Mohon tunggu...
Ira Rosi
Ira Rosi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Patah Hati, Pahat Hati

7 Juli 2018   12:04 Diperbarui: 7 Juli 2018   12:34 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pernahkah kamu merasa benar" sulit bernapas, padahal tidak dalam keadaan tenggelam di air, atau ditindih sesuatu yang berat. Atau merasa ada yang menamparmu sangat keras, padahal tidak begitu kenyataannya, atau merasa duniamu seakan" mau runtuh padahal tak belum kiamat. Merasa dilucuti harga dirinya, apalagi kamu adalah seorang perempuan.

Itu yang hari ini saya rasakan, ralat. . Kemarin.  merasa sakit dan sedih, tak berarti walaupun rasa"nya saya masih memiliki segalanya. 

Ini tentang bagaimana saya menjalani hidup dengan berusaha bahagia walaupun awalnya tidak seutuhnya benar begitu,  menahan tangis dalam tawa sumbang, dan berusaha mengikhlaskan hal yang mungkin benar adanya bukan milikku. Karna yang memiliki memang hanya yang Maha Memiliki, hanya saja seringkali manusia merasa bahwa apa yang ia miliki sekarang memang miliknya bukan milik siapapun, dan itu memang sifat alaminya. 

Saya adalah seorang perempuan yang sama seperti perempuan kebanyakan,  bahagia, punya banyak teman, keluarga yang menyenangkan dan kehidupan yang rasanya seperti sempurna sekali,  walaupun keluarga saya sederhana tapi saya cukup bahagia. 

Saya juga pernah tau, bagaimana rasana pacaran, diberi kado dan janji-janji palsu nan menggoda oleh para buaya, lalu setelah itu putus, dan tetap hidup normal setelahnya, hanya sedikit patah hati dan kemudian kembali senang,  tapi ada sesuatu hal yang seringkali membekas setelah pacaran lalu putus. Sesuatu yang membuat hati saya mencelos saat mengingatnya, menyesal berkepanjangan Tiada habisnya. 

apa yang saya dapatkan dari berpacaran??  Membiarkan dirimu dibeli dengan sekotak cokelat dan ditambahi bumbu rayuan kata" manis sedikit.  Setelahnya kau rela datang dan melakukan apapun atas mintanya,  memberi namamu diatas namanya, hanya demi kata"nya yang menggelitik hati rela berbohong pada orang tua demi bertemu dengannya. 

ahh tapi itu dulu, sudah lama sekali rasanya,  Cinta monyet yang manis pahit jika dikenang..  Lalu aku melanjutkan hidup dengan bahagia setelahnya, sampai suatu hari, perasaan itu menemuiku kembali,  dengan kekuatan yang lebih besar,  Cinta yang tak beralasan, namun sanggup membuatku merasa duka melebihi apapun. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun