Konsep social capital (modal sosial) dan social economy (ekonomi sosial) semakin menjadi perhatian penting dalam pembangunan ekonomi, terutama di kawasan kepulauan yang memiliki tantangan yang cukup serius di sebebkan oleh persaingan pasar global. Kedua konsep ini dapat memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi kepulauan yang di mana berfokus pada potensi lokal sebagai basis pembangunan
Dalam konteks provinsi kepulauan, hubungan antarindividu dan antar kelompok berperan besar dalam pengelolaan sumber daya alam dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Jaringan sosial yang kuat dapat meningkatkan peluang untuk berkolaborasi dalam berbagai sektor, seperti perikanan, pertanian, dan pariwisata.
Di sisi lain, sosial ekonomi daerah kepulauan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, infrastruktur, serta peluang ekonomi yang terbatas oleh jarak dan isolasi. Riset oleh Firdaus (2020) menunjukkan bahwa provinsi kepulauan sering menghadapi kesulitan dalam akses ke layanan publik dan sumber daya ekonomi yang ada, akibat terbatasnya infrastruktur transportasi dan komunikasi. Namun, meskipun demikian, masyarakat di wilayah ini sering kali menunjukkan ketangguhan dalam membangun ekonomi berbasis potensi lokal. Misalnya, sektor perikanan yang menjadi sumber utama pendapatan bagi banyak keluarga di provinsi kepulauan, membutuhkan jaringan sosial yang solid untuk mengelola hasil tangkapan dan distribusinya secara efektif.
Menurut studi oleh Nugroho (2018), keberadaan sosial kapital yang baik di daerah kepulauan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatasi tantangan sosial ekonomi yang dihadapi, seperti rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya akses ke lapangan pekerjaan. Selain itu, adanya norma dan kepercayaan yang tinggi dalam masyarakat juga dapat memfasilitasi distribusi bantuan dan pengelolaan sumber daya bersama yang lebih efektif, yang pada akhirnya mendorong pembangunan ekonomi yang memberikan akses dan kesempatan yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat.
Modal sosial dapat memiliki efek ekonomi yang terlihat (seperti dalam pengembangan koperasi yang mempromosikan keberhasilan komunal) serta berkontribusi pada tatanan sosial secara umum di daearah kepulauan yang diukur dengan indikator yang kurang nyata seperti kepercayaan, rasa kebersamaan dan kualitas hidup.
Pengertian Social Capital
Social capital merujuk pada jaringan hubungan sosial, kepercayaan, dan norma-norma yang memungkinkan individu atau kelompok bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks ekonomi kepulauan, modal sosial ini bisa berupa ikatan kekeluargaan, gotong royong, dan kerjasama antara komunitas lokal, yang dapat meningkatkan daya saing dan ketahanan ekonomi suatu wilayah.
Woolcock dan Narayan (2000) mendefinisikan modal sosial sebagai "norma dan jaringan yang memungkinkan orang untuk bertindak secara kolektif". Istilah 'sosial' menyiratkan bahwa modal tersebut dihasilkan dari sifat interaksi antar manusia. Modal sosial meliputi ikatan 'ikatan' dalam sekelompok orang dan hubungan 'menjembatani' di antara kelompok (ibid.)
Robert Putnam (2000), adalah salah satu tokoh utama dalam studi modal sosial. Dalam bukunya Bowling Alone, ia mendefinisikan modal sosial sebagai jaringan, norma, dan kepercayaan yang memfasilitasi kerjasama antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Menurutnya, modal sosial dapat membantu memperkuat solidaritas sosial dan meningkatkan efisiensi ekonomi dalam suatu masyarakat.
Secara umum, para ahli sepakat bahwa modal sosial mencakup berbagai bentuk hubungan sosial yang mendukung kerjasama antar individu atau kelompok dalam masyarakat. Modal sosial memainkan peran penting dalam memperkuat kepercayaan, meningkatkan kolaborasi, dan menciptakan peluang ekonomi, terutama di wilayah-wilayah yang menghadapi keterbatasan sumber daya.
Pengertian Social Economy
Social economy adalah pendekatan ekonomi yang menekankan pada kesejahteraan sosial, keberlanjutan, dan distribusi kesejahteraan yang adil, di mana kegiatan ekonomi dilakukan untuk kepentingan masyarakat daripada hanya untuk profit pribadi. Model ini melibatkan organisasi non-profit, koperasi, dan inisiatif sosial yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat dan peningkatan kualitas hidup.
Disisi lain Sosial ekonomi diartikan sebagai posisi seseorang yang dilihat dari tingkat pendapatannya, ketika di lingkungan sosial bermasyarakat yang digunakan untuk mengukur tingkat sosial ekonomi tersebut adalah jenis kegiatan ekonomi yang dilakukan serta pendidikan yang telah ditempuh.
Sosial Ekonomi Menurut Para Ahli
Defourny dan Nyssens (2006), Ekonomi sosial adalah suatu model ekonomi yang menggabungkan kegiatan ekonomi dan tujuan sosial, dengan melibatkan organisasi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan sosial, bukan hanya mengejar keuntungan. Organisasi-organisasi ini termasuk koperasi, asosiasi, atau lembaga nirlaba yang beroperasi berdasarkan prinsip demokrasi dan partisipasi aktif anggotanya.
Jean-Louis Laville (2000), Laville mendefinisikan ekonomi sosial sebagai suatu bentuk kegiatan ekonomi yang mengutamakan solidaritas dan kesejahteraan sosial. Dalam ekonomi sosial, pengelolaan organisasi dilakukan oleh anggota dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas, serta berfokus pada kepentingan sosial daripada keuntungan finansial semata.
Murray (2009), Murray menyebut ekonomi sosial sebagai sebuah sektor yang menggabungkan usaha untuk mencapai tujuan sosial yang relevan bagi masyarakat, dengan tetap menjaga keberlanjutan dan kelangsungan usaha. Organisasi dalam ekonomi sosial mengutamakan kesejahteraan sosial dan lebih sedikit terfokus pada pembagian keuntungan.
Definisi dari European Commission (2011), Ekonomi sosial didefinisikan sebagai suatu sektor yang terdiri dari organisasi yang memiliki tujuan sosial, yang dimiliki dan dikelola secara demokratis, dan berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa mengutamakan keuntungan pribadi. Beberapa contoh organisasi ini meliputi koperasi, asosiasi, yayasan, dan perusahaan sosial.
Peter Utting (2005), Menurut Utting, ekonomi sosial adalah suatu model yang menekankan pada pembangunan yang berkelanjutan dan mencakup kegiatan ekonomi yang berorientasi pada tujuan sosial, seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan keadilan sosial, serta memperbaiki kualitas hidup komunitas lokal.
Peran Social Capital dalam Pembangunan Ekonomi Kepulauan
Di kepulauan, di mana sumber daya alam dan aksesibilitas bisa terbatas, social capital memainkan peran penting dalam mengoptimalkan potensi lokal. Modal sosial dapat memperkuat hubungan antar warga, mempercepat proses pemecahan masalah bersama, dan meningkatkan ketahanan ekonomi melalui jaringan yang solid. Contohnya adalah komunitas nelayan yang saling berbagi informasi dan sumber daya untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan atau meminimalkan kerugian akibat bencana alam.
Selain itu, social capital juga penting untuk memperkuat kemampuan komunitas dalam menghadapi tantangan globalisasi, seperti perubahan iklim, yang sering kali lebih dirasakan di wilayah kepulauan. Kerjasama antar kelompok masyarakat bisa membantu menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Di wilayah kepulauan, hubungan sosial yang kuat antar komunitas sangat penting untuk mempermudah pertukaran informasi, ide, dan sumber daya. Social capital membantu menciptakan jaringan kolaboratif antar individu atau kelompok yang lebih besar, yang memungkinkan mereka untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan bersama, seperti pemasaran produk lokal, pengelolaan sumber daya alam, atau pembiayaan proyek komunitas Lokal.
Modal sosial membantu membangun kepercayaan antara berbagai pihak di dalam masyarakat, yang sangat penting untuk meningkatkan kerjasama dalam kegiatan ekonomi. Ketika masyarakat saling percaya, mereka lebih mudah berkolaborasi dalam proyek-proyek pembangunan ekonomi, mengurangi transaksi yang tidak efisien dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Solidaritas juga mendorong adanya pembagian keuntungan yang lebih adil dan mengurangi ketimpangan sosial.
Peran Social Economy dalam Pembangunan Ekonomi Kepulauan
Ekonomi sosial dapat memberikan solusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah kepulauan. Organisasi-organisasi ekonomi sosial seperti koperasi atau usaha sosial dapat menjadi sarana yang efektif dalam mengelola dan mendistribusikan sumber daya secara lebih adil, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Sebagai contoh, koperasi yang mengelola hasil alam atau hasil pertanian dengan prinsip berbagi keuntungan dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Koperasi juga dapat membantu mengatasi masalah akses pasar bagi produk-produk lokal dan meningkatkan daya tawar masyarakat dalam perdagangan.
Ekonomi sosial membantu mengatasi ketimpangan sosial yang sering terjadi di daerah kepulauan, di mana beberapa kelompok masyarakat mungkin terisolasi dari sumber daya dan peluang ekonomi. Melalui model usaha yang berbasis pada kepentingan sosial dan bukan keuntungan semata, ekonomi sosial menciptakan kesempatan yang lebih adil bagi semua lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekonomi, baik itu dalam sektor perikanan, pertanian, atau industri kreatif.
Ekonomi sosial di kepulauan memiliki peran yang sangat strategis dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan mengutamakan nilai-nilai solidaritas, kerjasama, dan keberlanjutan, ekonomi sosial membantu memperkuat komunitas lokal, mengurangi ketimpangan sosial, serta meningkatkan ketahanan ekonomi yang lebih mandiri dan berdaya saing. Dalam konteks kepulauan, ekonomi sosial memberikan landasan yang kuat untuk membangun ekonomi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat secara luas.
Integrasi Social Capital dan Social Economy
Integrasi antara social capital dan social economy sangat penting dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan sosial. Social capital menyediakan jaringan sosial, kepercayaan, dan norma-norma kolektif yang memperkuat pelaksanaan kegiatan ekonomi sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, mengurangi ketimpangan, dan memastikan keberlanjutan sumber daya. Sementara itu, ekonomi sosial memberikan struktur dan organisasi untuk mewujudkan potensi modal sosial dalam mendukung pembangunan ekonomi yang adil dan sejahtera. Dengan mengintegrasikan keduanya, daerah kepulauan dan komunitas-komunitas lainnya dapat mencapai ketahanan ekonomi yang lebih besar dan lebih mandiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI