Mohon tunggu...
Iranti Mantasari
Iranti Mantasari Mohon Tunggu... -

A muslimah, book lover, media observer, political Islam enthusiast, learner, and someone who wish to enlighten the world through her writings.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Terbukanya "Pandora Box" Kota Malang

16 September 2018   14:29 Diperbarui: 16 September 2018   14:50 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat sistem di Indonesia ini seperti membuka kotak Pandora. Dalam mitologi Yunani, kotak Pandora ini diibaratkan sebagai kotak yang jika dibuka maka seluruh kejahatan dan keburukan akan menjangkiti manusia.

Terlepas dari keshahihan mitologi ini, namun analoginya bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi saat ini. Bahwa sistem di Indonesia ini dapat mentransformasikan malaikat menjadi iblis. Orang yang baik bisa berubah menjadi korup. Orang yang shalih pun bisa disulap menjadi ahli maksiat.

Hal lain yang tak kalah miris dari beberapa penjelasan di atas adalah bahwa para pelaku yang ditetapkan menjadi tersangka tersebut tidak sedikit yang tertulis "Islam" dalam kolom agama di KTP mereka. Padahal merupakan hal yang jelas dipahami bahwa perbuatan korupsi, suap, ataupun gratifikasi semua sama haramnya di dalam Islam, tak peduli besar atau kecilnya nominal yang diterima oleh si pelaku.

Inilah yang sering luput dari pandangan publik terkait berbagai masalah yang melanda negeri. Seluruhnya dilihat hanya sebatas perilaku oknum yang tidak bertanggungjawab semata. Namun akar masalah mendasarnya tak dilirik bahkan diabaikan. 

istem politik sekuler yang diterapkan dalam negeri ini sejatinya adalah hulu atau induk dari sekian banyak problematika yang terjadi. Sekularisme yang menihilkan peran agama bahkan Tuhan dalam menjalankan pemerintahan sangat mungkin akan melahirkan pemangku jabatan yang juga jauh dari aturan ilahi.

Tersebab itulah, para pejabat, termasuk di dalamnya adalah mereka yang menyandang gelar sebagai wakil rakyat yang di pundak mereka terdapat amanah umat, sangat urgen untuk bisa hidup dan beraktivitas dalam sistem yang meniscayakan otoritas Tuhan di dalamnya.


Terlebih mayoritas dari mereka adalah Muslim, maka otoritas Allah sebagai sebaik-baik pembuat aturan bagi seluruh hambaNya sama sekali tak boleh dihilangkan. Jika peran Allah tetap dihilangkan dalam mengatur banyak aspek kehidupan, termasuk pemerintahan, maka hal itu sama saja dengan membiarkan negeri ini terus menerus berada dalam jurang kemaksiatan.

Ditulis oleh: Iranti Mantasari, BA.IR
Mahasiswi Pascasarjana Universitas Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun