Akhir-akhir ini, media sosial ramai dengan berbagai curhatan mahasiswa yang merasa kehilangan arah, tidak bersemangat kuliah, bahkan mempertanyakan makna dari hidupnya. Banyak dari mereka mengaku bingung dengan pilihan jurusan, cemas soal masa depan, dan merasa tertinggal dibanding teman sebayanya yang terlihat “lebih sukses”. Fenomena ini dikenal dengan istilah quarter life crisis, yaitu krisis emosional yang umum dialami oleh individu berusia 18–25 tahun — usia yang identik dengan masa kuliah.
Mahasiswa, sebagai generasi muda yang sedang berada di fase transisi menuju kedewasaan, kerap dihadapkan pada banyak tekanan. Mereka dituntut untuk berprestasi, lulus tepat waktu, mendapatkan pekerjaan layak, sekaligus menjaga keseimbangan kehidupan sosial dan pribadi. Namun, di balik semangat meraih mimpi, tak sedikit yang justru merasa terjebak dalam tekanan dan ketidakpastian arah hidup.
Apa itu Quarter Life crisis?
Quarter life crisis merupakan kondisi psikologis ketika seseorang mengalami kebingungan, keresahan, dan perasaan tidak puas terhadap dirinya sendiri. Menurut psikolog Alexandra Robbins (2019), krisis ini muncul karena adanya kesenjangan antara ekspektasi dengan kenyataan hidup. Pada usia awal dewasa, individu mulai dihadapkan pada berbagai pilihan besar — karier, hubungan, dan identitas diri — namun belum memiliki kestabilan emosional yang kuat untuk menghadapinya.
Bagi mahasiswa, fase ini bisa muncul sejak awal masa kuliah, terutama ketika mereka mulai mempertanyakan apakah pilihan jurusan, gaya hidup, dan masa depannya sudah sesuai dengan keinginan pribadi atau hanya mengikuti tekanan lingkungan.
Faktor Penyebab Quarter Life Crisis di Kalangan Mahasiswa;
1. Tekanan Akademik dan Tuntutan Prestasi
Banyak mahasiswa merasa terbebani dengan tuntutan akademik yang tinggi, mulai dari menjaga IPK, tugas menumpuk, hingga kekhawatiran terhadap skripsi dan kelulusan.
2. Ekspektasi Sosial dan Keluarga
Harapan orang tua agar anaknya segera sukses atau mendapatkan pekerjaan tetap seringkali menjadi tekanan tersendiri.
3. Pengaruh Media Sosial