemana pasca lulus. 

Cerita ini bagi sebagian orang justru bikin tersinggung, karena setelah lulus tersebut belum sukses seperti teman lainnya. Bagi yang belum sukses, di forum reuni serasa isinya hanya pamer harta, kekayaan dan karier. Minder bisa terjadi saat ada patungan biaya untuk bayar kegiatan reuni harus bayar sejumlah uang dan kenyataannya tidak mampu. 

Capaian sukses tiap orang memang berbeda dan tidak bisa dianggap sama. Lulus sekolah atau kuliah bukan tiket hidup bahagia, kecukupan harta dan bisa membeli apapun yang disuka. Lulus adalah Medan pertempuran penuh persaingan dan perjuangan. Ada kalah menang. Ada juara dan ada yang tersingkir hingga untuk biaya hidup paling dasar pun tidak tercukupi. 

Paradigma lama, lulus kerja ikut orang atau instansi sehingga pasca lulus hanya sibuk melamar kerja kesana kemari dan waktu habis hanya menunggu panggilan kerja. Seseorang secara finansial memang ada dalam dua taraf kondisi. 

Pertama sebagai pewaris, dari jalur orang tuanya sudah kaya sehingga soal uang dan kebutuhan tidak ada masalah signifikan bahkan dengan nganggur ibaratnya sampai 7 turunan tetap digdaya financial karena beruntung menguasai kekayaan karena keturunan. 

Sementara yang kedua adalah perintis. Dalam status perintis ini ada dua kondisi, mereka yang sukses dan jadi pemenang, tapi ada juga perintis yang kurang beruntung dan gagal. Untuk bangkit lagi sangat susah karena terjebak hutang menumpuk untuk biaya hidup sehari hari. Apa yang harus dilakukan para fresh graduate agar waktu yang dimilikinya tidak sia sia, artikel berikut mencoba menginspirasi agar yang muda bukan sibuk mencari tapi ciptakan lapangan kerja sendiri. Mari sama sama berjuang meraih sukses sesuai impian masing masing.

Muda punya Porto polio Mempesona

Muda nyantai, tua kaya raya bukanlah prinsip visioner yang menjamin seseorang pasti hidup enak dimasa tua. Siapa yang menjamin anak muda hobby nongkrong, ngopi dan terus menuntut orang tuanya untuk mencukupi life stylenya yang hedonisme, saat tuanya nanti bisa nyaman sejahtera. Mereka akan tersadar setelah tua karena tidak punya ketrampilan yang bisa dijual dan dibutuhkan. Apakah akan berebut warisan atau jadi pecundang yang kesana kemari cari hutangan yang tidak bisa dibayarkan kapan pengembaliannya. Iya jika makin tua makin sehat perkasa, tambah usia bukan tambah kuat digdaya. Kita bisa lihat bapak dan ibu berusia lanjut masih mengais rejeki dijalanan. Jangan salahkan nasib atau takdir. Itu alasan paling bodoh yang ditertawakan langit bumi. Hakikat diberi usia muda, sehat, kuat dan punya otak jernih adalah untuk tangguh jadi pejuang yang mampu merebut peluang.  

Bisa apa, mulai sekarang. Selagi muda. Muda punya porto polio mempesona. Tunjukan itu. Jangan hanya diam dikamar main game atau hp melulu, kalau paketan pulsa handphone habis marah marah pada ortu minta paketan. Dikira ortumu punya gudang uang apa?

Porto polio harus dibangun sejak muda. Itu potret dirimu agar dihargai dan punya nilai lebih. Semakin hebat porto poliomu, kamu tak perlu cari kerja, tapi kamulah pencipta lapangan kerjamu sendiri. Lebih asyik punya sendiri, dari pada diatur atur ikut orang atau instansi. Coba tanya mereka yang terlanjur terikat disebuah instansi. Gaji terjamin, tapi kebebasanmu sirna. Ada banyak larangan dan aturan yang membuat kamu terlena. Bahkan saat melamar kerja, disana ada persyaratan sanggup bekerja dalam tekanan.

Porto polio beda dengan pengalaman. Dalam lamaran kerja atau CV yang tercantum adalah riwayat pendidikan dan pengalaman kerja yang pernah dijalani, sementara porto polio adalah capaian hasil kerja dan kemampuan kreatif seseorang. Porto polio menunjukan bisa apa kamu sehingga keahlian spesialmu itu layak diapresiasi dengan sebaik mungkin. Saya punya kenalan seorang anak muda yang mampu bikin video dengan ciamik. Selepas lulus dia tak pernah melamar kerja kemanapun. Karya porto polio dialah yang mengundang sebuah perusahaan untuk merekrut dia agar bergabung dengan fasilitas terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun